Minggu, 22 Desember 2013

Bullshit Episode : Why Eternal Grace Should be Revive?

Aku cuma mau jelaskan satu hal sebelum masuk ke episode ini. Bullshit Episode bukanlah berarti saya bicara soal kebohongan kosong, tapi ini adalah segmen khusus di blog saya yang memberi saya ruang untuk rant tentang sesuatu hal, tidak fokus hanya pada hal-hal yang saya review, tapi lebih dari itu.

Eternal Grace adalah sebuah game yang dibuat oleh developer Indie Indonesia yaitu Enthrean yang terbit tahun 2011 kemarin.  Sayang sekali game ini mengalami masalah biaya dan diharuskan untuk... mati alias tidak dilanjutkan ke episode selanjutnya.  



Game Eternal Grace bercerita tentang seorang pemuda bernama Razh yang hidup sebagai seorang yang menerima kerja apapun asal dirinya mendapatkan uang.  Saat di sebuah tavern, dia diganggu oleh komplotan yang bernama Kupluk Ranger.  (Yeah, I’m not kidding). Masalah itu menyebabkan Razh bertemu dengan seorang gadis bernama Millia.  Gadis ini cukup centil dan Ke-GE-ER-an dan meminta Razh untuk mengantarnya pergi ke kota seberang. 



Di sinilah awal mula petualangan Razh dengan Millia dan itulah episode satu Eternal Grace
Kenapa saya sangat mendukung game ini, well banyak hal yang sangat menarik di game ini.  Pertama game ini tidak punya RANDOM BATTLE. Musuh terlihat jelas di dalam layar dan jika kau menyentuhnya kalian lanjut ke battle mode.  Realtime battle, game ini pakai sistem Realtime Battle mode, tapi tidak seperti Star Ocean atau Tales series.  Real time di sini kita memakai semua karakter secara bergantian.  Kamu bisa mengganti karakter di tengah pertarungan kapanpun.  Karakter-karakter ini bisa di kombinasi kombo, seperti Razh menyerang empat kali dengan tangan besinya lalu dilanjutkan pistol dari Millia, lalu lanjut dengan Skill dari Razh.  Begitu banyak eksperimen yang bisa digunakan untuk membuat gamer tetap terhibur.



Game ini sangat menyunjung tinggi namanya persiapan sebelum masuk ke battle.  Karena kamu hanya bisa bawa tiga jenis item di dalam battle.  Tiga jenis item itu bisa digunakan kapanpun bagusnya setiap karakter punya slot masing-masing.  Begitu juga skill slot yang bisa digunakan kapanpun.
Memainkan game ini sangat asik jika menggunakan Controller, apa lagi console gamer seperti saya.  Asiknya game ini cukup dengan memasang Controller di laptop/komputer anda, maka seluruh tombol akan tersetting otomatis.
Karakterisasi game ini menarik, terutama saya harus akui adalah karakter Millia. Karakter lain yang aku ingat seperti dia adalah ikan biru yang bersama ayahnya Nemo yang mengalami flash amnesia atau lupa ingatan dalam jangka pendek. Karena itu Millia selalu membawa buku catatannya kemana-mana untuk membantunya mengingat.  Razh sendiri adalah karakter yang menarik yang benar-benar mata duitan, selain uang dia ga akan peduli apapun di sekitarnya.  Dia tipe, “As long you pay me, I will do it.”

Game ini punya mini game yang asik untuk dimainkan disamping misi utama.  Yaitu Hexacard.  Game ini agak mengingatkanku dengan game kartu di Final Fantasy VIII dengan tetap mempunya fitur yang orisinil.



Game ini juga berusaha menampilkan hal-hal yang berbau Indonesia, terutama atmosfer yang ingin ditunjukkan di dalam game.  Salah satunya adalah dimana ada karakter yang memakai pakaian adat Indonesia seperti blangkon.




Fitur lain yang perlu saya sebut adalah mission segmen. Yups, pernahkah kamu memainkan game dan kemudian berhenti karena ada suatu hal yang penting kamu harus kerjakan, lalu setelah beberapa lama kamu mau main game itu lagi dan bener-bener lupa sama apa yang harus kamu lakukan selanjutnya? Tapi di game ini, itu bukanlah masalah. Karena setiap misimu dicatat dan memudahkan gamer untuk brainstorming tentang apa yang harus mereka lakukan.



Game ini punya sistem EXP yang agak-agak annoying, karena kamu hanya bisa menaikan EXP untuk karakter yang melakukan aksi.  Karakter lain tidak akan dapat EXP sama sekali jika kamu tidak pernah memakainya.  Karena itu pemakaian karakter yang seimbang perlu diperhitungkan.  Bicara soal itu, game ini tidaklah mengharuskan bahwa Razh akan jadi center of point interest all the time, kadang pusat cerita berpindah ke karakter yang lain.
Di game tidak ada namanya dijual senjata, karena senjata meningkat berdasarkan blacksmith. Tapi tidak seperti di Suikoden, asal ada uang kamu bisa lakukan Black Smith? Di sini, kamu juga harus mencari bahannya untuk melakukan blacksmith. 



Musik di game ini juga bagus, terutama winning music.
Sekarang kita bicarakan hal yang perlu mengalami perbaikan dari Eternal Grace.  Pertama mungkin adalah masalah tidak adanya indikasi sebuah bangunan.  Saya awalnya kebingungan mencari di mana Inn di dalam game. Saya pun harus mencari satu per satu rumah untuk mencari di mana Inn tersebut. 



Kedua adalah sepertinya baik kalau saat menang dari battle menunjukkan gambar winning pose dari karakter yang berhasil mengalahkan musuh terakhir?



Ketiga, saat di dalam battle tidak ada pause button.  Kadang saat di dalam battle, terutama battle yang panjang (lawan boss) aku kebelet pengena ke kamar mandi saya ga bisa lakukan. Entah karena memang ga ada pause button atau saya memang ga menemukannya.
Keempat, ada beberapa penulisan yang salah. Seperti saat menggunakan barang atau uang. Yang tertulis adalah Stuff lost, but I’m not lost it, I spend it. 


Kelima, saya menemukan beberapa glitch dan bug.  Seperti saat saya ke ujung jalan tapi tidak bisa pindah ke tempat sebelahnya, atau jika saya tidak sengaja menekan tombol defend setelah mengalahkan musuh di battle, maka saya stuck dalam defend mode, dan saat jalan dia kayak menyeret-nyeret kakinya, saat menyelesaikan misi Aruna, saya menemukan ada dua Aruna.



Sekarang beberapa hal yang aku rasa baik untuk mulai dipikirkan tim developer di episode 

Walking Glitch

Selanjutnya.  Rasanya bagus jika ada dua tipe EXP, EXP yang di dapat hasil menang dari battle. Intinya base EXP.  Jadi saat menang semua party dapat EXP, tapi EXP tambahan didapat jika karakter tersebut dipakai bertarung di battle mode, ini karena bakal sulit membuat karakter kuat secara merata.  Kedepannya ada semacam combination attack dimana dua orang atau lebih melakukan serangan bersamaan hingga terkesan keren walau butuh beberapa requirement untuk melakukannya.  Seperti saat main Warrior Orochi dimana mereka melakukan tripple attack, tapi aku rasa dapat tripple attack ini sebaiknya dengan ada background. Misalnya Razh dan Millia latihan untuk membuat sebuah gerakan baru setelah kalah melawan musuh misalnya. 
Aku masih belum tahu bagaimana sistem mekanisme game ini selanjutnya jika punya karakter lebih dari tiga orang nanti, But I looking forward to it. 
Sekarang saya akan jelaskan kenapa Eternal Grace harus bangkit dari tidur panjangnya.
  •      Untuk standar RPG maker, grafik game ini benar-benar advance, animasinya terkesan halus dan detil.  Setiap gerakan karakter terlihat jelas dan luwes.
  •      Gameplay yang cukup orisinil, dimana realtime RPG lain tidak miliki (sejauh yang saya tahu).
  •      Ada mini game yang cukup adiktif dimainkan. 
  •           Karakterisasi yang kuat dan menarik, asik untuk ditelusuri 
  •      Musik yang keren dan sesuai dengan ceritanya.
  •      Plot pembuka yang cukup mengejutkan.  Karena game ini membawamu ke banyak tanda tanya yang akan membuat gamer penasaran, apa yang akan terjadi selanjutnya. 
  •      Nuansa Indonesia yang kental.
  •      Juga ada beberapa lelucon yang menarik berbau Indonesia.

That’s why Eternal Grace Should be revive...


Terima kasih sudah membaca ini dan sampai jumpa di Bullshit Episode selanjutnya.  See ya!!

Kamis, 05 Desember 2013

What Zen Thinks about Futari Ecchi? (Manga) Adult content warning!

Don't Judge me because I love this manga and this is one my most favorite manga ever.


Futari Ecchi (Two Person Ecchi)
Manga ini dibuat oleh Katsu Aki.  Diterbitkan pertama kali oleh Hakusensha dan sudah diadaptasikan ke anime, dan life action. 

Plot dari manga ini adalah Makoto Onoda yang menikah dengan Yura dan yang menarik dari keduanya adalah mereka sama-sama Virgin.  Yes, I said that.  Ini membuat mereka sama-sama sangat inexpirience dalam hal rumah tangga, sexlife, dan segala macam yang berbau ecchi.



Pertama kita bicarakan soal Art dari manga ini.  Gaya gambar manga ini amat klasik dan sederhana.  terlihat sekali manga ini adalah manga lama, hal itu sangat wajar karena manga ini dibuat pada tahun 90-an.

Karakter di manga ini sebenarnya banyak.  Tapi, fokus pada sepasang suami istri ini.

Makoto Onoda


Dia adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan.  Dia sangat tidak berpengalaman soal dunia sexlife dan belajar dari berbagai macam hal untuk membuat rumah tangganya lebih harmonis. Dari sang kakaknya yang pengacara, lalu dari teman-temannya, dari segala macam sumber.  termasuk dengan sepupunya yang seorang sexologi (tapi masih virgin). Salah satu yang menarik dari Makoto adalah dia memang laki-laki pada umumnya, dia masih sering membayangkan dirinya bercinta sama cewek lain, juga kadang tertarik melihat cewek cantik yang lain.  walau demikian, hati dan tubuhnya hanya milik Yura.

Sekarang kita bicarakan Yura.




Yura adalah seorang wanita yang amat sangat polos.  Terutama soal Sexlife, dia pemalu dan juga takut pada hal-hal yang baru dalam dunia sexlife.  Berbeda dengan adiknya yang slut yang bahkan sampai mengencani 5 cowok, Yura sangat setia dan pertama kali pacaran dengan Makoto dan menikah dengannya dan memberi yang pertama bagi Makoto.  Salah satu yang amat menarik dari karakter Yura adalah dia tidak menyadari charm yang dia miliki sebenarnya membuat cowok-cowok lain sangat iri pada Makoto karena memiliki istri sangat cantik.  Salah satu sahabat Makoto bilang saat pertama kali melihat Yura adalah, "She such a babe..."

Bagaimana dengan karakter lain?  yah, there's a lot other character.  kakak dan adik makoto, adik Yura,  sepupu Makoto.  Setiap orang punya cerita masing-masing.  Walau fokus sama Makoto danYura, tapi kadang ada chapter-chapter khusus yang menceritakan yang lainnya untuk membuat kita lebih mengenal mereka.

Plot dari manga ini adalah seperti berbeda setiap chapternya. Biasanya setiap chapter menyajikan masalah yang berbeda dan juga plot yang berbeda walau masih dalam satu timeline.  Misalnya Chapter sekian menceritakan tentang pertama kali Yura belajar untuk oral, lalu di chapter lain menceritakan rasa cemburu, dan semua sangat berhubungan dengan adult life.

Bagian yang menjadi favoritku di sini adalah bisa membuat pembaca memahami tentang perasaan dan apa itu lawan jenis.  Di dalam manga ini bahkan memberikan banyak informasi berdasar survey, misalnya kenapa cewek lama di kamar mandi, kenapa cewek lama bershopping, seperti itu. 

Manga ini terkenal dengan sebutan mangasutra that's not wrong at all. Di manga ini pun banyak menjelaskan sistem sex.  Posisi, ejakulasi, masturbasi, reaksi pada porn movies.  Manga ini menyajikan sex scene secara lumrah, tetap dengan sensor di genitalnya (itu sudah aturan di Jepang). 

Saat pertama kali aku membaca ini, saya berpikir ini serial porno.  Tapi setelah saya ikuti, ternyata tidak demikian, this is Social Adult Life Manga. Semua yang terjadi di manga ini sebenarnya tidak jauh dari yang terjadi di kehidupan nyata... di Jepang sana.

Di dalam kehidupan rumah tangga mereka banyak sekali rintangan.  Karena banyak cewek yang tertarik pada Makoto, begitu juga sebaliknya.  Konflik internal dan eksternal dimana membuat mereka bisa lebih mengerti dan semakin dekat.  Yura yang pemalu harus lebih berani untuk ekplorasi demi membuat sang suami senang, begitu juga Makoto. 




Jika kalian baca manga ini, lihat dari sisi kemanusiaannya, bukan dari sisi untuk porn interest.

So, base on content this manga is... AMAZEPIC. Yeah, not because Porn, karena begitu banyak hal yang saya pelajari dari manga ini.

Terima kasih sudah membaca review ini sampai jumpa hingga saya memikirkan sesuatu yang lain lagi!

Next is gonna be BULLSHIT TIME!!!