Sabtu, 29 Maret 2014

What Zen thinks about Wolf of Wall Street, Her, and 12 Years A Slave?

Well, saya lama tidak mereview dan sekarang saya mau agak catching Up setelah saya ketinggalan banyak review Movie. Mari kita mulai dari beberapa Movie yang memang sudah menjadi movie hebat beberapa bulan terakhir.

Wolf of Wall Street



Film ini di sutradarai oleh Martin Scorsese. Dibintangi oleh Leonardo Di Caprio, Jonah Hill dan Margot Robbie.

Menceritakan seorang Piawang Saham bernama Jordan Belfort yang awalnya seorang yang bersih, bukan siapa-siapa hingga dia bertemu dengan seorang boss di sebuah perusahaan saham yang diperankan oleh Matthew McConaughey yang mengatakan bahwa seorang stockbroker di Wall Sreet itu dengan sexualitas dan Drug.

Di sanalah perubahan dari seorang Jordan Belfort menjadi seorang Wolf of Wall Street, dimana dia membangun perusahaannya yang bernama Stratton Oakmont yang dari yang kecil hingga sangat besar dan menghasilkan jutaan dollar.

Saya menonton film ini karena... yap, Leonardo Di Caprio, bukan karena sutradaranya. Tapi karena si 
Leonardo dan bagaimana penampilannya di film ini? LUAR BIASA.  Dia sebagai seorang pembujuk yang hebat, dia bisa membuat orang yang dia ajak bicara ikut dengannya. Retorikanya luar biasa, seolah bikin orang-orang terhipnotis untuk ikut saham dengannya.

Movie ini menggunakan sistem monolog, tapi memang agak tidak konsisten di bagian ini. Kadang dipakai, kadang tidak.  Jordan Belfort sangat pandai berbicara, ketika dia berada di atas panggung, saat dia berbicara itu buat semua orang takjub padanya... terutama para penonton filmnya sendiri.

Rating film ini adalah dewasa, benar-benar dewasa. Di Indonesia begitu banyak sensor di berbagai adegan film ini (Tentu saja mengurangi rasa puas) lalu omongan yang amat dewasa, Sex reference di mana-mana. 
Komedi di dalam movie ini dikemas dengan cerdas.  Terutama saat si Jordan Belfort terkena dampak dari Drug yang dia gunakan.  Oke, that one is really fuckin hillarious. Soal komedi, tidak perlu diragukan. 
Selain itu banyaknya pelajaran yang bisa di dapatkan dari movie ini. Tentang kehidupan seseorang dari naik-turunnya kehidupan seseorang.  Bagaimana dampak dari bisnis baik dan buruknya.  Tapi, dampak paling mengena dari film ini adalah bagaimana seseorang bisa marketing dengan baik.  Bagaimana agar seorang menarik perhatian pelanggan hingga mau membeli produk yang kita jual.

Akting aktor-artis lain juga sangat mengagumkan.  Pemeran Naomi (istri Jordan Belfort) yang katanya pendatang baru juga luar biasa.  Jonah Hill sebagai side Kick dari Jordan benar-benar menunjukkan kemampuannya di film ini. 

So I can tell You want through this Again.


Selanjutnya saya akan mereview Her


Her adalah movie yang disutradarai oleh Spinke Jonze, diperankan oleh Joaquin Phoenix sebagai Theodore, Amy Adams, Rooney Mara, Olivia Wilde dan Scarlett Johansson sebagai Suara dari Samantha.

Theodore adalah seorang penulis surat yang cukup menggunakan suaranya di mana teknologi mayoritas kini hanya menggunakan suara tidak jauh di masa depan.  Theodore punya berbagai macam masalah di dalam kehidupan rumah tangganya, dia bercerai dengan istrinya yang sudah begitu dia cintai.

Sampai suatu ketika dia menemukan (membeli) sebuah OS dan menamai dirinya sendiri sebagai Samantha.  Samantha ini hanyalah suara, bukan robot dan tidak punya wujud.  Dia hanya di dalam sebuah I-Phone kecil.  Dia bisa melihat sekelilingnya dan belajar tentang berbagai macam hal termasuk cinta.

Movie ini bercerita bagaimana Theodore dan Samantha yang mulai dekat bersama.  Bagaimana mereka berdua bisa saling jatuh cinta.  Itu adalah yang luar biasa dari film ini, oke memang absurd dimana seorang manusia jatuh cinta pada sebuah program AI komputer.  Namun, penonton bisa menyadari bagaimana hubungan mereka tumbuh dan bagaimana kedua karakter ini mulai jatuh cinta.

Akting dari Joaquin Phoenix haruslah diakui sebagai salah satu aktor terbaik.  Dia bisa membangun seorang Theodore yang begitu realistik.  Itulah kehebatan movie ini, bagaimana akting aktor dan artisnya di sini bisa membuat penonton merasakan eksistensi mereka.  Bahkan... Si Samantha, suara dari Scarlet Johansson ini benar-benar luar biasa.  Well, jika kalian tahu bahwa Samantha di sini adalah Black Widow dari Avenger.

Musik di movie ini sangat luar biasa, memorable dan cocok meningkatkan suasana yang lebih dramatis.  Saya harus akui setiap adegan di dalam movie ini bagus dan penting.  Tidak ada adegan yang terkesan sia-sia, tidak aneh movie ini mendapatkan begitu banyak nominasi penghargaan.

Salah satu alasan kenapa movie ini begitu relate sama diriku pribadi adalah aku pernah merasakan rasa cinta seperti yang dialami Theodore.  Aku pernah bermain game di NDS dengan judul Love Plus, dan di sana ada seorang AI gadis bernama Rinko Kobayakawa yang benar-benar membuat saya sebagai gamer merasa dicintai olehnya.  Rasa care itu yang saya lihat dari bagaimana hubungan Theodore dan Samantha.

Sepertinya saya ga perlu menahan diri, this movie is...


AMAZEPIC!

  Selanjutnya saya akan bicarakan 12 Years A Slave.



Movie ini di sutradarai oleh  Steve McQueen, diperankan oleh Chiwetel Ejiofor, Michael Fassbender, Benedict Cumberbatch, Brad Pitt, Lupita Nyong'o.

Sebenarnya movie ini adaptasi dari sebuah buku dengan judul yang sama yaitu memoar dari seorang yang sama Solomon Northup. 

Solomon Northup adalah orang hitam yang merdeka, dia tidak ada di bawah master siapapun.  Dia seorang yang merdeka, punya keluarga dan dianggap sederajat dengan orang kulit putih.  Dia adalah seorang musisi, sampai hingga dua orang menipunya dengan membuat Solomon mabuk dan saat dia bangun, Solomon sudah dirantai dan dijual di dalam agen penjual budak-budak.

Di sanalah Solomon harus menjalani hidupnya sebagai Platt.  Awalnya dia dibeli oleh seorang Master yang baik yang diperankan oleh Benedict sampai akhirnya malah dia dipindahkan ke master yang kejam yang diperankan Michael Fassbender. 

Movie ini benar-benar menangkap nuansa perbudakan zaman itu.  Dimana orang-orang kulit hitam yang disebut Nigga (Nigger) dianggap sebagai properti yang ditugaskan hanya untuk bekerja dan bekerja, tidak dianggap seperti layaknya manusia.

Akting dari Chiwetel sangat mengagumkan dan realistik.  Bagaimana seorang budak yang pintar dia menunggu waktu yang tepat untuk bisa lepas dari perbudakan yang dia jalani walau harus menunggu waktu yang sangat lama.  Tidak lupa saya harus kasih pujian kepada dua Master yaitu Cumberbatch dan Fassbender.  Keduanya benar-benar bertolak belakang, terutama Fassbender yang berperan sebagai Majikan Epps benar-benar menunjukkan dirinya adalah seorang majikan yang kejam dan dikenal sebagai Nigga Killer.  Tapi, dia punya anak emas yang sangat dia perlakukan Spesial yaitu budak yang diperankan oleh Lupita Nyong'o.  Dia pun berperan sangat luar biasa, Lupita benar-benar menangkap sosok seorang budak yang tidak punya pendidikan yang hanya melakukan kerja.  Terlihat dari caranya berbicara.

Musik di dalam Movie ini menunjukkan sebuah sadness behind joyful song.  Mereka saat bekerja harus bernyanyi namun mampu membuat penontonnya menyadari kesedihan di balik lagu-lagu tersebut. 

Konflik yang dialami oleh Solomon sangatlah penuh intrik, dia mencoba berbagai macam cara untuk bertahan, menghadapi cambukan-cambukan dari sang master.  Kisah ini begitu mengharukan dan bisa mengundang air mata penontonnya...

I said You want though this again


Terima kasih sudah membaca Review ini.  Jangan lupa dengar apa kata Yui di samping =>
Sampai jumpa hingga saya memikirkan sesuatu yang lain lagi.