Aku cuma mau jelaskan satu hal sebelum masuk ke episode ini. Bullshit Episode bukanlah berarti saya bicara soal kebohongan kosong, tapi ini adalah segmen khusus di blog saya yang memberi saya ruang untuk rant tentang sesuatu hal, tidak fokus hanya pada hal-hal yang saya review, tapi lebih dari itu.
Eternal Grace adalah
sebuah game yang dibuat oleh developer Indie Indonesia yaitu Enthrean yang
terbit tahun 2011 kemarin. Sayang sekali
game ini mengalami masalah biaya dan diharuskan untuk... mati alias tidak
dilanjutkan ke episode selanjutnya.
Game Eternal Grace
bercerita tentang seorang pemuda bernama Razh yang hidup sebagai seorang yang
menerima kerja apapun asal dirinya mendapatkan uang. Saat di sebuah tavern, dia diganggu oleh
komplotan yang bernama Kupluk Ranger.
(Yeah, I’m not kidding). Masalah itu menyebabkan Razh bertemu dengan
seorang gadis bernama Millia. Gadis ini
cukup centil dan Ke-GE-ER-an dan meminta Razh untuk mengantarnya pergi ke kota
seberang.
Di sinilah awal mula
petualangan Razh dengan Millia dan itulah episode satu Eternal Grace
Kenapa saya sangat
mendukung game ini, well banyak hal yang sangat menarik di game ini. Pertama game ini tidak punya RANDOM BATTLE. Musuh terlihat jelas di
dalam layar dan jika kau menyentuhnya kalian lanjut ke battle mode. Realtime battle, game ini pakai sistem
Realtime Battle mode, tapi tidak seperti Star Ocean atau Tales series. Real time di sini kita memakai semua karakter
secara bergantian. Kamu bisa mengganti
karakter di tengah pertarungan kapanpun.
Karakter-karakter ini bisa di kombinasi kombo, seperti Razh menyerang
empat kali dengan tangan besinya lalu dilanjutkan pistol dari Millia, lalu
lanjut dengan Skill dari Razh. Begitu
banyak eksperimen yang bisa digunakan untuk membuat gamer tetap terhibur.
Game ini sangat
menyunjung tinggi namanya persiapan sebelum masuk ke battle. Karena kamu hanya bisa bawa tiga jenis item
di dalam battle. Tiga jenis item itu
bisa digunakan kapanpun bagusnya setiap karakter punya slot masing-masing. Begitu juga skill slot yang bisa digunakan
kapanpun.
Memainkan game ini
sangat asik jika menggunakan Controller, apa lagi console gamer seperti
saya. Asiknya game ini cukup dengan
memasang Controller di laptop/komputer anda, maka seluruh tombol akan
tersetting otomatis.
Karakterisasi game ini
menarik, terutama saya harus akui adalah karakter Millia. Karakter lain yang
aku ingat seperti dia adalah ikan biru yang bersama ayahnya Nemo yang mengalami
flash amnesia atau lupa ingatan dalam jangka pendek. Karena itu Millia selalu
membawa buku catatannya kemana-mana untuk membantunya mengingat. Razh sendiri adalah karakter yang menarik yang
benar-benar mata duitan, selain uang dia ga akan peduli apapun di
sekitarnya. Dia tipe, “As long you pay
me, I will do it.”
Game ini punya mini
game yang asik untuk dimainkan disamping misi utama. Yaitu Hexacard. Game ini agak mengingatkanku dengan game
kartu di Final Fantasy VIII dengan tetap mempunya fitur yang orisinil.
Game ini juga berusaha
menampilkan hal-hal yang berbau Indonesia, terutama atmosfer yang ingin
ditunjukkan di dalam game. Salah satunya
adalah dimana ada karakter yang memakai pakaian adat Indonesia seperti blangkon.
Fitur lain yang perlu
saya sebut adalah mission segmen. Yups, pernahkah kamu memainkan game dan
kemudian berhenti karena ada suatu hal yang penting kamu harus kerjakan, lalu
setelah beberapa lama kamu mau main game itu lagi dan bener-bener lupa sama apa
yang harus kamu lakukan selanjutnya? Tapi di game ini, itu bukanlah masalah. Karena
setiap misimu dicatat dan memudahkan gamer untuk brainstorming tentang apa yang
harus mereka lakukan.
Game ini punya sistem
EXP yang agak-agak annoying, karena kamu hanya bisa menaikan EXP untuk karakter
yang melakukan aksi. Karakter lain tidak
akan dapat EXP sama sekali jika kamu tidak pernah memakainya. Karena itu pemakaian karakter yang seimbang
perlu diperhitungkan. Bicara soal itu,
game ini tidaklah mengharuskan bahwa Razh akan jadi center of point interest
all the time, kadang pusat cerita berpindah ke karakter yang lain.
Di game tidak ada
namanya dijual senjata, karena senjata meningkat berdasarkan blacksmith. Tapi
tidak seperti di Suikoden, asal ada uang kamu bisa lakukan Black Smith? Di sini,
kamu juga harus mencari bahannya untuk melakukan blacksmith.
Musik di game ini juga
bagus, terutama winning music.
Sekarang kita bicarakan
hal yang perlu mengalami perbaikan dari Eternal Grace. Pertama mungkin adalah masalah tidak adanya
indikasi sebuah bangunan. Saya awalnya
kebingungan mencari di mana Inn di dalam game. Saya pun harus mencari satu per
satu rumah untuk mencari di mana Inn tersebut.
Kedua adalah sepertinya
baik kalau saat menang dari battle menunjukkan gambar winning pose dari karakter
yang berhasil mengalahkan musuh terakhir?
Ketiga, saat di dalam
battle tidak ada pause button. Kadang saat
di dalam battle, terutama battle yang panjang (lawan boss) aku kebelet pengena ke
kamar mandi saya ga bisa lakukan. Entah karena memang ga ada pause button atau
saya memang ga menemukannya.
Keempat, ada beberapa
penulisan yang salah. Seperti saat menggunakan barang atau uang. Yang tertulis
adalah Stuff lost, but I’m not lost it, I spend it.
Kelima, saya menemukan
beberapa glitch dan bug. Seperti saat
saya ke ujung jalan tapi tidak bisa pindah ke tempat sebelahnya, atau jika saya
tidak sengaja menekan tombol defend setelah mengalahkan musuh di battle, maka
saya stuck dalam defend mode, dan saat jalan dia kayak menyeret-nyeret kakinya,
saat menyelesaikan misi Aruna, saya menemukan ada dua Aruna.
Sekarang beberapa hal
yang aku rasa baik untuk mulai dipikirkan tim developer di episode
Walking Glitch |
Selanjutnya. Rasanya bagus jika ada dua tipe EXP, EXP yang
di dapat hasil menang dari battle. Intinya base EXP. Jadi saat menang semua party dapat EXP, tapi
EXP tambahan didapat jika karakter tersebut dipakai bertarung di battle mode,
ini karena bakal sulit membuat karakter kuat secara merata. Kedepannya ada semacam combination attack
dimana dua orang atau lebih melakukan serangan bersamaan hingga terkesan keren
walau butuh beberapa requirement untuk melakukannya. Seperti saat main Warrior Orochi dimana mereka
melakukan tripple attack, tapi aku rasa dapat tripple attack ini sebaiknya
dengan ada background. Misalnya Razh dan Millia latihan untuk membuat sebuah
gerakan baru setelah kalah melawan musuh misalnya.
Aku masih belum tahu
bagaimana sistem mekanisme game ini selanjutnya jika punya karakter lebih dari
tiga orang nanti, But I looking forward to it.
Sekarang saya akan
jelaskan kenapa Eternal Grace harus bangkit dari tidur panjangnya.
- Untuk standar RPG maker, grafik game ini benar-benar advance, animasinya terkesan halus dan detil. Setiap gerakan karakter terlihat jelas dan luwes.
- Gameplay yang cukup orisinil, dimana realtime RPG lain tidak miliki (sejauh yang saya tahu).
- Ada mini game yang cukup adiktif dimainkan.
- Karakterisasi yang kuat dan menarik, asik untuk ditelusuri
- Musik yang keren dan sesuai dengan ceritanya.
- Plot pembuka yang cukup mengejutkan. Karena game ini membawamu ke banyak tanda tanya yang akan membuat gamer penasaran, apa yang akan terjadi selanjutnya.
- Nuansa Indonesia yang kental.
- Juga ada beberapa lelucon yang menarik berbau Indonesia.
That’s why Eternal Grace Should be revive...
Terima kasih sudah membaca ini dan sampai jumpa di Bullshit Episode selanjutnya. See ya!!