Hack dan modifikasi di Indonesia memang banyak sekali. Sekarang banyak handheld konsol untuk main Nintendo. Saya bahkan masih mengenang dimana saya pertama kali menamatkan Mario Bros tanpa menggunakan short cut dan mendapat lebih dari seratus 1 up. Di era nintendo di Balikpapan. Game-game amat terbatas. Kebanyakan game yang itu-itu saja. Duck Hunt, execite Bike, Zippy Race, Olimpics, dan lain-lain. Saya sempat main game beberapa game khusus, seperti Jungle book, Batman, dan James Bond. Yah ketiga game itu tidak ada yang bisa aku tamatkan. Bahkan sampai sekarang Batman masih belum bisa aku tamatkan.
Saya tidak pernah rasakan Sega, Super Nintendo, Sega Genesis, atau konsol lain. Saya langsung ke Playstation. Pertama kali saya merasakannya dari rental dan memainkan game Tekken 3. Saya bertanya-tanya, mana game Tekken sebelumnya. Saya main tekken 1 dan 2 saat SMP. Jujur saja saya ga suka. :v
Saya menjadi seseorang yang suka game petualangan, beat them up dan platform game. Sampai akhirnya saat kelas 6 SD. Sepupu saya meminjamkan saya game Suikoden.
Yah, itu covernya. Saya masih tidak mengerti kenapa cover yang seperti itu yang muncul di Indonesia. Saya saat memainkan gamenya say atidak menemukan satupunw wajah karakter dari cover di game. Mana Tir? Mana Gremio? Oke, saya harus bilang saya yakin yang pojok kiri atas itu adalah Barbarosa. Cuma siapa karakter lainnya?
Ah, sudahlah. Tapi game Suikoden adalah yang sangat mindblowing saya saat itu. Baru pertama kali saya memainkan game yang punya plot, alur cerita, karakter yang banyak, dan punya konsep yang kuat. Saya begitu care dengan karakter-karakter yang ada. Saya suka Gremio yang terus memanggil karakterku dengan Young master, bagaimana perang terjadi. Yah, game inilah penyebab saya mulai suka bahasa Inggris dan banyak belajar dari game ini.
Tentunya karena begitu menyukai game Suikoden. Saya benar-benar antisipasi sekali saat mendengar sekuelnya. Suikoden 2 dan... saya makin kagum dengan game itu. Selain grafis yang emingkat. Story yang di game itu sangat kuat. Villain yang memorable, siapapun yang pernah memainkan Suikoden 2 tidak akan pernah melupakan Luca Blight dan saat pertarungan melawannya benar-benar mendebarkan. Bahkan lebih mendebarkan dibanding final boss.
Karena begitu kerennya Suikoden 2. Saya sangat mengantisipasi Suikoden 3, sayangnya itu ada di PS 2 dan saya belum memilikinya. PS 2 hanya ada di rental dan faktanya di komplekku, hanya akulah yang memainkan RPG. Tidak ada orang lain yang memainkan game sejenis ini dan otomatis game Suikoden 3 tidak bisa aku rasakan. Namun, setelah memainkan Suikoden 1 dan 2 di Playstation. Saya pun mulai mencari game sejenis. Saya cukup mendengar desas desus tentang bahwa Final Fantasy adalah salah satu best RPG di Playstation. Kalian tahu, game itu langka tidak main-main.
Selain semua game-nya tidak satu disc, RPG adalah genre langka. Saya pun memainkannya dari meminjam. FF pertama yang saya mainkan adalah FF 8 dan... saat di disc 3 kasetnya rusak. Damn It! Saya juga pernah merasakan game keren yaitu Legend of Legaia, saya berhasil menamatkannya, walau saya harus ngecheat karena susahnya ga main-main.
Setelah itu. Saya menemukan beberapa RPG yang menarik. Saya memainkan Rhapsody the Musical Adventure. Game RPG Girlish yang menceritakan seorang cewek musisi yang ingin menyelamatkan sang pangeran. Storynya ringan, namun asik dimainkan.
Sejauh ini. Saya semakin tertarik dengan RPG. Lebih banyak lagi, saya mencari RPG lagi. Saya pun menemukan satu RPG lagi yang amat menarik. Star Ocean : Second Story. This one also really a great game. Di mana game RPG mayoritas yang saya kenal adalah turnbased. Star Ocean menyajikan realtime fight. Di mana karakter digerakkan dan menyerang.
Game ini menghadirkan sistem pilih karakter dimana karakter hanya bisa dipilih maksimal 8 orang. Seperti layaknya di Suikoden dimana kamu harus memilih antara Feather atau Abizboah. Jadi jika mau rasakan semua karakter, mainlah dua kali.
Okay, selain game tersebut. Saya juga sudah merasakan game seperti Beyond the beyond, Wild Arms, Chrono Cross, Breath Of Fire IV dan masih ada beberapa lagi. Tapi, tidak banyak dikarenakan PS 1 saya akhirnya wafat dan membuat saya tidak bisa memainkan game-game di PS 1 lagi.
Setelah agak lama, saya akhirnya bisa membeli PS 2 dan tentu yang paling saya harapkan untuk dimainkan adalah Suikoden 3 dan kalian tahu, saya kecewa dan tidak lanjutin sampai sekarang. Bahkan, tidak menyentuh Suikoden di PS 2 lainnya. So, saya pindah seri. Saya cari game RPG lain.
Eits, saya lupa satu hal. Sebelum beli PS 2 saya merental PS 2 dan sempat memainkan RPG di sana. Tentunya ga puas, main RPG di rental bukan pilihan bagus. Saat itu saya benar-benar mendengar tentang RPG Valkyrie Profile 2 : Silmeria.
Siapapun yang pernah memainkan game ini, pasti tahu kalau game itu sangat tidak pantas dimainkan di rental. Saya tidak bisa menamatkannya ditambah lagi kasetnya rusak di rentalan. So, saya main RPG lainnya yaitu Atelier Iris 3. Saya sangat mengenang game ini karena ini adalah Game RPG PS 2 yang pertama saya tamatkan. Storynya bagus, dan punya karakter yang memorable. Sistem turn based-nya punya ciri khas yang unik.
Akhirnya setelah mendapatkan PS 2, saya mencoba memainkan game-game RPG untuk konsol ini. Saya mencoba amat sedikit. Salah satunya adalah Star Ocean : Till the end of the Time, walau saya bilang game ini bagus. Tapi, banyak aspek yang saya tidak suka dan tidak bisa mengalahkan Star Ocean sebelumnya yaitu... Star Ocean Second Story, saya akhirnya juga berhasil menamatkan Valkyrie Profile 2 : Silmeria. Castlevania : Curse of the Darkness juga termasuk. Walau saya sebel, karena kaset saya freeze di tengah jalan. Kemudian saya menemukan satu game RPG yang sampai sekarang saya sebut the best RPG all the time in my life. Saya selalu sebut sebagai RPG paling saya favoritkan.
Tales of the Abyss.
Game ini adalah game paling membuat saya mindblowing. Bahkan melebihi dari semua game RPG yang pernah saya mainkan seumur hidup saya. Tales of the Abyss bisa dibilang sebagai Tales series terfavorit, ada game side story, bahkan adaptasi ke anime.
Saya jelaskan sekilas tentang kenapa saya amat menyukai Tales yang satu ini. Karakternya semua dirancang dengan sangat baik. Tidak ada karakter yang useless atau yang tidak terikat dengan plot utama. Setiap karakter punya ikatan dengan villain dan punya alasan kuat kenapa mereka ikut dalam party. Setiap karakter juga punya sifat yang unik, karakter utama pun adalah seseorang yang belajar pelan-pelan tentang dirinya sendiri sebagai seorang Hero, chemistry dirinya dengan karakter lain pun amat kental dan terasa. Romance yang disampaikan dikemas unik. Dari konsep dan karakterisasi Tales of the Abyss amat sangat memukau saya. Battle sistemnya adalah Real Time, tapi ada yang beda dari Star Ocean. Di battle kamu bisa multiplayer, bahkan sampe empat player. Setiap karakter bisa jadi avatar alias karakter yang digerakkan di world map, setiap karakter bisa ganti kostum yang di dapat di sepanjang cerita. Ada Skit-skit lucu sepanjang perjalanan.
Begitu banyak hal bagus dari game ini hingga saya tidak akan lelah mengatakan semua hal yang saya suka darinya. Jadi bukanlah suatu alasan kosong kenapa saya memilih game ini sebagai game terbaik yang pernah saya mainkan. Sampai sekarang masih belum tergantikan oleh RPG manapun.
Saya sempat memainkan Grandia 3 dan bagi saya salah satu RPG yang tidak saya lanjutin dikarenakan kecewa. RPG adalah game yang punya digital emotion yang kuat bagi saya. Di mana saya merasa care dan suka karakter yang ada di dalamnya. Saya main Grandia 3, saya suka karakter Miranda alias Ibu dari Yuuki sang karakter utama. Mengejutkannya Miranda dihapus dari permainan dan tidak pernah muncul sampai akhir cerita. Mengetahui itu, saya syok dan berhenti mainkan game ini dan sampai sekarang tidak ada keinginan untuk melanjutkannya.
Sebenarnya amat sedikit game-game RPG yang pernah saya rasakan. Apa lagi saya baru sadar betapa banyaknya game RPG bagus di PS 1 yang saya lewatkan. Lebih parah lagi saat saya sadar, bahwa banyak konsol yang saya lewatkan. Super Nintendo, GBA, Sega Genesis yang punya RPG-RPG keren. Walau saya suka mayoritas RPG ada juga beberapa RPG yang saya beri predikat terburuk.
Beyond the Beyond di PS 1 adalah salah satunya. (saya akan review game itu nanti), lalu tidak lupa Breath of Fire Dragon Quarter di PS 2.
Saya adalah tipe orang yang masih menyukai game-game lama dan amat sangat menikmati game-game tersebut. Di mana gamer tidak terlalu peduli soal grafik, tapi yang penting adalah gameplay dan story yang memukau. Saya pun berterima kasih karena setelah saya mengenal Emuparadise, kini saya benar-benar bisa memainkan game-game lama yang telah saya lewati lagi di masa kini. Saya begitu terkejut melihat begitu banyak game RPG yang ada di PS 1 dan PS 2. Begitu banyak pilihan game. Bahkan saya memutuskan jadi seorang reviewer game lama dikarenakan website tersebut.
Walau saya seorang RPG Gamer, saya tetap menyukai game-game action seperti God of War, God Hand, Fighting Force, tapi saya tetap memilih RPG adalah genre favoritku. Begitu banyak pengaruh genre tersebut dalam kehidupanku. RPG membuat saya bisa berbahasa Inggris seperti sekarang, game RPG yang membuat saya terinspirasi untuk menulis novel.
Well, that was mouthful. Jadi itu sekilas alasan kenapa saya jadi seorang RPGmania. Hehe, walau saya tidak begitu hardcore hingga membuat saya mainkan semua RPG, tapi saya harus akui RPG punya banyak influence sama kehidupan saya. Saya bukan tipe gamer shooter, apa lagi FPS. Saya sama sekali ga bisa main FPS sama sekali, dikarenakan saya punya kemampuan buruk dalam tepat sasaran.
Terima kasih sudah mendengar bullshit saya. Ceritakan juga pengalaman kalian sebagai gamer dan apa penyebab kalian mencintai suatu genre dalam game tersebut di komen. Sampai jumpa di bullshit episode selanjutnya.
See yaa!!
Setelah agak lama, saya akhirnya bisa membeli PS 2 dan tentu yang paling saya harapkan untuk dimainkan adalah Suikoden 3 dan kalian tahu, saya kecewa dan tidak lanjutin sampai sekarang. Bahkan, tidak menyentuh Suikoden di PS 2 lainnya. So, saya pindah seri. Saya cari game RPG lain.
Eits, saya lupa satu hal. Sebelum beli PS 2 saya merental PS 2 dan sempat memainkan RPG di sana. Tentunya ga puas, main RPG di rental bukan pilihan bagus. Saat itu saya benar-benar mendengar tentang RPG Valkyrie Profile 2 : Silmeria.
Siapapun yang pernah memainkan game ini, pasti tahu kalau game itu sangat tidak pantas dimainkan di rental. Saya tidak bisa menamatkannya ditambah lagi kasetnya rusak di rentalan. So, saya main RPG lainnya yaitu Atelier Iris 3. Saya sangat mengenang game ini karena ini adalah Game RPG PS 2 yang pertama saya tamatkan. Storynya bagus, dan punya karakter yang memorable. Sistem turn based-nya punya ciri khas yang unik.
Akhirnya setelah mendapatkan PS 2, saya mencoba memainkan game-game RPG untuk konsol ini. Saya mencoba amat sedikit. Salah satunya adalah Star Ocean : Till the end of the Time, walau saya bilang game ini bagus. Tapi, banyak aspek yang saya tidak suka dan tidak bisa mengalahkan Star Ocean sebelumnya yaitu... Star Ocean Second Story, saya akhirnya juga berhasil menamatkan Valkyrie Profile 2 : Silmeria. Castlevania : Curse of the Darkness juga termasuk. Walau saya sebel, karena kaset saya freeze di tengah jalan. Kemudian saya menemukan satu game RPG yang sampai sekarang saya sebut the best RPG all the time in my life. Saya selalu sebut sebagai RPG paling saya favoritkan.
Tales of the Abyss.
Game ini adalah game paling membuat saya mindblowing. Bahkan melebihi dari semua game RPG yang pernah saya mainkan seumur hidup saya. Tales of the Abyss bisa dibilang sebagai Tales series terfavorit, ada game side story, bahkan adaptasi ke anime.
Saya jelaskan sekilas tentang kenapa saya amat menyukai Tales yang satu ini. Karakternya semua dirancang dengan sangat baik. Tidak ada karakter yang useless atau yang tidak terikat dengan plot utama. Setiap karakter punya ikatan dengan villain dan punya alasan kuat kenapa mereka ikut dalam party. Setiap karakter juga punya sifat yang unik, karakter utama pun adalah seseorang yang belajar pelan-pelan tentang dirinya sendiri sebagai seorang Hero, chemistry dirinya dengan karakter lain pun amat kental dan terasa. Romance yang disampaikan dikemas unik. Dari konsep dan karakterisasi Tales of the Abyss amat sangat memukau saya. Battle sistemnya adalah Real Time, tapi ada yang beda dari Star Ocean. Di battle kamu bisa multiplayer, bahkan sampe empat player. Setiap karakter bisa jadi avatar alias karakter yang digerakkan di world map, setiap karakter bisa ganti kostum yang di dapat di sepanjang cerita. Ada Skit-skit lucu sepanjang perjalanan.
Begitu banyak hal bagus dari game ini hingga saya tidak akan lelah mengatakan semua hal yang saya suka darinya. Jadi bukanlah suatu alasan kosong kenapa saya memilih game ini sebagai game terbaik yang pernah saya mainkan. Sampai sekarang masih belum tergantikan oleh RPG manapun.
Saya sempat memainkan Grandia 3 dan bagi saya salah satu RPG yang tidak saya lanjutin dikarenakan kecewa. RPG adalah game yang punya digital emotion yang kuat bagi saya. Di mana saya merasa care dan suka karakter yang ada di dalamnya. Saya main Grandia 3, saya suka karakter Miranda alias Ibu dari Yuuki sang karakter utama. Mengejutkannya Miranda dihapus dari permainan dan tidak pernah muncul sampai akhir cerita. Mengetahui itu, saya syok dan berhenti mainkan game ini dan sampai sekarang tidak ada keinginan untuk melanjutkannya.
Sebenarnya amat sedikit game-game RPG yang pernah saya rasakan. Apa lagi saya baru sadar betapa banyaknya game RPG bagus di PS 1 yang saya lewatkan. Lebih parah lagi saat saya sadar, bahwa banyak konsol yang saya lewatkan. Super Nintendo, GBA, Sega Genesis yang punya RPG-RPG keren. Walau saya suka mayoritas RPG ada juga beberapa RPG yang saya beri predikat terburuk.
Beyond the Beyond di PS 1 adalah salah satunya. (saya akan review game itu nanti), lalu tidak lupa Breath of Fire Dragon Quarter di PS 2.
Saya adalah tipe orang yang masih menyukai game-game lama dan amat sangat menikmati game-game tersebut. Di mana gamer tidak terlalu peduli soal grafik, tapi yang penting adalah gameplay dan story yang memukau. Saya pun berterima kasih karena setelah saya mengenal Emuparadise, kini saya benar-benar bisa memainkan game-game lama yang telah saya lewati lagi di masa kini. Saya begitu terkejut melihat begitu banyak game RPG yang ada di PS 1 dan PS 2. Begitu banyak pilihan game. Bahkan saya memutuskan jadi seorang reviewer game lama dikarenakan website tersebut.
Walau saya seorang RPG Gamer, saya tetap menyukai game-game action seperti God of War, God Hand, Fighting Force, tapi saya tetap memilih RPG adalah genre favoritku. Begitu banyak pengaruh genre tersebut dalam kehidupanku. RPG membuat saya bisa berbahasa Inggris seperti sekarang, game RPG yang membuat saya terinspirasi untuk menulis novel.
Well, that was mouthful. Jadi itu sekilas alasan kenapa saya jadi seorang RPGmania. Hehe, walau saya tidak begitu hardcore hingga membuat saya mainkan semua RPG, tapi saya harus akui RPG punya banyak influence sama kehidupan saya. Saya bukan tipe gamer shooter, apa lagi FPS. Saya sama sekali ga bisa main FPS sama sekali, dikarenakan saya punya kemampuan buruk dalam tepat sasaran.
Terima kasih sudah mendengar bullshit saya. Ceritakan juga pengalaman kalian sebagai gamer dan apa penyebab kalian mencintai suatu genre dalam game tersebut di komen. Sampai jumpa di bullshit episode selanjutnya.
See yaa!!