Horror bukanlah genre yang saya suka, tapi ada beberapa movie, anime, komik dan juga novel horror yang saya sukai bahkan... sangat suka. Bagi saya horor merupakan genre yang amat luas, sebab fokus pada hal yang menakutkan. Kita harus sadar tiap orang berbeda kadar ketakutannya dan juga hal apa yang mereka takutkan. Karena itu, horor amatlah subjektif.
Jika membicarakan Horror Indonesia, jelas tidak pernah lepas dari sang legenda Suzanna. Film-film legendarisnya membuat bulu kuduk rakyat Indonesia mayoritas berdiri dibuatnya.
Siapa yang tidak ingat tatapan maut dari Suzanna?
Ahh, nostalgia sekali. Sayangnya makin ke sini, horor semakin tidak asyik ditonton, apa lagi kalau pakai fanservice berlebihan. Nyaris tidak ada film horor sekarang yang tidak menampilkan Nudity, oke... kadang itu ada untuk pemanis film, tapi tidak itu mulu yang ditampilin. Nanti yang tegang bukan badannya tapi yang di bawah.
Begitu juga dengan horror di Hollywood. Jika kalian mau melihat, pendapat Chris Stuckmann tentang Problem with Horrors Movies Today! kalian akan paham maksudku. Dimana Jumpscare dimana-mana yang menjadi sebuah epidemik, ketika orang-orang mulai melihat horror itu bagus jika banyak jumpscare-nya. Jujur saja, ini adalah hal yang paling aku benci dari sebuah Horror mana pun.
Jumpscare hanyalah memberi reaksi, tapi tidak memberikan horror jika tidak di bawakan dengan baik. Saya selalu marah pada siapapun yang memberi saya Jumpscare prank, karena saya sangat benci dengan hal itu. Itu juga yang bikin saya amat ragu membuka link jika diberi seseorang karena takut tiba-tiba yang muncul adalah gambar seram.
Tapi, bukan berarti saya menutup pikiran dan hati saya sama horror genre loh. Tapi, saya berharap jika menonton Film Horror yang diberikan adalah rasa horror yang sebenarnya.
Salah satu film horror favoritku adalah 1408, adaptasi dari novel Stephen King dan diperankan oleh John Cusack.
Film ini bercerita tentang seorang penulis novel horror kondang yang ingin mencari tempat-tempat horror sebagai riset untuk novelnya hingga dia sampai di ruang 1408. Tempat-tempat horror sebelumnya membuat dia meremehkan ruangan ini, hingga hal-hal aneh terjadi. Film ini ada memberi beberapa jumpscare... tapi tidak in cheap way atau sesuatu yang merusak tension. Film ini lebih ke arah dimana karakter menghadapi kesedihannya di masa, trauma, dan juga kesalahan yang disesalkannya kembali menghantuinya dengan cara yang bizzare dan juga surreal.
Selain film ini, horror favorit saya yang lain adalah Shutter. Ini bagi saya adalah film horror paling menakutkan yang pernah saya tonton. Mungkin bagi kalian yang lain, tapi ini setidaknya untuk Hollywood adalah yang paling menakutkan. Saya tahu ini film remake dari versi Thailand kalau ga salah.
Film ini benar-benar menakutkan. Walau jalan ceritanya tidak begitu original... tentang seorang gadis yang diperkosa dan dibunuh... dan penyebab itu terjadi karena pacarnya sendiri. Hantu gadis itu mulai menghantuinya dengan perantara kamera.
Selain itu, saya koleksi beberapa manga horor. Saya suka Cursed Face dari Indonesia, komik ini memang saya sudah ikuti sejak di Ngomik.com dan saya merasa unsettling, penggambaran dan juga ekspresinya amat kuat. Ditambah lagi beberapa mind twisting dan halusinasi yang menarik dari komik ini. Sangat ditunggu kelanjutannya...
Tidak lupa, Illusive, komik Malaysia yang juga amat disturbing in creepy way. Sementara untuk Anime, favorit saya tentu saja Classic Ghost in School, I am a Hero, juga Higurashi No Naku Koro Ni.
Sejauh ini saya belum ada review Movie Horror, ya... hum... Mungkin saya akan segera review 1408. Ditunggu saja...
Jadi, genre horror apa yang menjadi favoritmu dan apa judul movie horror favoritmu. Apa kau juga kesal dengan horror belakangan ini? Komen dan sampaikan pikiranmu.
Terima kasih sudah membaca ocehanku sampai jumpa di Bullshit Time selanjutnya.
Ak akhirnya beli Babadook. Ntar klo sempet rencana mau bikin let's watch sekalian.
BalasHapuswahahaha. makasih mas atas postingannya. sangat informatif tentunya di bidang horor. :D
BalasHapus