Karena itu mari kita mulai Review OFF.
OFF adalah game indie freeware bergenre
surreal horror/tragedy, yang dikembangkan oleh Mortis Ghost dan timnya,
"Unproductive Fun Time", yang berasal dari Prancis, menggunakan
engine RPGmaker 2003.
Dan ini adalah salah satu game terbaik yang
pernah saya mainkan.
Di game ini kita mengambil peran sebagai
pengendali karakter bernama "The Batter", sesosok lelaki misterius
yang memakai seragam olahraga kasti dan (coba tebak) bersenjatakan tongkal
pemukul kasti. Di awal game kita diberitahu bahwa Batter memiliki sebuah misi
penting, dan sebaiknya kita memastikan misi itu terlaksana.
Di dunia pertama (Zone 0-"Zone
Zero"), kita akan bertemu sesosok kucing misterius bernama The Judge.
Judge akan berperan sebagai mentor kita, dengan mengajarkan tutorial dasar game
ini, mulai dari battle sampai puzzle.
Battle:
Sistem pertempuran di game ini persis sama
dengan RPG-RPG kebanyakan, namun terutama mengingatkan saya pada Final Fantasy.
Anda lihat bar kosong di bawah CP, sebelah kiri kotak komando? Saya akan
menamakannya sesuai istilah Final Fantasy, yaitu ATB-- Attack Time Battle.
Kotak kosong itu akan terisi perlahan-lahan seiring waktu berlalu, dan ketika
penuh, kita akan diperbolehkan memilih salah satu komando dari daftar yang ada:
Attack = regular attack, menyerang musuh
secara fisik
Competence = special attack, menyerang
musuh menggunakan ilmu spesial
Objects = items, menggunakan barang yang
terdapat di inventory
Row = change battle position, bisa
berpindah ke depan (serangan lebih kuat, tapi menerima damage lebih besar) atau
ke belakang, dengan efek sebaliknya
Flee = run away from battle, hanya dapat
dilakukan oleh Batter-- walau dalam sebagian besar pertempuran, opsi ini
ditiadakan
Mengenai musuh (enemy), variasi musuh yang
tersedia di game ini cukup banyak, dan kita akan menyebut mereka dengan istilah
"spectre". Dalam satu dungeon, biasanya ada tiga jenis spectre yang
berbeda-beda. Para spectre yang harus Batter hadapi pun berbeda-beda tergantung
zona yang ia datangi. Dan desain mereka semua unik-unik-- bisa terkesan asal
jadi atau sengaja di-deformed agar membuat pemainnya merasa tidak tenang dan
berpikir "Makhluk apa ini sebenarnya?".
Setelah tutorial pertempuran selesai, Judge
akan membawa kita ke ruangan selanjutnya. Yakni ruangan puzzle.
Puzzle:
Mengenai puzzle, saya yakin beberapa di
antara kalian cukup membenci fitur ini. Sementara beberapa lainnya tidak
mempermasalahkannya. Saya sendiri, termasuk yang menyukainya.
Puzzle game ini tidak terlalu sulit. Nyaris
semua puzzle "hanya" mewajibkan kita untuk menekan blok-blok yang ada
secara berurutan, sesuai dengan petunjuk yang ada. Nah, petunjuk-petunjuk
inilah, yang menurut saya, dikemas dengan cara yang lumayan kreatif. Saya akan
memberi contoh untuk puzzle berikut ini (silahkan lewati paragraf berikutnya
kalau anda ingin memecahkannya sendiri):
Di dinding terdapat enam digit angka. Dan
di bawahnya terdapat delapan buah balok. Apa yang direpresentasikan balok-balok
itu? Kita coba menekan balok paling kanan atas ... tidak terjadi apa-apa. Lalu
kita coba menekan balok kiri atas, dan, voila! Balok itu bereaksi! Mungkin ...
coba kali ini kita menekan balok kedua dari kiri atas ... dan ah, bereaksi
juga! Di sinilah kita tersadar, bahwa ternyata balok-balok tersebut
merepresentasikan urutan nomor dari satu sampai delapan, dari kiri ke kanan.
Dan berbagai variasi puzzle inilah yang
akan kita hadapi di sepanjang sisa game ini. Tentunya, dengan berbagai variasi
pencarian petunjuknya.
Setelah kita menyelesaikan beberapa puzzle
pertama, kita akan menemukan sebuah balok merah di lantai dasar. Judge berkata
bahwa balok tersebut adalah alat transportasi praktis untuk masuk ke Ketiadaan,
“Nothingness”. Tempat itu berperan sebagai World Map (Peta Dunia) untuk game
RPG pada umumnya. Judge tidak akan mengikuti kita sebagai party member (saya
yakin tadinya anda ada berpikir begitu), tetapi ia mengucapkan semoga sukses
untuk misi kita, dan berkata kita akan bertemu dengannya kembali dalam waktu
dekat.
Dan tinggallah kita sendiri bersama Batter,
tidak ada tujuan lain selain meneruskan misi suci misterius yang ia emban di
tangannya.
Graphic:
Saya sempat melihat-lihat beberapa forum
game di luar negeri sebelum menulis review ini. Dan saya sempat membaca
beberapa komentar forum
yang menarik perhatian saya.
Bisa kita lihat di sana, ada beberapa orang
dengan username yang berbeda-beda, memprotes dengan keras (bahkan kasar)
tentang penanganan grafik game ini. Dan apabila anda ke sana, anda akan melihat
seorang user yang mengajak mereka bicara, menanyakan hal apa yang membuat
mereka begitu “ogah” pada game ini. Oknum yang bersangkutan pun menjawabnya dalam
bahasa Prancis. Untunglah user tersebut cukup berkepala dingin untuk memberi
pencerahan mengenai user-user tersebut:
Saya mendapat kesimpulan bahwa: para troll
pun ternyata ada di negara maju seperti Prancis, dan bahwa argumen mereka, yang
walau pun beralasan, lebih didasarkan pada keinginan untuk menghina daripada
benar-benar mendiskusikan kekurangan game tersebut.
Maka saya berhenti menganggap mereka serius,
dan mengambil kesimpulan lain: bahwa bila anda melewatkan game ini hanya karena
grafiknya yang tidak secanggih Mass Effect, Fallout, dan Skyrim, maka satu kata
yang saya berikan untuk anda adalah: terserah.
Tapi ketahuilah anda melakukan kesalahan
besar.
Karena saya setelah mencoba dan
mengalaminya sendiri, saya menjadi tahu, bahwa grafik di game ini memiliki
kesinambungan kerja yang sangat sempurna dengan musiknya.
Musik
(disusun oleh Alias Conrad Coldwood):
Bagi anda yang kadang mengikuti LP saya di
facebook, pasti telah beberapa kali melihat saya memuji-muji BGM (Background
Music) dan SFX (Sound Effect) game ini. Musik merupakan separuh penopang tiang
utama game ini. Anda bisa saja mengetahui seluruh seluk beluk plot cerita game
ini, tetapi anda tidak akan benar-benar "mengerti" tentang game ini
tanpa memainkannya secara langsung.
Dan saya tidak bercanda.
Semenjak Silent Hill, baru kali ini dampak
efek suara dan musik sebuah game dapat membuat nyali saya kiat menciut ketika
melewati lingkungan kota maupun dungeon game ini. Padahal ini game RPG, dan
hampir semua musuhnya cenderung mudah untuk dikalahkan.
Game ini memberikan BGM yang berbeda-beda
untuk semua kota dan dungeon-nya. Begitu pula dalam pertempuran. Battle music
dengan boss memiliki kesan "grand", sementara random battle memiliki
musik yang catchy. Namun tidak lantas mentang-mentang random battle, kita
disuguhi battle music itu dari awal sampai akhir game (saya melihat anda,
penyusun battle musik Persona 4). Misalnya, di zona terakhir, musik yang catchy
itu meninggalkan kita. Gantinya kita disuguhi musik yang muram dan bernuansa
gelap dan sedih. Apabila kita masuk ke zona yang "mati", battle music
yang kita dapatkan akan berkesinambungan dengan musik zona tersebut. (Yang,
sebenarnya, tidak bisa disebut musik, karena “BGM” di sepanjang zona mati itu
adalah suara-suara bisikan dan desisan "sssshhh", yang akan terus
berulang-ulang di headphone anda sampai keluar dari zona tersebut).
(Saya lupa bilang kalau kita bisa
mengendarai pedalo di game ini. Lebih mengasyikkan daripada yang anda duga)
|
Dan berbicara soal headphone, saya
menyarankan (apabila anda ingin memainkannya, yang, yakinlah, adalah keputusan
yang tepat) agar anda memainkan game ini menggunakan alat tersebut. Namun anda khawatir
akan kena serangan jantung oleh sebab jump scare atau semacamnya? Jangan
khawatir, karena game ini tidak mengandalkan kengeriannya dengan jump scare,
melainkan dengan atmosfir, ketidak-pastian, dan kisah yang akan menghantui anda
sampai berhari-hari lamanya.
Sebagaimana seharusnya sebuah game surreal
horror yang bagus dikemas dengan sempurna.
Analisa pribadi:
Hampir di sepanjang game, saya selalu
merasa was-was. Takut. Bagaimana bila saya melakukan kesalahan dan membuat
karakter saya mati? Bagaimana bila musuh yang saya kalahkan tadi ternyata tidak
perlu dibunuh? Bagaimana bila gara-gara saya melakukan itu saya malah mendapat
bad ending? Ada apa di puncak tangga yang saya naiki ini? Kenada ada leleran
cerah mirip darah di dinding itu? Makhluk apa yang menunggu saya di sana?
Di sinilah OFF dengan sangat sukses
berhasil memberikan seorang penikmat RPG seperti saya kepastian untuk tidak
mematikan konsol maupun komputer sebelum mencapai akhir cerita, yaitu dengan
cara menahan kepastian jawabannya.
Dan baru memberikan hak untuk menutup layar
game ini setelah kita menemani karakter kita mencapai akhir ceritanya.
Karena itu saya sebut game ini AMAZEPIC! Jika kalian pecinta RPG, terutama RPG Horor yang lebih klasik dengan menggunakan sistem battle turnbase just don't miss this one! You not gonna regret it.
Sekian review dari Ivon. Jangan lupa untuk mendengar apa yang dikatakan Yui di samping =>
Terima kasih sudah mampir dan jika kalian ada review untuk game, novel, manga dan lain-lain yang sejenis bisa dipost di blog saya. Sampai jumpa di guest review selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar