...
...
Aku tidak bisa ingat.
Lovasket series mungkin bisa saya sebut sebagai novel teenlit series terpanjang di Indonesia... Jika ada yang lebih panjang, saya tidak tahu. Karena ini berdasar pengetahuan saya saja. Lovasket ditulis oleh salah satu penulis Teenlit favorit saya Mas Luna Torasyngu... kesampingkan soal menahan peluru pake kain, oke...
Lovasket menceritakan tentang Vira seorang gadis yang bersekolah di SMA Altavia yang sangat basketfreak. Kesukaannya pada basket tersebutlah jadi inti plot di dalam series ini, sebab itu justru tidak membawa cerita ini jadi seperti layaknya Slam Dunk dimana ceritanya fokus pada turnamen, atau kejuaraan. Tapi lebih fokus pada kehidupan Vira sendiri.
Lovasket pertama menceritakan tentang Vira yang punya power. Dia orang yang kaya dan sangat terpandang di sekolahnya, hal itu berubah saat Ayah Vira tercegal kasus Korupsi. Itu pun mengubah hidup Vira dan bahkan harus pindah sekolah. Kejadian itu bikin dirinya sempat berhenti bersentuhan sama Basket hingga Niken (temannya di Sekolah yang baru) membangkitkan semangatnya lagi.
Mari kita mulai dari Diksi dari seri ini.
Sudah jadi ciri khas Mas Luna, diksi di novel-novel teenlitnya adalah sederhana, mudah dimengerti, namun presentasi plotnya kadang agak jumble... you know what I mean? kadang ada satu scene dimana hanya kurang dari lima baris terjadi dan pindah lagi. Memang itu bakal berhubungan sama plot, namun adegan sekecil itu mungkin bisa dikemas lebih menarik. Contohnya, mungkin dengan tidak menunjukkannya sama sekali, dan di akhir diberi flashback yang menjelaskan. Dari pada hanya diberi adegan sekecil itu.
Penulisan ceritanya seharusnya bisa menarik di basket, bukan? untuk Lovasket yeah... bisa dibilang mixbag. kadang penceritaannya saat pertandingan basket terkesan menarik, kadang juga skipable. Sebab, sering dimana pertandingan basketnya sendiri terasa tidak penting hingga aku skip saja, itu alasannya lawan yang dihadapi oleh tim yang jadi tim utama cerita tidak terasa penting bahkan berbahaya.
Biar aku jelaskan sedikit di sini, maaf tapi saya ambil referensi dari manga slam dunk. Di manga itu, tim yang menjadi lawan tim utama punya nama dan mereka punya sesuatu untuk melawan tim dari Tim Utama. Sebab pembaca tahu kemampuan masing-masing personil tim lawan. Di novel ini kadang tim lawan hanya di sebut dengan posisinya. Which is okay... but... jika mau mengambil cara seperti itu, buatlah terkesan mereka punya threat... misalnya pakai nomor punggung... this one works well di novel D'Angel sebab kita bisa menandai siapa yang dihadapi oleh tim utama dan kira-kira apa kelebihan individu orang tersebut yang menjadi ancaman bagi tim utama. Got it? okay...
Beberapa hal lain yang sudah menjadi kebiasaan Mas Luna adalah kurangnya deskriptif tempat. Saya punya banyak novel Mas Luna, Hell yeah... D'Angel Trilogi, Mawar Merah Trilogi, Beauty and the Best, Golden Bird, Victory... Aku punya dan satu hal yang sering menjadi kurangnya kesan dari novel-novel karya Mas Luna adalah deskripsi tempat. Memang benar, kita tidak perlu menjelaskan satu per satu setting adegan diambil, tapi saat adegan penting... seperti lapangan Final Match... Kenapa tidak? bagaimana suasana lapangan tersebut memengaruhi kesan dari cerita. Karena itu setting merupakan bagian paling forgettable di karya-karya Mas Luna... Mungkin kecuali novel Victory.
Mari Kita masuk ke Karakter. Sepanjang cerita, pertumbuhan karakter di Seri ini cukup banyak, namun yang membuat kita merasa relate tidak seberapa. Mari kita mulai dari Vira... Nama Panjang Vira cukup sulit diingat... So, Vira adalah seorang basket freak intinya basket itu seperti sudah ada di dalam darah dagingnya. Dia menarik, dia cantik, pintar, karakter dia awalnya egois dan juga bossy... namun seiring cerita berlanjut, dia mulai mengalami pendewasaan karakter. Terutama saat Lovasket 1 dimana dia harus kehilangan hartanya. Vira adalah seseorang yang sebenarnya tidak cuma pintar sebagai pemain basket, sebenarnya dia punya kemampuan lain yang akan terlihat yah sekitar di Lovasket 3.
Selanjutnya adalah Stella, Stella ini bisa dibilang Rival sekaligus sahabat Vira. Sebenarnya perhatian dia ke Vira agak berlebihan... nyaris agak ke arah... sana... Oke. Stella adalah tipe karakter yang keras dan juga teguh pendirian. Namun di balik sikapnya yang keras tersebut, sebenarnya rasa care tersimpan di sana. Mayoritas itu tampak di Lovasket 5, namun sepanjang cerita dia konsisten dengan sikap yang keras kepala.
Sementara Niken adalah seorang gadis yang ceria, mudah bergaul dan juga kutu buku. Dia sangat penyayang dan perhatian. Persahabatan dirinya dengan Vira pun adalah yang membuka mata Vira terhadap banyak hal.
Di Lovasket 4 karakter baru pun muncul yaitu Vanya dan Vega. (Damn, Mas Luna just love Initial V as Main Chara in this novel) Vega adalah seseorang yang suka basket... saya nyaris bisa bilang dia seperti copy paste character dari Vira... sementara Vanya adalah seorang salah satu personil girl band dengan nama Venus (You see... V everywere... Kita tunggu sampe V dari V For Vandetta muncul) so anyway... Vanya sendiri berkarakter... kayak Vira versi lebih kalem dan pendiam.
Karakter lain masih banyak sebenarnya, Rida, Shandy, Rei, Aji, dan lain-lainnya. Cuma Rida saja yang paling aku ingat sisanya cuma ada di sana sebagai karakter sampingan.
Mari kita masuk ke Story. Novel ini sebenarnya lebih menunjukkan bahwa Basket bisa membawa banyak hal. Tidak hanya sekedar pertandingan, latihan, dan hal-hal semacamnya. Tapi lebih fokus ke interaksi karakter yang cukup solid di novel ini. Romance adalah sesuatu yang paling jauh di kesampingkan dari plot utama. Oke, untuk novel pertama dan kedua memang agak kental. Namun, sisanya sudah lepas dari itu dan hanya jadi pemanis plot.
Di balik kehidupan basket yang berada di sekitar karakter membawa banyak konflik. Yeah, beberapa adalah konflik klise, *uhuk* MC kena penyakit *uhuk* konflik persahabatan, konflik internal tim... kadang-kadang ada yang saya merasa dipaksakan. Lalu, konflik internal karakter sendiri. Semuanya terhubung sama basket.
Lovasket saya rasa direncakan Trilogi seperti layaknya novel Trilogi Mas Luna yang lain. Karena itu mayoritas yang mengikuti cerita ini merasa bahwa Lovasket 3 adalah akhir dari seri ini, namun tiba-tiba meunculnya Lovasket empat cukup mengejutkan. Tiba-tiba bahkan dengan karakter utama yang baru, yups Vira sempat lenyap di seri ini, dan membelokkan ceritanya ke Vega dan Vanya dan di Lovasket pun balik ke plot utama di Seri lima.
Ada Lovasket 4? |
Romance di novel ini bisa dibilang problem yang cukup mengganggu. Novel ini punya karakter utama Vira sementara Romance-nya justru fokus pada karakter lain. Niken dan Rei, Lovasket 1 dan 2... juga 3 menunjukkan plot romance yang memfokuskan cerita pada bagaimana romantika antara Niken dan Rei berkembang sementara Romantika karakter utama si Vira terlalu overshadow... SANGAT Overshadow.
Konflik romance untuk Vira pun tidak relate dan juga tidak menarik untuk disimak. Hingga jika terjadi "sesuatu" dalam hubungan percintaan Vira pun sebagai pembaca saya tidak peduli. Sama kira-kira dengan hubungan antara Spike dan Julia di Cowboy Bebop. Aku rasa tidak berat untuk mengharapkan ada 2-3 bab cerita yang memfokuskan pada bagaimana kisah cinta Vira hingga pembaca lebih emotionally infested dengan hubungan mereka. Semua yang terjadi pada mereka terlalu Tell...
Rivalry antara Vira dan Stella asik untuk diikuti, juga bagaimana Vira menghadapi masalah-masalah baik di dalam dirinya sendiri dan juga di dalam tim menarik sebagai plot poin cerita. Sementara karakter-karakter lain pun terasa pengaruhnya sepanjang cerita. At least dalam satu novel tersebut.
Di Lovasket 4 ada beberapa karakter yang sudah mulai menghilang soalnya.
Jadi menilai berdasarkan Gaya bercerita, Karakter, Story, Plot dan keasikanku selama membaca series ini. I will say.. Lovasket is Worth your Time!
Worth your Time |
Untuk Novel jenis Teenlit mengingat batasan dari genre itu sendiri. Novel ini memang cocok untuk bacaan anak-anak remaja. Tidak perlu pasang ekspektasi tinggi, intinya pasang standar teenlit yang seharusnya dengan Basket sebagai pusatnya.
Terima kasih sudah Membaca Review ini.
Sampai jumpa hingga saya memikirkan sesuatu hal yang lain lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar