Minggu, 22 Desember 2013

Bullshit Episode : Why Eternal Grace Should be Revive?

Aku cuma mau jelaskan satu hal sebelum masuk ke episode ini. Bullshit Episode bukanlah berarti saya bicara soal kebohongan kosong, tapi ini adalah segmen khusus di blog saya yang memberi saya ruang untuk rant tentang sesuatu hal, tidak fokus hanya pada hal-hal yang saya review, tapi lebih dari itu.

Eternal Grace adalah sebuah game yang dibuat oleh developer Indie Indonesia yaitu Enthrean yang terbit tahun 2011 kemarin.  Sayang sekali game ini mengalami masalah biaya dan diharuskan untuk... mati alias tidak dilanjutkan ke episode selanjutnya.  



Game Eternal Grace bercerita tentang seorang pemuda bernama Razh yang hidup sebagai seorang yang menerima kerja apapun asal dirinya mendapatkan uang.  Saat di sebuah tavern, dia diganggu oleh komplotan yang bernama Kupluk Ranger.  (Yeah, I’m not kidding). Masalah itu menyebabkan Razh bertemu dengan seorang gadis bernama Millia.  Gadis ini cukup centil dan Ke-GE-ER-an dan meminta Razh untuk mengantarnya pergi ke kota seberang. 



Di sinilah awal mula petualangan Razh dengan Millia dan itulah episode satu Eternal Grace
Kenapa saya sangat mendukung game ini, well banyak hal yang sangat menarik di game ini.  Pertama game ini tidak punya RANDOM BATTLE. Musuh terlihat jelas di dalam layar dan jika kau menyentuhnya kalian lanjut ke battle mode.  Realtime battle, game ini pakai sistem Realtime Battle mode, tapi tidak seperti Star Ocean atau Tales series.  Real time di sini kita memakai semua karakter secara bergantian.  Kamu bisa mengganti karakter di tengah pertarungan kapanpun.  Karakter-karakter ini bisa di kombinasi kombo, seperti Razh menyerang empat kali dengan tangan besinya lalu dilanjutkan pistol dari Millia, lalu lanjut dengan Skill dari Razh.  Begitu banyak eksperimen yang bisa digunakan untuk membuat gamer tetap terhibur.



Game ini sangat menyunjung tinggi namanya persiapan sebelum masuk ke battle.  Karena kamu hanya bisa bawa tiga jenis item di dalam battle.  Tiga jenis item itu bisa digunakan kapanpun bagusnya setiap karakter punya slot masing-masing.  Begitu juga skill slot yang bisa digunakan kapanpun.
Memainkan game ini sangat asik jika menggunakan Controller, apa lagi console gamer seperti saya.  Asiknya game ini cukup dengan memasang Controller di laptop/komputer anda, maka seluruh tombol akan tersetting otomatis.
Karakterisasi game ini menarik, terutama saya harus akui adalah karakter Millia. Karakter lain yang aku ingat seperti dia adalah ikan biru yang bersama ayahnya Nemo yang mengalami flash amnesia atau lupa ingatan dalam jangka pendek. Karena itu Millia selalu membawa buku catatannya kemana-mana untuk membantunya mengingat.  Razh sendiri adalah karakter yang menarik yang benar-benar mata duitan, selain uang dia ga akan peduli apapun di sekitarnya.  Dia tipe, “As long you pay me, I will do it.”

Game ini punya mini game yang asik untuk dimainkan disamping misi utama.  Yaitu Hexacard.  Game ini agak mengingatkanku dengan game kartu di Final Fantasy VIII dengan tetap mempunya fitur yang orisinil.



Game ini juga berusaha menampilkan hal-hal yang berbau Indonesia, terutama atmosfer yang ingin ditunjukkan di dalam game.  Salah satunya adalah dimana ada karakter yang memakai pakaian adat Indonesia seperti blangkon.




Fitur lain yang perlu saya sebut adalah mission segmen. Yups, pernahkah kamu memainkan game dan kemudian berhenti karena ada suatu hal yang penting kamu harus kerjakan, lalu setelah beberapa lama kamu mau main game itu lagi dan bener-bener lupa sama apa yang harus kamu lakukan selanjutnya? Tapi di game ini, itu bukanlah masalah. Karena setiap misimu dicatat dan memudahkan gamer untuk brainstorming tentang apa yang harus mereka lakukan.



Game ini punya sistem EXP yang agak-agak annoying, karena kamu hanya bisa menaikan EXP untuk karakter yang melakukan aksi.  Karakter lain tidak akan dapat EXP sama sekali jika kamu tidak pernah memakainya.  Karena itu pemakaian karakter yang seimbang perlu diperhitungkan.  Bicara soal itu, game ini tidaklah mengharuskan bahwa Razh akan jadi center of point interest all the time, kadang pusat cerita berpindah ke karakter yang lain.
Di game tidak ada namanya dijual senjata, karena senjata meningkat berdasarkan blacksmith. Tapi tidak seperti di Suikoden, asal ada uang kamu bisa lakukan Black Smith? Di sini, kamu juga harus mencari bahannya untuk melakukan blacksmith. 



Musik di game ini juga bagus, terutama winning music.
Sekarang kita bicarakan hal yang perlu mengalami perbaikan dari Eternal Grace.  Pertama mungkin adalah masalah tidak adanya indikasi sebuah bangunan.  Saya awalnya kebingungan mencari di mana Inn di dalam game. Saya pun harus mencari satu per satu rumah untuk mencari di mana Inn tersebut. 



Kedua adalah sepertinya baik kalau saat menang dari battle menunjukkan gambar winning pose dari karakter yang berhasil mengalahkan musuh terakhir?



Ketiga, saat di dalam battle tidak ada pause button.  Kadang saat di dalam battle, terutama battle yang panjang (lawan boss) aku kebelet pengena ke kamar mandi saya ga bisa lakukan. Entah karena memang ga ada pause button atau saya memang ga menemukannya.
Keempat, ada beberapa penulisan yang salah. Seperti saat menggunakan barang atau uang. Yang tertulis adalah Stuff lost, but I’m not lost it, I spend it. 


Kelima, saya menemukan beberapa glitch dan bug.  Seperti saat saya ke ujung jalan tapi tidak bisa pindah ke tempat sebelahnya, atau jika saya tidak sengaja menekan tombol defend setelah mengalahkan musuh di battle, maka saya stuck dalam defend mode, dan saat jalan dia kayak menyeret-nyeret kakinya, saat menyelesaikan misi Aruna, saya menemukan ada dua Aruna.



Sekarang beberapa hal yang aku rasa baik untuk mulai dipikirkan tim developer di episode 

Walking Glitch

Selanjutnya.  Rasanya bagus jika ada dua tipe EXP, EXP yang di dapat hasil menang dari battle. Intinya base EXP.  Jadi saat menang semua party dapat EXP, tapi EXP tambahan didapat jika karakter tersebut dipakai bertarung di battle mode, ini karena bakal sulit membuat karakter kuat secara merata.  Kedepannya ada semacam combination attack dimana dua orang atau lebih melakukan serangan bersamaan hingga terkesan keren walau butuh beberapa requirement untuk melakukannya.  Seperti saat main Warrior Orochi dimana mereka melakukan tripple attack, tapi aku rasa dapat tripple attack ini sebaiknya dengan ada background. Misalnya Razh dan Millia latihan untuk membuat sebuah gerakan baru setelah kalah melawan musuh misalnya. 
Aku masih belum tahu bagaimana sistem mekanisme game ini selanjutnya jika punya karakter lebih dari tiga orang nanti, But I looking forward to it. 
Sekarang saya akan jelaskan kenapa Eternal Grace harus bangkit dari tidur panjangnya.
  •      Untuk standar RPG maker, grafik game ini benar-benar advance, animasinya terkesan halus dan detil.  Setiap gerakan karakter terlihat jelas dan luwes.
  •      Gameplay yang cukup orisinil, dimana realtime RPG lain tidak miliki (sejauh yang saya tahu).
  •      Ada mini game yang cukup adiktif dimainkan. 
  •           Karakterisasi yang kuat dan menarik, asik untuk ditelusuri 
  •      Musik yang keren dan sesuai dengan ceritanya.
  •      Plot pembuka yang cukup mengejutkan.  Karena game ini membawamu ke banyak tanda tanya yang akan membuat gamer penasaran, apa yang akan terjadi selanjutnya. 
  •      Nuansa Indonesia yang kental.
  •      Juga ada beberapa lelucon yang menarik berbau Indonesia.

That’s why Eternal Grace Should be revive...


Terima kasih sudah membaca ini dan sampai jumpa di Bullshit Episode selanjutnya.  See ya!!

Kamis, 05 Desember 2013

What Zen Thinks about Futari Ecchi? (Manga) Adult content warning!

Don't Judge me because I love this manga and this is one my most favorite manga ever.


Futari Ecchi (Two Person Ecchi)
Manga ini dibuat oleh Katsu Aki.  Diterbitkan pertama kali oleh Hakusensha dan sudah diadaptasikan ke anime, dan life action. 

Plot dari manga ini adalah Makoto Onoda yang menikah dengan Yura dan yang menarik dari keduanya adalah mereka sama-sama Virgin.  Yes, I said that.  Ini membuat mereka sama-sama sangat inexpirience dalam hal rumah tangga, sexlife, dan segala macam yang berbau ecchi.



Pertama kita bicarakan soal Art dari manga ini.  Gaya gambar manga ini amat klasik dan sederhana.  terlihat sekali manga ini adalah manga lama, hal itu sangat wajar karena manga ini dibuat pada tahun 90-an.

Karakter di manga ini sebenarnya banyak.  Tapi, fokus pada sepasang suami istri ini.

Makoto Onoda


Dia adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan.  Dia sangat tidak berpengalaman soal dunia sexlife dan belajar dari berbagai macam hal untuk membuat rumah tangganya lebih harmonis. Dari sang kakaknya yang pengacara, lalu dari teman-temannya, dari segala macam sumber.  termasuk dengan sepupunya yang seorang sexologi (tapi masih virgin). Salah satu yang menarik dari Makoto adalah dia memang laki-laki pada umumnya, dia masih sering membayangkan dirinya bercinta sama cewek lain, juga kadang tertarik melihat cewek cantik yang lain.  walau demikian, hati dan tubuhnya hanya milik Yura.

Sekarang kita bicarakan Yura.




Yura adalah seorang wanita yang amat sangat polos.  Terutama soal Sexlife, dia pemalu dan juga takut pada hal-hal yang baru dalam dunia sexlife.  Berbeda dengan adiknya yang slut yang bahkan sampai mengencani 5 cowok, Yura sangat setia dan pertama kali pacaran dengan Makoto dan menikah dengannya dan memberi yang pertama bagi Makoto.  Salah satu yang amat menarik dari karakter Yura adalah dia tidak menyadari charm yang dia miliki sebenarnya membuat cowok-cowok lain sangat iri pada Makoto karena memiliki istri sangat cantik.  Salah satu sahabat Makoto bilang saat pertama kali melihat Yura adalah, "She such a babe..."

Bagaimana dengan karakter lain?  yah, there's a lot other character.  kakak dan adik makoto, adik Yura,  sepupu Makoto.  Setiap orang punya cerita masing-masing.  Walau fokus sama Makoto danYura, tapi kadang ada chapter-chapter khusus yang menceritakan yang lainnya untuk membuat kita lebih mengenal mereka.

Plot dari manga ini adalah seperti berbeda setiap chapternya. Biasanya setiap chapter menyajikan masalah yang berbeda dan juga plot yang berbeda walau masih dalam satu timeline.  Misalnya Chapter sekian menceritakan tentang pertama kali Yura belajar untuk oral, lalu di chapter lain menceritakan rasa cemburu, dan semua sangat berhubungan dengan adult life.

Bagian yang menjadi favoritku di sini adalah bisa membuat pembaca memahami tentang perasaan dan apa itu lawan jenis.  Di dalam manga ini bahkan memberikan banyak informasi berdasar survey, misalnya kenapa cewek lama di kamar mandi, kenapa cewek lama bershopping, seperti itu. 

Manga ini terkenal dengan sebutan mangasutra that's not wrong at all. Di manga ini pun banyak menjelaskan sistem sex.  Posisi, ejakulasi, masturbasi, reaksi pada porn movies.  Manga ini menyajikan sex scene secara lumrah, tetap dengan sensor di genitalnya (itu sudah aturan di Jepang). 

Saat pertama kali aku membaca ini, saya berpikir ini serial porno.  Tapi setelah saya ikuti, ternyata tidak demikian, this is Social Adult Life Manga. Semua yang terjadi di manga ini sebenarnya tidak jauh dari yang terjadi di kehidupan nyata... di Jepang sana.

Di dalam kehidupan rumah tangga mereka banyak sekali rintangan.  Karena banyak cewek yang tertarik pada Makoto, begitu juga sebaliknya.  Konflik internal dan eksternal dimana membuat mereka bisa lebih mengerti dan semakin dekat.  Yura yang pemalu harus lebih berani untuk ekplorasi demi membuat sang suami senang, begitu juga Makoto. 




Jika kalian baca manga ini, lihat dari sisi kemanusiaannya, bukan dari sisi untuk porn interest.

So, base on content this manga is... AMAZEPIC. Yeah, not because Porn, karena begitu banyak hal yang saya pelajari dari manga ini.

Terima kasih sudah membaca review ini sampai jumpa hingga saya memikirkan sesuatu yang lain lagi!

Next is gonna be BULLSHIT TIME!!!

Minggu, 17 November 2013

What Zen Thinks about Crimson Gem Saga? (Game)

Kalian tahu kalau Crimson Gem Saga adalah Asthonishia Story 2...  Apa kalian mulai skeptis?


Crimson Gem Saga/Asthonishia Story 2/Garnet Chronicle

Diterbitkan oleh Atlus
Didevelop oleh IronNos
Platform di PSP

Jika kalian membaca review Asthonishia Story di postingan sebelumnya.  Wajar kalian skeptis sama game yang satu ini. Tapi, penerbitnya Atlus... seharusnya ini bagus bukan?

Crimson Gem Saga memulai cerita yang sama dengan Asthonishia Story 1.  Karakter utama Killian yang telat bangun saat terjadi upacara kelulusannya dari pelatihan paladin.  Dia selalu jadi runner up dari Gutterian.  Well, saya pribadi agak bingung.  Nama panjang Killian adalah Killian von Rohcoff, sementara nama Gutterian adalah Herbert von Gutterian.  Hum... well, not good first impression I think.

Kemudian Killian mendapat rekomendasi untuk menjadi seorang Paladin di salah satu perbatasan. Di jalan dia bertemu dengan Spinel yang mencuri dompetnya.  Saat mau melakukan peresmian, seorang Lelaki membuat satu batalion Paladin mati kecuali Killian yang diselamatkan Spinel.

Oke, looks soo familier, right?  Bukankah si Lloyd juga demikian.  Saat mau mengantar Sacred Wand, dia diserang, semua mati kecuali dirinya sendiri.  Setelah kejadian ini dia pun melakukan perjalanan bersama Spinel untuk menemukan Wicked Stone. That's the beginning Killian journey.

Well, that's not really good. Tapi, sekarnag adalah saat-saat menariknya.  perubahan pertama yang terlihat adalah dari TBS (turn based strategi) menjadi TBC (turn based combat) di Asthonishia story 1, game menjadi random battle dengan TBS.  Tapi di sini, sudah menjadi klasik TBC dengan beberapa inovasi menarik. 


Inovasi pertama adalah no random battle.  Yups, di Asthonishia Story kamu cuma no random battle jika di world Map, tapi di game ini di dungeon maupun di world map sama-sama no random battle.  Formasi di game ini tidak ada gunanya sebenarnya, walau karaktermu berada paling belakang, musuh bisa menyerangnya langsung tanpa magic.  Well, tidak seperti Valkyrie Profile yang dimana formasi memang punya peran besar di dalam combat.


Di sini hal yang sangat menarik untuk kita perhatikan dari game ini.  Dalam mayoritas game kadang kamu tidak bisa mengendalikan kamu ambush enemy atau kamu d-ambush oleh enemy. Di game ini kamu bisa. Jika kamu menyentuh musuh sebelum tanda seru muncul di kepala mereka...



Maka kamu akan dapat serangan duluan dan... benar-benar punya damage yang luar biasa. 


Tapi jangan sampai musuh ambush kamu mereka bisa membunuh satu party-mu.  Inilah tantangannya, musuh-musuh di game ini tergolong sulit, asiknya sih game ini mudah untuk level up.


Game ini bukanlah tipe dimana kamu harus level up untuk mendapatkan jurus-jurus.  Tidak, bukan begitu. untuk mendapatkan jurus-jurus kamu harus sering battle dan mendapatkan Skill Points dan gunakan itu untuk membuka Skill Tree.


Combat system-nya sebenarnya mengingatkan aku pada Atelier Iris, tapi lebih sempit. Di Atelier Iris, ada kartu-kartu kosong yang bisa di isi. Di sini semua terisi ally party or enemy party.  Skill-skill sangat banyak dan berbeda tergantung pada karakter masing-masing. 


Ini membuat gameplay menantang, menarik dan juga asik untuk menjaga gamer terhibur sepanjang game. bukan Sistem TBS yang tidak menantang sama sekali.  Musuh variatif dan juga unik. Ada yang tidak bisa dikalahkan magic tertentu, elemen tertentu, juga kadang tidak bisa dilukai dengan serangan fisik.


Musuh-Musuh yang paling nyebelin adalah yang bisa memberikan bad status pada karakter-karaktermu.  Confusion, Paralyze dan poison.  Tentu saja yang paling nyebelin adalah kalau kena Confusion, karena karaktermu bakal menyerang temannya sendiri. 

Di dalam combat, kamu bisa menggabungkan serangan dari dua karakter sampai empat karakter sekaligus.


Grafik dalam game ini sebenarnya bagus, setidaknya untuk standar 2D RPG.  lebih bagus dari Legend of Heroes setidaknya.  Terus Spinel di dalam battle boob-nya giggle mulu :v... yang paling bagus dari grafis dan animasi di game ini adalah saat karakter mati, mereka mati dengan epik.  senjata mereka jatuh dan pelan-pelan tubuhnya rubuh, seolah mati dengan heroik sekali.

Yang agak nyebelin di game ini adalah karakter saat berdialog tidak mengalami perubahan ekspresi.  Bagi saya pribadi jika tidak mengalami perubahan ekspresi kenapa harus portait karakternya sebesar setengah layar PSP?



Sekarang ke Story.  Well, I have to say story from this game is Great.  Awalnya kamu hanya harus mengumpulkan Wicked Stone, tapi di selingi dengan twist-twist menarik sepanjang cerita.  yes, ada yang melakukan Face Hell Turn seperti layaknya Akra di Asthonishia Story dan keadaan juga alasan terjadi Face Hell Turn pun tidak jauh beda sebenarnya.






Karakter development di dalam game ini saya harus akui sangat menarik.  Alasan-alasan kenapa mereka bersama juga believable. Kalian akan tahu alasannya nanti, lalu yang tentu saja paling baik dari seri sebelumnya adalah perubahan MC alias Killian sepanjang perjalanan.  Tidak seperti Lloyd yang tidak ada perubahan sama sekali yang terjadi di sepanjang cerita, di game ini Killian benar-benar menunjukkan kedewasaan ada suatu adegan di mana benar-benar menunjukkan bahwa perjalanan ini memengaruhi mental dan maturity Killian.



Sayangnya karakter development-nya walau bagus tapi kurang mendalam.  Banyak karakter-karakter di game ini selain si Killian kurang di eksplor lebih dalam.  Hingga menyimpan begitu banyak misteri.  Tidak lupa dengan Lahduk yang disebut Lurdurk di game ini (setiap saya ketik di Google jadinya Ludruk) yang sebenarnya adalah Rudoug di game sebelumnya.  Itu, monk yang suka sama Akra.  Awalnya saya agak ragu kalau Lahduk adalah Rudoug dari game sebelumnya.  Sampai saya sadar setiap kali memenangkan pertarungan Lahduk menarik bandananya dan menggegamnya erat sekali dengan wajah sedih.
 
Oh ya, game ini tidak di dub sepenuhnya Inggris, di dalam battle mereka masih menggunakan bahasa Jepang.  Bukan bahasa aslinya yaitu Korea.

Yups, Bandana itu adalah pemberiannya satu-satunya pada Akra sebelum Akra mati di game sebelumnya.  Even actually Akra is show up in this game with new name...



Bahkan si Akra jadi lebih cantik di sini, eh maksudku Archla.  Dia masih memakai ikat rambut pemberian Lahduk dulu.

Ada beberapa karakter di game sebelumnya yang mundul di game ini, seperti Lahduk tentunya, Archla dan Dryden.  Dia sempat bertarung dengan Lezail dan jadi salah satu epic scene di game sebelumnya.





beberapa hal yang agak mengganggu dari game ini adalah uang.  Yeup, uang adalah salah satu masalah besar di game ini. Karena item-item mahal harganya, terutama saat kamu update equipment.  Di game ini juga bisa membuatmu mati seketika jika terkena ambush bukan? Karena itu kamu butuh Scroll of rotation agar karaktermu revive otomatis dan harganya ga main-main.



Kadang-kadang ada Merchant di tempat-tempat yang tidak terduga seperti di tengah jembatan di world map, atau di tempat-tempat tidak tentu seperti di dalam sebuah dungeon.



Game ini juga pake sistem quest note. Dimana jika kamu mendapat Quest maka quest itu dicatat.  Well, untuk game yang linear seperti ini, sebenarnya tidak terlalu perlu, walaupun cukup membantu, at least jika kamu ga main game ini lama dan lupa apa yang harus kamu lakuin.  maka baca lagi Quest note-nya.


Masalah lain dari game ini adalah Ending.  Aku ga akan spoiler, tapi tidak seperti Asthonishia 1 yang saya ga berharap ada sekuel, untuk Crimson Gem Saga saya sangat-sangat berharap ada Sekuel karena endingnya amat sangat ga memuaskan. Ditambah game ini linear dan bisa ditamatkan ga lebih dari 30 jam.

Karena itu peningkatan yang dilakukan IronNos pada game-nya ini sangat baik.  That's why I Say This is Worth it, enjoy your time with it. Yeah walau game ini pake formula biasa, tapi dieksekusi baik dan punya story dengan twist yang menarik.

P.S Makna dari penilaian.



nilai 1-2 saya akan sebut This will torture your soul to the damn ini artinya apapun yang saya review adalah karya yang amat buruk dan jika kalian maksa buat mainin, nonton, atau baca akan merusak jiwa kalian.

Nilai 3-4 saya akan sebut Just forget about this and continue your life without it Ini adalah sebuah karya yang tidak pantas diingat dan sebaiknya lupakan karena tidak berarti alias buang-buang waktu untuk dilirik.

Nilai 5-6 Saya akan sebut It's good to time wasting artinya kalian bisa menikmati hal ini jika ga ada kerjaan, tidak ada tugas, hanya buat main-main dan tidak ditanggapi serius.


Nilai 7-8 Saya akan sebut This is worth it, Enjoy your time with it! Dengan kata lain karya ini pantas untuk kalian nikmati dan pantas kalian gunakan waktu kalian untuk merasakannya.


Nilai 9-9,5 Saya akan sebut You want through this again! Ini saya maksudkan bahwa karya ini pantas kalian baca lagi, nonton lagi, mainin lagi alias punya high replay value.  


Sekarang untuk nilai tertinggi 10 saya akan sebut AMAZEPIC (It's Amazing because it's Epic) ini jelas sebuah karya yang menurut saya benar-benar pantas kalian nikmati dan sangat memorable.  Dapat nilai 10 bukan berarti karya ini flawless.  Tapi, saya cuma menegaskan bagian hal keren dari karya ini jauh lebih banyak dibanding yang jeleknya/flaw-nya.  Ibarat 11 hal bagus dan 1 hal jelek. Seperti itu.





Terima kasih sudah membaca review ini, jangan lupa komen dan follow. 

Sampai jumpa hingga saya memikirkan sesuatu hal yang lain lagi.


Selasa, 05 November 2013

What Zen Thinks about V for Vandetta?(Movie)



Remember remember the fifth of November
Gunpowder, treason and plot.
I see no reason why gunpowder, treason
Should ever be forgot...




 V For Vandetta
Film ini disutradarai oleh McTeigue.  Movie ini berdasarkan sebuah Grafik Novel dengan judul yang sama.  Film ini diperankan oleh Hugo Weaving, Natalie Portman, Stephen Rea, John Hurt.

Asal kalian tahu saja Movie ini adalah movie paling aku favoritkan, so maaf kalau saya bakal amat sangat subjektif untuk yang satu ini.  Saya baru saja membeli DVD Blu-Ray untuk movie ini.  That's because how much I love this movie.

V For Vandetta adalah kisah tentang kudeta terhadap negara Inggris di masa depan.  Di masa Depan Inggris menjadi sebuah negara amat sangat otoriter. Di sana bahkan tidak memperbolehkan seseorang keluar malam.  Saat itulah Evey Hammond (Natalie Portman) ingin berkunjung ke tempat pamannya dan dicegat oleh semacam kesatuan pengaman yang disebut fingerman.

Saat itulah kehidupan Evey Hammond berubah karena pertemuannya dengan sosok lelaki yang memakai topeng Guy Fawkes atau yang kita sebut Anonymous mask yang menyebut dirinya V.  Seorang teroris yang melakukan tindakannya demi melepas kekangan pemerintah otoriter di hari pada tanggal 5 November.

Karena itu bagi saya tidak ada waktu yang lebih tepat mereview movie ini selain hari ini.  Yeah, 5 November.

Film ini menceritakan tentang arti kebebasan rakyat dan hak rakyat tidak boleh dikekang penuh oleh pemerintah.  Nuansa film ini dark bahkan begitu banyak shot yang dilakukan dalam pencahayaan yang remang-remang membuat film ini sangat berkesan yang sesuai dengan genre-nya.

James McTeigue benar-benar tahu bagaimana cara menyutradarai film berbasis Grafik novel ini.  yah yah aku tahu banyak protes karena ceritanya sangat berbeda dengan di Grafik novelnya, but It's doesn't matter as long the movie not sucks.

Akting di film ini sungguh briliant.  Setiap aktor tidak ada yang saya lihat bermain mengecewakan.  V, Evey, Inspektur, Adam Sutler, Creedy, semuanya berperan dengan sangat baik dari awal sampai akhir.  Pengambilan gambar yang tidak statik, editing yang pas, tidak tergesa-gesa, pace-nya sangat pas.

Cerita dari movie ini terkesan berat, berhubungan intrik politik, senjata biologis, tentang kebebasan, juga revolusi besar.  Penggambaran tentang Inggris di masa ini benar-benar membuat siapapun orang luar tidak mau masuk ke sana.  Bayangkan saja di sebuah negara dimana kalian dikontrol habis-habisan, hanya ada satu stasiun TV, semua orang seperti dipenjara.

V yang diperankan oleh Hugo Weaving... yes, guy who cast Agent Smith From The Matrix sangat mengagumkan di film ini.  Dia memang tidak pernah membuka topengnya, tapi penonton tahu dia sedang sedih, sedang gusar, sedang suka cita.  Cara dia berbicara penuh dengan filosofis dan quote-quote yang sangat keren.  

Evey Hammond yang diperankan oleh Natalie Portman tidak kalah keren dari V.  Terutama adegan saat dia mengalami siksaan lahir batin.  Begitu ekspresif.

kedua karakter ini akan ada romantic interest dan dibalut dengan cara yang tidak biasa.  Adegan romantisme di movie ini bagi saya sangat epik.  No cheese dialog, tidak ada rayu-rayuan, tapi saya tetap merasakan bagaimana mereka berdua bisa saling cinta. *not like Luis Lane who just kiss Superman in Man of Stell, sorry I just can't bear that one.*

Karakter-karakter lain semua berperan baik.  Terutama Stephen Rea yang menjadi sang Inspektur, dia sebenarnya orang baik di dalam cerita ini, tapi tidak seperti V, dia terikat oleh pemerintah.  Aku sebenarnya berharap V dan Inspektur ini benar-benar bertemu dan bicara, apa bakal seintens si Keller dan Detektif Loki.

Movie ini punya twist yang tidak terduga, namun tidak banyak.  Hanya saja begitu membekas di hatiku.  Tentang pemahaman soal manusia, emosi, dan psikologis.  "Pemerintah seharusnya takut pada rakyatnya, bukan sebaliknya.:"  Point ini benar-benar ditekankan sepanjang cerita dan juga dijelaskan dengan cara yang epik.

Karena itu saya sangat rekomendasi kalian menonton movie ini, for me there's none any movies until now can really inspire me like this one.  

Of Course V For Vandetta is.... AMAZEPIC! 

Jadi V For Vandetta apa kalian sudah menontonnya apa pendapat kalian. Jangan lupa dengarkan apa yang dikatakan Yui di samping.

Terima kasih sudah membaca review ini dan sampai jumpa hingga saya memikirkan sesuatu yang lain lagi.

*Saya tidak beri gambar karena saya tidak mau ada spoiler sama sekali dari movie ini.