Selasa, 25 Juni 2013

What Arai Thinks about Sekirei? (Anime)

Kali ini, bukan saya yang bakal review anime.  Tapi tamu kita Kagetsuki Arai. Mari kita simak apa yang dia pikirkan tentang Sekirei!



Opening Review
Ini bukan pertama kalinya saya menulis review anime, tapi membuat review anime untuk dipajang di blog benar-benar pengalaman baru. Berhubung saya bukanlah pemelihara blog yang baik dan benar, saya harus berterimakasih pada bang Zen Horaktti karena mau mengepost ini di blognya.
Jadi dalam pertemuan terakhir AO-SSS, sebuah komunitas Anime Otaku yang saya dirikan, saya mendapatkan banyak sekali anime dari seorang teman. Salah satunya adalah Sekirei sebanyak dua belas episode dengan Second Season ‘Sekirei : Pure engagement’ sebanyak 13 episode dan dua bonus episode yang lebih fokus ke hubungan antar karakter.
Anime yang dibuat oleh Seven Arcs ini adalah adaptasi berjudul sama dengan total 2 Season + 2 episode dan mampu saya habiskan dalam dua hari.

What Is Sekirei About?
Sekirei bercerita tentang seorang cowok-gagal-dua-kali-ujian-masuk-kuliah bernama Minato Sahashi. Sebagai orang yang suram karena baru saja gagal untuk kedua kalinya, ia berjalan dengan suram di penjuru kota dan mengeluh…
Sampai kemudian seorang gadis berdada besar jatuh dari langit dan menimpanya dengan keras, uhum…Pantat jatuh di muka Minato…uhum…Cara yang unik untuk bertemu seorang cewek.
Plot semacam ini sudah sering dipakai di dalam anime yang saya tonton. Seorang cewek –Biasanya cenderung fantasiah- bertemu seorang cowok normal dan membawa hidup cowok normal ini kedalam masalah penuh fantasi dan sihir.
Namun nyatanya, Sekirei bukan hanya bercerita tentang itu.
Di dalam anime ini, ada dua istilah penting. ‘Sekirei’ adalah Alien-mirip-manusia dengan kekuatan sihir bervariasi. Jumlah mereka tepat 108 orang dengan dominasi perempuan. Saat cerita berlangsung, sedang terjadi Battle Royale atau pertarungan saling membunuh satu sama lain. Untuk apa? Sayangnya sampai season 2 berakhir, saya tidak menemukan penyebabnya.



Istilah kedua adalah Ashikabi, seorang yang secara genetic mampu membawa Sekirei ke potensi tertinggi dengan…uhum…ciuman. Proses ini dinamakan ‘Memberi Sayap’ (Proses terjemah bebas dari : Winged). Setelah Ashikabi mencium seorang Sekirei, maka keduanya memiliki hubungan tak terpisahkan dimana kehadiran Ashikabi mampu memperkuat Sekirei.
Jadi kembali ke pertanyaan awal, Tentang apa Sekirei ini?
Dalam satu kalimat, tentang Minato mengumpulkan Sekirei dan membantu siapa saja yang membutuhkan.



Who the character?
Minato Sahashi, Meski kelihatannya tidak berguna, ia adalah penyebab segala cerita berjalan. Setelah bertemu Sekirei pertamanya, Musubi, dan memberikannya sayap, Minato membuka potensi baru yaitu membuat sebuah harem. Sampai Season 2 Minato sudah berhasil mengumpulkan 5 Sekirei cewek dan 1 Sekirei dengan kelamin tidak jelas. Yang saya suka dari Minato adalah bagaimana dia berkembang dari seorang cowok sengsara tak berguna menjadi determinator yang akan melakukan apa saja demi Sekireinya. Saying sekali sampai akhir Season 2 ia masih saja tak berguna.
Musubi, dengan nomor seri 88 dan memperkenalkan diri sebagai ‘Fist-Type Sekirei’ adalah Sekirei pertama Minato. Merupakan Natural Airhead dan Fighting Maniac. Sayangnya, ia bukan Sekirei biasa.
Kusano, dengan nomor seri 108 adalah Sekirei kedua Minato. Tampaknya bertemu Musubi membuat Minato selalu menemukan gadis untuk ditambahkan dalam Haremnya. Gadis loli ini adalah salah satu penyebab kenapa saya bisa bertahan nonton anime dengan banyak payudara-kelewat-besar ini.
Miya Asama adalah induk samang Minato dan haremnya. Ia memiliki kemampuan memunculkan topeng menyeramkan dan aura suram entah darimana yang mampu membuat SIAPAPUN menurut padanya.
Plot overview.
Di episode pertama kita akan disuguhi sebuah adegan pembantaian oleh beberapa gadis berdada besar pada sekelompok tentara. Nantinya flashback inilah yang akan jadi kunci penting dalam plot Sekirei.
Sekirei memiliki banyak sekali kejutan sepanjang cerita, semuanya disiapkan dengan hint-hint yang rapi dan sedikit tersembunyi. Flashback di awal beberapa episode adalah petunjuk terbesar tentang apa dibalik Sekirei dan battle Royale mereka.

Hubungan antara Ashikabi dan Sekirei juga ditata dengan rapi. Bahkan Ashikabi yang memiliki Sekirei lebih dari satu seperti Minato memiliki dinamika hubungan mereka sendiri. Plot terpenting dalam Sekirei adalah bagaimana Minato mendapatkan Sekirei dan bagaimana ia bertekad menentang penyelenggara Battle Royale tersebut.

Ada juga secondary plot dalam Sekirei. Yang pertama adalah tentang Ashikabi misterius yang memberikan sayap secara paksa pada Sekirei dan yang kedua adalah perburuang ‘Demon Ashikabi’ untuk mencari ‘Gadis Hijau’. Yang harus saya beri pujian adalah bagaimana creator membuat dua plot secondary ini sama pentingnya dengan plot utama.
Apalagi saat kta menyadari bahwa tiga plot ini ternyata berhubungan.



Art level.

Meski Sekirei menang di plot, Saya tidak akan mengatakan hal yang sama untuk artnya. Mungkin wajar untuk anime tahun 2008 memiliki art sepert ini. Namun yang paling menganggu adalah bagaimana Anime ini menggambarkan payudara semua perempuan secara tidak proporsional dan bergoyang aneh seakan mereka punya hidup sendiri.
Itu adalah hal teraneh yang saya bisa lihat dalam anime.
Bukan hanya itu, penggambaran Kusano yang seharusnya tidak lebih dari sepuluh tahun juga kelewat detail seakan ingin member penekanan bahwa dia adalah perempuan dengan lekuk tubuh yang tidak seharusnya anak sepuluh tahun miliki.



Why you should/shouldnt watch.
(+) Adegan battle yang keren
(+) dinamika karakter dan hubungan antara Ashikabi-Sekirei yang apik
(+) Narasi yang unik, komedi yang oke dan cerita yang tidak membuat bingung
(-) fanservice overload



Final Verdict

7/10

Terima kasih sudah mau membaca review ini.

Sampai jumpa untuk next Guest review selanjutnya... 

Jumat, 21 Juni 2013

What Zen Thinks about Castlevania : Circle of the Moon?(Games)

Castlevania di Gameboy Advance... Hum... seperti apa ya?



Publishers by Konami
Developers by Konami Computer 
Genre : Action Adventure
Platform in Gameboy Advance

Cerita dimulai saat sang Dracula sudah dibangkitkan kembali oleh Camilla.  Yah, kali ini Dracula sudah bangkit di awal-awal cerita.  Nathan, Hugh, dan Morris Baldwin langsung mendatanginya dan bersiap bertarung.  

 
Sampai akhirnya Dracula menghancurkan lantai dan membuat Hugh Baldwin dan Nathan Graves jatuh dari ketinggian puluhan kaki (dan seolah tidak terjadi apa-apa) di sanalah game dimulai. 

 
Yah, jujur saja. Selama saya main Castlevania, saya tidak pernah mendengar marga Baldwin dan Graves.  Kita mengontrol Nathan Graves. Dia adalah seorang yatim piatu.  Orang tuanya meninggal dikarenakan serangan Dracula dulu. Dia diasuh oleh Morris dan dilatih bersama anaknya Hugh.  Tapi, anehnya Morris lebih memilih Nathan sebagai penerusnya, bukan anaknya sendiri dan memberikan Vampire Killer (cambuk) kepada Nathan.  Jelas Hugh tidak suka hal tersebut.

Perjalanan di mulai, seperti Symphony of the Night.  Castlevania COTM menggunakan Metroid Style. Dimana karaktermu berjalan keliling ke setiap sudut kastil Dracula. Mengumpulkan Power Up dan lanjut ke bagian selanjutnya.  Nathan menggunakan cambuk yang benar-benar seperti layaknya cambuk, bukan morning star seperti Castlevania kebanyakan.

Mayoritas Castlevania punya cambuk begini. 

 
Tapi Nathan punya cambuk seperti ini!

  
Pertama mari kita bicarakan soal Grafik.  Seperti gambar yang kalian lihat di atas.  Grafik Gameboy Advance memang advance.  Sprite-nya bagus, dan semua tampak berwarna dan kesan dark dan chillingnya terasa, jadi presentasi dari grafis, game ini bagus.

Selanjutnya ke Gameplay!  Okay, saya akan bicarakan panjang soal ini.  

Kita mulai dari navigasi, tentunya berhubungan dengan map.  Maaf ini agak spoiler, tapi inilah Map-nya.


 
Oke, that's a big castle for Dracula.  Flaw paling menyebalkan dari game ini adalah teleporter!  Mayoritas Castlevania punya tempat teleport yang pas dan mempermudah gamer untuk pergi ke bagian manapun di castle.  Namun, nih game tidak punya letak Teleporter yang strategis!  Coba lihat bagian bawah map.  Titik kuning adalah tempat teleport, tapi di bagian bawah Map tidak ada titik teleport. Jadi jika kamu mau ke sana.  You have to patient and go trough all way there!

Satu lagi. Yang jadi masalah adalah Supply!  Oh come on! saya berkali-kali kehabisan supply karena ga ada SHOP!  WHERE THE SHOP! Mayoritas game castlevania, mengingat betapa besarnya castle dracula, punya Shop yang jadi safe spot, sekaligus untuk mengisi Supply! But, here? NO! Tidak ada supply, mau berharap ada Potion, hope you lucky enough from Loot!

Loot, that's another story!  Seharusnya setiap game seperti Castlevania yang punya RPG element, setiap musuh punya tipe loot sendiri.  Beberapa memang iya, tapi Loot di game ini benar-benar ga punya aturan!  Saya membunuh berbagai macam musuh dan memberikan sesuatu hal yang sama! Leather Armor is everywhere. I kill Skeleton, I got Leather Armor, I beat Demon, I got Leather Armor! What the hell!?

Fuuh, mari kita bicarakan soal fighting system.  Di game ini satu-satunya senjatamu adalah Whip alias cambuk.  Namun, dengan kombinasi DSS (Dual Set-up System) Cambuk ini bisa jadi macam-macam hal. Menjadi Pedang, Glove (jadi bertarung dengan tinjuan) Pistol, juga Summon Magic!

 
But, DSS itu adalah collectable! Yeah, dan syaratnya absurd!  Di Castlevania Aria of Sorrow bagian paling menyebalkannya tentu karena soul collecting. Tapi, saya merasa itu lebih asik dibandingkan di game ini.  Di Aria of Sorrow, the game is clear. Every monster/enemy has souls and just keep killing them until you get it! Tapi di sini kamu harus ke sebuah tempat yang spesifik dan dengan musuh yang spesifik, bikin tuh DSS Card muncul is so torture!  Setiap saya main Castlevania saya selalu pake Cheat Max Luck. You see!

 
Yeah, saya punya 9999 Luck. Namun, kadang saya harus bunuh musuh ratusan kali baru tuh kartu keluar?  WTF? Saya punya 9999 Luck?  Dan tidak ada semacam asesoris yang membantu untuk dapatkan DSS cards! Tidak kayak Aria of Sorrow, kita punya Soul Eater!

Rasanya mayoritas game castlevania punya hidden rooms! Right?  Di Castlevania Symphony of the Night. Fairy membantu Alucard untuk menyadari dinding-dinding yang bisa dihancurkan.  Di sini?  You have to guess it! Without map gimana caranya kamu tahu ada hidden Room? Tidak ada asseoris yang memberitahu di mana Hidden Room! Come on!

*Coba tenangkan diri dulu.  

Ehem-ehem.  Mari kita bicarakan soal control!  Bagaimana soal control? Tidak terlalu buruk, but it feel stiff.  

Ketika saya menekan lompat dan menyerang.  Saya kadang tidak melompat.  Saya coba mainin game castlevania lain, bahkan first Castlevania di NES.  jump attack works fine! Tapi di sini, kadang-kadang saya mau lompat dan menyerang saya tidak lompat, malah menyerang saja di atas tanah!

Untuk berlari, kau harus menekan keypad dua kali.  Jadi setiap kali kau mau lari, keypad harus ditekan dua kali dan selalu stop tiap kali kamu berputar arah.  Lagian kenapa lari harus jadi salah satu power up? Nathan tidak bisa berlari tanpa Dash Boots!  That's just ridiculous! Isu ini benar-benar bikin jempol saya keram karena harus terus-terusan menekan keypad dua kali. Sementara untuk melakukan Super Jump, di game ini sangat membantu. Cukup hanya tekan atas dan R. Tidak seperti yang lain yang harus menekan bawah, atas dan lompat.  
 
Menyerang dengan mengayunkan Cambuk responsif kecuali jump attack-nya.  Agak delay, seperti castlevania kebanyakan.  Tapi delay pun tergantung pada DSS setting yang kau pilih.  Jika kau menahan tombol B, maka dia akan memutar Whip-nya hingga menjadi penahan andai ada serangan beberapa projekti dan juga musuh-musuh kecil.  Oh ya, elang itu adalah summon, bisa dipanggil dengan kartu Saturn.

 
Menghindari serangan lebih tricky di sini karena kamu tidak punya backward dash. Di sini hanya forward Dash yang berguna untuk attack dan menghancurkan batu.  itu pun kau dapat agak lama. 

Sekarang kita lanjut ke boss battle.  Boss terkadang terkesan menantang, kadang juga terkesan Meh!  Seperti Death, kalian tahu tuh boss sulit di mayoritas Castlevania, tapi di sini. He looks like a joke!

 
He more look like priest (dark Priest) dibanding Death (Grim Reaper) Di castlevania lain dia tampak seperti ini.

 
Di game ini, Second Form of death even more ridiculous.  Saya ga akan tunjukkan. Just look it yourself!

Boss Battle kadang terkesan tidak adil. Ini disebabkan oleh suppli yang tipis yang harus dicari berdasar Loot.  salah satu yang saya sebal adalah jika kau kena Curse, kamu tidak bisa menyerang. You can't attack dan jika kamu kehabisan uncurse potion, you F*cked!

Well, a lot flaw in this game. Walau begitu ini adalah game yang bagus.  At least dibanding dari mayoritas Metroidvania. This one is disgrace! Untuk membuka fitur harus berdasar berapa kali kamu menamatkan. Bahkan untuk buka semua fitur kamu harus menamatkan empat kali, EMPAT KALI! Damn it!

Oh ya, saya lupa. Musiknya bagus. Saya suka theme yang ada di game ini, bahkan ada Bloody Tear. Salah satu OST favoritku.  

Sudah saatnya untuk Final Verdict.  Castlevania : Circle of the Moon saya berikan 5.5/10 It's mediocore game!

Terima kasih sudah membaca dan jangan lupa dengar kata Yui di samping.
<==

sampai jumpa hingga saya memikirkan sesuatu yang lain lagi.

Kamis, 20 Juni 2013

What Zen Thinks about Battletoads in Battlemaniac? (Game)

Saya kali ini mau share, tentang satu game yang tersulit yang pernah saya mainkan. Battletoads in Battlemaniacs!



Battletoads in Battlemaniacs
Developers by RARE Ltd.
Publishers by Nintendo

Plot menceritakan Rash dan Pimple mencoba menyelamatkan Zitz dan Michiko Tashuko yang diculik oleh Dark Queen.  Pimple dan Rash harus melewati berbagai macam tantangan.  This game is awesome first time, just beat them up.  Mengingat begitu banyak serangan kombinasi yang menarik, Deathblow yang berbeda dari tiap karakternya.

Pertama kita bicarkaan soal Grafik.  Battletoads in Batttlemaniacs punya grafis yang bagus, semua gambarnya terkesan solid dan berwarna.  Walau tampak lebih dark dibanding versi Nintendonya...


Gameplay, awalnya adalah beat'em up.  Tapi pelan-pelan menjadi platform.  Bahkan ada stage dimana Battletoads harus naik motor dan menghindari halangan-halangan yang ada.


Sekarang kita lanjut ke music.  Music dari game ini ngebeat dan asik di dengar.  Bahkan musik tetap ada saat kau pause game-nya dan membuatmu joget seperti ini.


Sekarang saatnya membicarakan Difficulty.  Nobody can denied this is one the hardest game in entire game History.  Level desain is ridiculously almost impossible to beat.  Di level naik motor, mayoritas orang-orang stuck di bagian tersebut.  Limited continues.  Bahkan saya yang memainkannya di emulator juga tidak bisa menamatkan game ini.  Saya stuck di sebuah stage di mana karakter memakai sebuah sepeda motor satu roda dan dikejar oleh roda berduri.



Every single levels is to make you piss off.  No kidding. Level Desain dibuat sesulit mungkin.  Karena level selanjutnya mayoritas adalah Platform. Rasanya serangan-serangan kerenmu tidak lagi banyak gunanya.  Padahal serangan-serangan itu keren abis.  Game Battletoads yang fokus pada beat them up hanya yang Battletoads dengan Double Dragons. Di sini yang paling diuji adalah skillmu, refleksmu dan... kesebaranmu :v

Game ini sebenarnya cuma ada 9 Level... termasuk dua bonus levels.  Well, ini mungkin satu-satunya game dimana bonus level-nya kau bisa mati.  Boss Battle juga amat menantang. Final Stage menentukan ending.

Mengingat kontrol di game ini amat bagus.  Rasanya pantas memberi game ini sebagai level yang sulit minta ampun.

Saya berikan Battletoads in Battlemaniacs 7/10. Try it if you dare!

Download ROM-nya di sini.

Klik saja tulisan Download Now... Dan saya peringatkan, sabarlah... jangan banting controllermu :3

Rabu, 19 Juni 2013

What Zen Thinks about Bleeding Survivor and 13? (Novels)

Fuuh, kebetulan keduanya bertema horor, kenapa tidak disatukan saja.  Mari kita mulai dari Bleeding Survivor.


Diterbitkan oleh GACA
Editor oleh Ara Philomina
Desainer Cover Oleh Ruri Hefni
Ditulis oleh Jacob Julian


Bleeding Survivor adalah sebuah cerita yang mengisahkan tentang Peter Mitt, seorang siswa unpopular yang sering dibully oleh Brent Geng.  Dia punya sahabat bernama Stink (segera tutup hidung!) dan seorang gadis Gothic bernama Dido.  Peter sebenarnya agak-agak tertarik dengan pacar Brent yang bernama Naomi... Well, cukup klise.  Ingat film Dan (Si pemilik cincin menghilang), punya keadaan yang sama.

So, menjadi seorang yang terus dibully, disiksa, disakiti secara tidak adil dan tidak punya pertolongan dari siapapun pastinya Peter berharap bisa lakukan sesuatu demi bisa membalas dendam dirinya pada Brent Geng! So, kenapa judulnya ga jadi Bully Survivor, tapi Bleeding Survivor?  Well, setelah membacanya kau akan ngerti.

Novel ini membawa tema klasik, tentang anak yang dibully dan ternyata dia dapat sejumlah kekuatan untuk membalasnya.  Kekuatan tersebut yang jadi konflik besar nantinya.

Bleeding Survivor menyajikan sebuah setting dan nuansa yang tidak menyenangkan, dikarenakan orang-orang mengalami bully secara tidak manusiawi ditunjukkan oleh penulis secara gamblang sampai-sampai saya ngelus dada.  Saya juga adalah korban bully dulu, tapi saya tipe cuek dan ga peduli dengan apa kata orang lain. Tapi, di novel ini adalah tipe Bully di tradisi barat dan jauh lebih mengerikan dari yang aku bayangkan.

Dimana Popular adalah sesuatu yang amat penting di dalam sekolah dan dimana orang-orang menginjak-injak orang lain seenaknya. Walau dibawa ke plot yang klise dan jujur saja saya bisa menebak nyaris semua plot yang ada.  Namun, karakterisasi di novel ini amat menarik perhatianku.  Karakternya kuat dan konsisten membuat saya bahkan bersimpatik sama beberapa karakternya.  Dido misalnya...

Selain karakterisasi dan setting yang dibangun kuat, novel ini menyajikan beberapa adegan aksi dengan tensi yang tinggi. Peletakannya pun pas. Tidak memaksa pembaca sampai tidak bernafas karena adegan aksi yang ga habis-habis.  Well, it's great eventually.

Konsep soal Bullying ini sebenarnya sudah banyak dibawa.  Namun, yang satu ini punya sedikit keunikan dari buku-buku lain.  For me is readable and enjoyable.  But, not really impressive.

Saya akan berikan Bleeding Survivor 6.5/10 Not bad.  :)  saya pikir mayoritas orang akan enjoy membacanya.  Terutama bagi orang yang pernah merasakan Bully.  We know how you fee, bro.

Sekarang saya lanjutkan ke novel Horor.

13



Diterbitkan oleh Mediakita
Penyunting oleh Jarot Setyaji
Ditulis oleh Dedek Fidelis Sinabutar


First thing first, saya harus berikan jempol buat desain cover. Yaitu... Ferdian. That cover already freak me out.

13 adalah sebuah buku dengan berbagai macam cerita yang ditulis dengan POV 1.  Buku ini dikemas amat unik oleh penulis dimulai dengan warning-warning tentang bagaimana kau membaca buku ini. Jujur saja warning dari buku ini nyaris buat saya tidak mau membaca lebih lanjut.  Tapi, saya sudah janji, jadi saya paksakan untuk baca.  Saat mati lampu, sendiri, di siang hari. Akhirnya karena ga ada kerjaan saya lahap habis buku ini.

Ini adalah buku paling banyak aturan yang pernah saya baca.  Aturan yang ada kemungkinan hanya fiktif dan dibuat-buat sama penulis, tapi memberi sugesti kuat bagi saya untuk menurutinya.  Oke mari kita mulai bicarakan soal isi buku.  Buku ini seperti layaknya sebuah kumpulan cerpen awalnya. Tapi, pelan-pelan saya mulai merasa bahwa buku ini ternyata adalah rangkaian kisah dalam satu setting dan satu tarikan timeline.

Kisah-kisah berdasarkan mitos-mitos yang antara benar dan tidak. Namun, hal begitu sudah amat biasa kita lihat, bukan?  Tapi, buku ini punya daya tarik.  Karena dikemas sedemikian unik. Jujur saja, saya baca banyak novel horor dan cuma yang satu ini bikin saya sempat lupa bernafas dan membuat tubuh saya kaku beberapa saat.  Karena apa? Cara sang penulis mendeskripsikan keadaan di dalam novel ini benar-benar menakutkan.

Soal karakterisasi? Saya jujur saja mengalami absurditas, bagaimana tidak? Saya bahkan tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi?  Saya bertanya-tanya, namun justru itu membuat buku ini kesan horornya semakin terasa.  Sang penulis benar-benar membawa saya ke dalam dunia di dalam buku dan membuat saya merasakan penuh horor dan mitos yang ada.

Karena secara tidak langsung penulis seorang menceritakan pada saya, pengalaman-pengalaman yang saya alami adalah sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal aneh tak kasat mata.

Yang saya agak keluhkan dari novel ini adalah beberapa kali tulisan yang diulang-ulang. Walau repetitif, tapi tidak masalah sebenarnya.  Beberapa plot klise, tapi dikemas dengan apik membuat nih buku saya acungi jempol. Makasih karena bikin saya merinding dangdut!

Saatnya untuk Final Verdict untuk buku 13 saya berikan 9/10. What a great horror experience.

Terima kasih sudah membaca review saya.  Jangan lupa dengarkan kata Yui di samping.
<==

sampai jumpa hingga saya memikirkan sesuatu hal yang lain lagi.

What Zen Thinks about Man of Steel and Fast and Furious 6 (Movie)?

Karena begitu banyaknya antrean untuk review.  Bagaimana kalau kita langsung saja review dua movie sekaligus.  Enjoy!

Mari kita mulai dari Man of Steel, karena masih fresh-fresh nya nih :3



starring Henry Cavill, Amy Adams, Michael Shannon, Kevin Costner, Diane Lane, Laurence Fishburne, Antje Traue, Ayelet Zurer, Christopher Meloni and Russell Crowe. Directed by Zack Snyder.

Yeah, Sudah berapa lama kita menunggu film ini?  Owh, saya ga nunggu sebenarnya. Saya tidak terlalu ikuti Superman.  Saya mau nonton ini dikarenakan banyaknya orang rekomendasi dan akhirnya saya menontonnya tepat di hari ultah saya.  13 Juni 2013 kemarin.  Saya sebenarnya sendirian, tapi saya bertemu beberapa fanboy dan fangirl dari Superman yang datang dengan memakai baju kaos berlambang Superman.


So Let's talk about Man of Steel.  Saya sebenarnya agak bingung kenapa tidak ditulis Man of Steel Superman.  Well, saya baru tahu alasannya di pertengahan cerita.  


Man of Steel dimulai dari prolog dimana Krypton menghadapi kiamat.  Saat-saat genting begitu, General Zod justru melakukan kudeta yang sayangnya gagal dan dia dihukum.  Jor-El (Ayahnya Superman) memutuskan mengirim Kal-El (Superman) ke Bumi dan mulai beradaptasi di sana.  Tentu saja di sana seperti layaknya Hercules. Dia dibully dikarekan punya keanehan dalam dirinya.


That's the plot. Clark Kent pun mulai mencari tahu tentang dirinya dan pelan-pelan menemukan jawaban yang dia cari.  Satu per satu pertanyaannya terjawab sampai akhirnya dia jadi Superman dan bertemu dengan Luis Lane yang diam-diam menyelidikinya.


Saya suka Man of Steel dikarenakan banyak hal.  Kostum Superman terkesan unik dan menarik, Plot lebih jelas menceritakan tentang who is Kah-El or Clark Kent.  Bahkan saya kagum dengan bagaimana mereka menceritakan seperti Apa Krypton, bagaimana teknologi mereka dan bagaimana pemberontakan Zod.  Bagaimana Clark Kent masa kecilnya.  Koneksi dan ikatan antara orang tua dan anak sangat kental, action yang top notch!  Visual Effect dalam movie ini sangat-sangat mengagumkan, dimana rencana General Zod, pertarungan yang terjadi (walau banyak adegan terjang-terjangan, seriously you will see this a lot!).  


Di mataku Man of Steel sangat memukau, yang agak mengecewakan hanya satu hal, chemistry antara Supeman dengan Luis Lane tidak terasa.  Bahkan saya harus bilang terkesan hambar dan dipaksakan.  Kalau belum bisa buat mereka terkesan jatuh cinta, jangan buat mereka seolah demikian di film ini! Bukankah masih bisa buat sekuel yang lebih fokus sama romantika mereka?


Villain alias General Zod di sini adalah karater yang bikin saya cukup simpatik.  Well, saya sebenarnya melihat dirinya seperti layaknya Kahn dari Star Trek Into the Darkness. Dia adalah orang yang mau menolong bangsanya dengan mengorbankan bangsa lain.  Namun, karakter General Zod adalah blant copy dari mayoritas penjahat yang ada.  Ibarat gini deh, saya jadi sutradara dan nyuruh si Zod jadi penjahat dan jadilah dia penjahat. Itu doank!  Dia tidak seperti layaknya Kahn dari Star Trek yang benar-benar menunjukkan dia seorang yang mempesona walau jadi penjahat!


Movie Man of Steel sebenarnya action pack-nya terlalu tinggi, Dari satu adegan ke adegan lain tensinya terlalu tinggi. Bahkan tidak ada saat-saat penonton mengambil nafas.  Terlalu banyak action.  Hanya di awal saja ada adegan sentimentil, namun hanya antara orang tua dan anak.  Namun, sisanya action dan action.  Tidak ada adegan yang bisa menggambarkan interaksi antar karakter.


Soal action saya memang mengakui film ini bagus, namun sisanya... Saya tidak terlalu menikmati.


So saatnya untuk Final Verdict Man of steel saya berikan 7/10 Still enjoyable.


Sekarang saya lanjutkan ke Fast and Furious 6.



Fast & Furious 6, starring Vin Diesel, Paul Walker, Dwayne Johnson, Jordana Brewster, Michelle Rodriguez, Tyrese Gibson, Sung Kang, Gal Gadot, Chris "Ludacris" Bridges and Luke Evans. Directed by Justin Lin.


Fast & Furious 6, siapa yang kira FnF franchise sudah sebanyak ini dan... malah makin bagus. FnF sebenarnya saya tidak pernah nonton dari satu sampai lima.  Tapi kenapa saya menonton yang ke enam? Ini karena rekomendasi dari banyak teman-teman yang mengatakan kalau this movie awesome.  Lebih lagi, mendapat mayoritas nilai tinggi dari para reviewer.  So, saya sisipkan uang saya 35 ribu dan ke XXI, awalnya tapi akhirnya saya pergi malam minggu bersama adik saya dan Ayah saya menontonnya.


So, siapa yang duga sih... sudah keenam nih.  Mengejutkannya movie ini sangat bagus.  FnF menceritakan tentang Toretto yang kembali ke dalam dunia balap-balapan dikarenakan mantan pacarnya yang dia kira mati ternyata masih hidup.  Kemudian mereka bertemu villain yang ingin mencari sebuah chip (atau apalah) untuk melakukan tindak jahat mereka.


What you get from this movie is fast pack action, car chasing, melee action, shooting action, semua terjadi cepat dan semuanya bagus.  Mereka tahu apa yang harus diperbuat. Semua melakukan yang memang seharusnya mereka lakukan di dalam film ini.  Karakterisasinya sudah melekat apa lagi setelah lima film sebelumnya.  Adegan romantika yang terjadi antara Toretto dan Letty juga terasa menunjukkan ada romantika antara mereka.


Yang agak kurang dari movie ini adalah beberapa plot klise.  Tapi, mereka punya joke yang ditempatkan di saat-saat yang pas dan tentu saja mengundang tawa.  Saya enjoy dari awal sampai akhir, this movie a lot of fun.


Tidak lupa adalah adanya Joe Taslim di Movie ini dan berperan sebagai Jah berperan dengan baik. Dia memang tidak banyak bicara, tapi dia saya kira justru jadi musuh terkuat di dalam movie ini.  Dia bisa menghajar dua orang sekaligus sendirian, sementara yang lain bertarung satu lawan satu.  And for some reason wajah dia mirip dengan si Main Villain, Shaw.  Hehe.


Beberapa twist yang terjadi di dalam movie ini masih agak perlu dipertanyakan. Tapi, tidak mengurangi keasikan dalam menontonnya.


Fast and Furious saya berikan 8/10. This is a great Movie.


Terima kasih sudah membaca rant saya. Jangan lupa dengarkan kata-kata Yui di samping!


Sampai jumpa hingga saya memikirkan sesuatu hal yang lain lagi.

Selasa, 18 Juni 2013

What Zen Thinks about The Firemen (SNES)?

Bayangkan jika kau jadi seorang pemadam kebakaran yang menghadapi api-api dari berbagai macam bentuk?



The Firemen
Published by Human Entertainment
Platform in Super Nintendo

The Firemen menceritakan tentang Pete, seorang pemadam kebakaran yang mencoba untuk menolong orang-orang yang terjebak di dalam kebakaran menghadapi berbagai macam bentuk api dan kemampuan khusus api tersebut bersama seorang sidekick yang benar-benar membantu.

Pete dan Danny harus menjalani perjalanan berbahaya di dalam sebuah gedung terbakar.  Dengan sebuah tas yang punya unlimited water, Danny dengan Kapak-nya. Mereka berdua harus menyelematkan orang-orang yang terjebak di dalam gedung terbakar tersebut.


Sekarang mari kita mulai dari grafik.  Grafik di game ini impressive.  Semua tampak berbentuk jelas dan mudah dimengerti bentuk-bentuknya.  Api-api yang menjadi musuh pun bervariasi.  Tidak sekedar api biasa.  Tapi tipe dan jenisnya punya kekuatan yang berbeda.

Gameplay, kau mengontrol karakter Pete, seorang senior pemadam kebakaran.  Kontrol dalam game ini fluid dan juga nyaman.  Pergerakan dirinya bisa dikontrol dengan baik.  Dia bisa lock arah tembakannya sesuai keinginanmu dengan menggunakan tombol R atau L.  Dia bisa mengeluarkan bom air, sementara Danny juga jadi sidekick yang amat keren.  Mungkin saya bisa bilang Danny salah satu best side kick yang pernah saya lihat.  Dia tidak perlu dilindungi, dia bergerak pintar, dia dengan kapaknya juga amat kuat menghadapi musuh yang ada dan dia selalu membantu membuka pintu juga navigasi.

Api-api yang berbentuk variatif.  Sebenarnya tidak cuma api, robot-robot yang terbakar dan menggila di ruang terbakar juga salah satu musuh yang harus kau hadapi.


Pete bisa tiarap, ini berguna untuk melewati rintangan dengan merayap di bawahnya dan menghindari ledakan. Jadi jika terjadi ledakan, dengan tiarap akan membuat karaktermu tidak terkena ledakannya.  Game ini walau presentasi dan gameplaynya bagus.  Tapi, ini juga salah satu game penuh tantangan yang pernah ada.  Itu dikarekan dua hal.  Pertama adalah Time limit dan yang kedua adalah limited continues (no save point)


Kamu pun harus menjelajahi banyak tempat dan dilakukan dengan cepat dan evisien.  Saya agak kecewa dikarenakan tidak ada power up yang membantu sepanjang perjalanan.  Satu-satunya untuk menambah darah hanyalah orang-orang yang kau selamatkan.  Saya berharap di sini kita bisa kumpulkan uang misalnya, lalu membeli pompa air yang lebih kuat misalnya.  Namun, game ini lebih linear.

Boss battle? Epic, setiap boss punya cara unik sendiri mengalahkannya.  Seperti layaknya api lain.  Game ini memberi dua pilihan untuk menembakkan air, rendah atau lurus.  Renda untuk mematikan Api yang merayap di lantai, sementara yang lurus untuk api yang tinggi.


Musik di game ini sangat bagus.  Mempresentasikan game dengan baik, bergelora dan penuh semangat. Agar semangat memadamkan api-api tersebut.  Semakin jauh perjalanan, game ini semakin menantang dengan tipe api yang semakin unik.

Sekarang sudah saatnya untuk Final Verdict, The Firemen saya berikan 8/10 It's awesome game!

Cobalah dengan mendonlot ROM-nya di sini.

Oh ya, karena game ini adalah game Europe, jadi gunakan Setting PAL, oke ;)

Terima kasih sudah mau membaca review ini dan jangan lupa dengarkan apa yang dikatakan Yui di samping.
<<==

Sampai jumpa hingga saya memikirkan sesuatu yang lain lagi.

Sabtu, 15 Juni 2013

What Zen Thinks about Paris? (Novel)

Satu lagi review untuk novel pemberian kekasihku sebagai hadiah ultah.  PARIS Aline!


PARIS Aline
Diterbitkan oleh GagasMedia
Editor : eNHa
Proofreader : Gita Romadhona dan Ibnu Rizal
Desain sampul : Jeffri Fernando
Ilustrasi isi : Diani Apsari

Melihat Covernya tentu saja tidak ada yang istimewa darinya. Hanya sebuah tuisan judul, nama penulis dengan background berwarna biru pudar.  Apa tidak sebaiknya ada menara eiffel di sana?  Ya, ada di dalamnya.


Cover desain sudah amat menarik.  Di bagian belakang tertulis pesan dari sang editor tentang apa sih yang menarik dari buku ini.  Sedikit darinya, saya akan jabarkan lebih dalam.  Oke, masuk ke review.

Novel Paris Aline bercerita tentang karakter utama yang bernama Aline yang mengalami patah hati disebabkan oleh seseorang yang dia sukai malah pacaran dengan orang lain.  Di masa galaunya dia bertemu dengan cowok bernama Aleous Sena (bukan kobayakawa Sena) yang misterius dan penuh dengan hal yang keanehan.  Sementara Aline secara tidak sengaja malah friendzone dengan Ezra (bukan Erza dari Fairy Tail).

Cerita ini fokus pada bagaimana Aline menghadapi masalah-masalah tentang dirinya dengan Sena dengan setting Paris.  Gaya penceritaan novel ini amat luwes dan mudah dimengerti, hal tersebutlah yang membuat saya betah untuk membacanya dari awal sampai akhir dalam waktu amat singkat.  Banyaknya penggunaan kata-kata bahasa Paris membuat kesan Paris terasa amat kental.

Plot Paris amat sederhana dan bahkan terkesan klise.  Tapi, saya harus bilang Klise tidak berarti jelek, karena masih banyak unsur lain dari novel ini yang bisa dinikmati.  Saya mulai dari Karakterisasi.

Karakterisasi di novel ini sangat bagus.  Setiap karkater berkesan berbeda.  Terutama Sena, dia misterius, bawel dan blak-blakan.  Dia yang membuat saya terus membaca novel ini sampai akhir.  Karena dia terus mengundang tanya.  Ezra adalah seorang karakter yang kalem, baik, namun karena terlalu kalem, dia jadi tidak begitu diperhatikan.  Karakter utama sendiri alias Aline juga digambarkan sebagai cewek yang unik, di mana dirinya adalah orang yang antara selalu mengalah dan suka melawan.

Twist di novel ini amat tidak terduga dan dijabarkan dengan apik.  That's Great.  Novel ini juga menyajikan setting Paris tanpa adegan di menara Eiffel!  Hei, tapi itukan trademark Paris! Yah, tapi itu mainstream! Novel ini justru membawa pembaca ke tempat-tempat lain yang lebih unik, seperti Place de la Bastille.

Keistimewaan dari novel ini juga terdapat pada layout-nya.  Halaman didesain unik dan memorable, dimana gambar ilustrasi juga dibuat dengan ciri khas yang menarik, juga ada bagian diary dan kondisi karakter yang aku harus katakan, itu adalah keren!

Now is time for Final Verdict, PARIS Aline saya berikan 7/10 karena membaca ini bisa membuat saya lebih kenal Paris dan belajar Bahasa Perancis sedikit-sedikit.  Hehe...

Terima kasih sudah membaca dan jangan lupa dengarkan apa kata Yui di samping.

Sampai jumpa hingga saya memikirkan sesuatu hal yang lain lagi.



Jumat, 14 Juni 2013

What Zen Thinks about Castlevania Portrait of Ruin? (Game)

Castlevania Portrait of Ruin adalah game Castlevania pertama yang saya tamatkan di NDS dan this one is awesome...


Castlevania Portrait of Ruin
Developers and Publishers by Konami
Director by Satoshi Kushibuchi
Platform in Nintendo DS

Castlevania Portrait of Ruin adalah salah satu Castlevania yang menarik di franchise-nya.  Karena ini adalah Castlevania pertama dengan Co-op Mode... tapi saya tidak akan bicarkaan itu karena saya tidak bisa co-op dengan siapapun di sini.

Cerita mengambil dua protagonis bernama Jonathan Morris dan Charlotte Aulin.  Kedua karakter ini bisa digunakan bergantian atau memainkan mereka bersamaan dan salah satunya dikontrol oleh AI.  Jonathan Morris adalah anak dari John Morris dari Casltevania Bloodlines. Dikarenakan bukanlah keturunan Belmont asli, Jonathan Morris tidak bisa membuka potensi penuh dari cambuk Vampire Killer peninggalan Ayahnya.  Dikarenakan itu dia kini mendapat misi untuk menghentikan kembalinya Dracula karena kastilnya kembali bangkit.

Di dalam perjalanan Jonathan dan Charlotte bertemu dengan hantu bernama Wind yang katanya roh-nya terjebak di dalam kastil tersebut dan tidak bisa keluar dari sana. Wind pun menjadi mentor dengan memberikan quest-quest khusus dan membantu Jonathan dan Charlotte untuk mendapatkan potensi terbaik mereka.


Jonathan adalah seorang vampire Hunter yang tentu saja memakai cambuk Vampire Killer yang diwariskan sang Ayah, tapi Jonathan bingung kenapa sang Ayah tidak pernah mengajarkannya secara penuh menggunakan vampire Killer.  tapi, Jonathan cukup istimewa dikarenakan dia bisa gunakan senjata lain selain cambuk, dia bisa pakai tombak, pedang, bahkan glove.  Karakter Jonathan sedikit ambisius, ceroboh dan agak cocky dan perpaduan dia dengan Charlotte sangat pas. Charlotte sendiri hanya bisa menggunakan satu senjata yaitu buku.  Buku pertama tentu buruk sekali dikarenakan range-nya pendek, tapi later in the game you will gate book which can summon sword in it... even axe!

Castlevania franchise tentu sudah berubah sejak Symphony of the Night, dari yang linear menjadi Metroid Style di mana karakter hanya menjelajahi sebuah kastil yang luar biasa besarnya.  Tapi, untuk game ini Jonathan tidak hanya di dalam kastil, Jonathan dan Charlotte juga harus menjelajahi dunia dalam lukisan yang dibuat oleh Brauner.

Navigasi di game ini saya harus bilang sempurna!  Kamu tidak perlu berulang-ulang kali membuka map untuk melihat kamu ada di mana.  NDS memberimu dua layar, satu layar game dan satu layar map.  Hal itu jelas amat membantu.


Sub Weapon dan Magic Spell juga tidak ribet.  Di dalam Castlevania series.  Mayoritas ada tiga bar yang menjadi bagian utama.  HP, MP dan Hearts.  Tapi, di game ini Hearts berguna hanya untuk mengisi MP lebih lagi MP pun regenerate, jika diam beberapa waktu maka MP akan terisi penuh dengan sendirinya.  Tapi, karena semua menyita MP, jelas konsumsi MP jauh lebih banyak dari biasanya.  Sub Weapon, Magic, bahkan Co-op Magic juga menggunakan MP lebih lagi jika kamu bermain dua karakter sekaligus, jika partnermu terkena damage maka MP yang akan berkurang.



Control di game ini luwes dan nyaman.  Karakter juga bergerak dengan kecepatan yang pas, tidak terlalu lambat tidak terlalu cepat.  Bisa dipercepat dengan tambahan magic dan Item.  Pergerakan bisa benar-benar terkendali dengan baik. Saat menyerang musuh, gamer bisa mengendalikan karakter dengan pas untuk menghindari musuh hal tersebut menyebabkan jika kamu terkena serangan, itu semua karena salahmu sendiri.  Karena jika kamu dalam keadaan terdesak dan tidak bisa ngapa-ngapain, kamu masih bisa menggunakan Co-op Spell.  Lebih lagi kedua karakter punya kemampuan masing-masing dan bisa saling membantu.  Jonathan bisa lompat tinggi tapi tidak bisa melewati jalan kecil, sementara Charlotte bisa menggunakan spell yang mengubah karkater menjadi kodok atau burung hantu.  So Both of them play as their own rule.

Dinding-dinding tersembunyi pun bukan masalah, dengan sebuah item semua dinding tersembunyi bisa terlihat.  Kamu hanya butuh Eye of Despair!

Penempatan Save point tolerable, juga tidak lupa tempat teleportasi benar-benar ditaruh di tempat semestinya hingga gamer bisa pindah ke satu tempat ke tempat lain dengan lebih mudah.  Setiap tempat utama punya teleportasi.

Sekarang kita lanjut ke Menu.


Salah satu yang bagus dari menu screen adalah memudahkan gamer untuk menavigasi penggunaan item.  Semua Item tersusun amat rapi, cambuk, pedang, tombak semua tersusun sesuai ketegori.  Item juga demikian, tersusun rapi, antara potion hingga makanan-makanan.  Kamu bisa bicara dengan partnermu untuk meminta advice (nasihat) dalam game, guides adalah yang amat membantu. Di sana terdapat item list, skill list, juga quest dari Wind.

Grafik di game ini juga didesain menarik.  Kita bisa tahu dengan jelas yang bagian mana bisa dipijak, yang mana tidak dan tentu saja kesan Castlevania tetap terasa. It's chilling, horror n dark.

Music?  Saya harus katakan, bahwa mayoritas dari Castlevania music is badass.  Bahkan ada beberapa musik dari old castlevania seperti Dance of Holy Man (Simon Belmont Theme) yang bagi saya best soundtrack from whole series bisa diputar di sini.

Boss Fight terkesan menantang dan boss-boss juga terkesan kreatif.  Memang benar beberapa boss adalah memang Castlevania Style seperti Death dan Frankenstein monster.  That a great thing.  Oh ya, ada juga boss yang jadi death trap dan jika kau bunuh dia maka game over!

Story juga cukup emosional sayangnya ga fokus sama karakter utama.  Lebih fokus dengan karakter lain.

Tidak lupa untuk fitur, kamu bisa membuka empat karakter lain untuk dimainkan.  Pasangan Richter Belmont dan Maria juga pasangan Sisters yang punya benar-benar sistem gameplay yang berbeda dikarenakan memakai Stylus. That's why Replayable ability is so high for me.  Memainkan Richter dan Maria juga amat menarik, dimana kamu tidak perlu pusingkan untuk pakai potion atau item apapun, yang kamu punya hanya dirimu dan skill gameplaymu.

Baik sudah saatnya untuk Final Verdict untuk Castlevania Portrait of Ruin adalah 8/10 It's awesome game!  Try it...

jika kalian ingin mencobanya donlot emulator di sini.

Tentu saja dengan Rom-nya di sini.

Terima kasih sudah membaca Review ini.
<-- jangan lupa dengarkan apa kata Yui (K-On) di samping dan sampai jumpa sampai saya memikirkan sesuatu yang lain lagi.

Kamis, 13 Juni 2013

What Zen thinks about Jaka Kahuruan (Komik)?

Jaka Kahuruan adalah sebuah komik dari Ngomik.com yang akhirnya naik cetak. Saya pertama kali membacanya saat ada sebuah event di Ngomik.com


Dibuat oleh Fauzy Zulvikar
Diterbitkan oleh Bukune
Editor oleh Syafial Rustama
Desain Sampul Oleh Faza Meonk dan Gita Mariana

Fauzy adalah mongaka (sebutan mangaka di Ngomik.com) sudah terkenal dengan serial Erlin Susanto kini akhirnya bisa mencetak bukunya di penerbit besar seperti Bukune.

Kembalinya si Tinju Api Jaka Kahuruan pasti orang-orang mengira Jaka adalah sang karakter utama.  But no! Jaka Kahuruan adalah sebuah aliran tinju api, nama karakter utamanya adalah Putra dan Putri.  Oke nama yang mainstream, tapi mereka punya nama belakang yang unik.

Cerita berawal dari prolog yang menjelaskan tentang sebuah legenda yang tidak pernah kita lupakan, lautan api dimasukkan dalam manga ini dan membuat kejadian silam itu make sense. Well, kita kini dibawa ke Bandung di masa kini.  Seorang Tukang Batagor bernama Putra yang over promosi sama batagornya bertemu putri yang menolongnya karena di tangkap oleh Tony Stark (Bukan Tony Stark sebenarnya) dan Putri ingin membimbing Putra untuk menggunakan kekuatannya di jalan yang benar.

That's the beginning of the epicness.

Saat diterbitkan di Ngomik.com Gambar Fauzy masih agak terkesan kasar karena dibuat secara manual dengan arsiran pensil.  Sementara di komik ini sudah kualitas yahud dan solid.

Karakter di dalam komik ini berperan dengan semestinya.  Ada yang serius, ada yang kocak tidak tanggung-tanggung, juga membuat lelucon yang unik dan membuat perut terkocok.  Setiap karakter punya gaya bicara dan respon masing-masing, terutama si Putra yang dari awal sampe akhir selalu bikin guyonan yang tidak disangka-sangka dan tetap, terus kebakaran Jenggot, karakter si Putra saya dengar mengambil inspirasi dari Musashi Miyamoto dari Manga Vagabond.  Putri adalah Dewi Kahyangan yang nyentrik dan polos berperan amat penting di sepanjang cerita sebagai mentor Jaka.  Bahkan tentu saja ada Erlin dan Susanto yang berperan sebagai karakter yang menarik di sini.

Saat membaca buku ini, jangan bawa serius karena banyak logika yang dipatahkan sepanjang komik, dari satu adegan komedi ke komedi yang lain, tetap disisipkan adegan sentimentil dan mengharukan di beberapa adegan.

Komik ini punya setting bandung yang absurd, dikarekan di Bandung ada mecha giant, tapi banyak karakter yang masih memakai baju-baju settingan abad persilatan zaman dahulu.  Lebih menarik lagi adalah jurus-jurus yang diberi nama di komik ini kreatif dan tentu saja dengan sentuhan budaya yang menarik.

Parodi-parodi yang dijadikan referensi di komik ini dimunculkan sebagai bagian kreatifitas komedi yang menarik.  Tentu saja, kocak abis.  Twist yang amat mengejutkan dikarenakan saya agak tidak menyangka hal tersebut.

Artwork dari komik ini sudah ciri khas Mong Fauzy yang proporsi tubuhnya bagus dan ditone dengan solid dan jelas, penalisasi yang pas dan mudah dibaca, beberapa plot saya masih kurang paham tapi tidak mengurangi keasikan membaca komik kocak ini.

Jadi saya tidak perlu bicara panjang lebar. Sudah saatnya Final Verdict Kembalinya si Tinju Api Jaka Kahuruan saya berikan 9/10 it's must own! Jika kalian mau cari komik Indonesia yang menarik ini adalah salah satu rekomendasi dariku! Buy and laugh with it!

Terima kasih sudah membaca sampai jumpa hingga saya memikirkan sesuatu hal yang lain lagi.

Sabtu, 08 Juni 2013

What Zen Thinks about Black Jack (Anime)?

Kali ini saya mau review sebuah anime yang saya amat favoritkan.  Black Jack...


Black Jack adalah sebuah manga yang dibuat oleh sang Maestro alias Dokter Manga Osamu Tezuka... Kalian tahu yang buat Astroboy.  Manga ini diterbitkan sejak tahun 1973 dan diadaptasikan ke Anime pada tahun 1993.

Black Jack bertema tentang dunia kedokteran, Black Jack punya penampilan yang unik. dia suka pakai jubah seperti layaknya Dracula, rambutnya hitam dan putih separuh, dan kulitnya banyak bekas jahitan dan berwarna berbeda.  Ini disebabkan karena dia pernah jadi korban bom yang menewaskan ibunya dan kini dia jadi dokter dikarenakan dirinya diselamatkan oleh dokter.  Namun, karena suatu hal izin praktek Black Jack dicabut dan dia kini jadi dokter gelap yang tinggal di tepi jurang, hidup sebatang kara dan hanya mau melakukan operasi jika dibayar dengan harga tinggi.

Namun, tidak lama kemudian Black Jack mendapat asisten bernama Pinoko, seorang gadis mungil yang sebenarnya adalah Teratoma dari seseorang.  Dia menjadi asisten setia Black Jack dan cekatan dalam melakukan tugas-tugasnya di balik tubuh kecilnya.

Tipikal, anime ini punya satu episode dengan satu cerita sekali habis dengan plot berbeda.  Namun, saya amat menyukai anime-nya dikarenakan begitu banyak pesan moral yang disampaikan dari setiap episode. Ada satu episode yang amat menyentuh bagiku. Setelah kecelakaan itu, Black Jack tidak pernah tersenyum lagi, namun dia punya teman yang selalu tertawa dan pelan-pelan mengajarkan Black Jack kembali tertawa.  Sayang sebuah tragedi terjadi dan mengakibatkan teman Black Jack tersebut meninggal.

Black Jack tidak fokus selalu operasi manusia, alien, bahkan hewan pun dia juga bisa operasi, dia juga pernah bertemu seorang saingan ahli akupuntur.  Kesan dari anime ini agak dark, walau kadang agak ceria, namun mayoritas dark. 

Karakterisasi Black Jack amat solid.  Black Jack adalah seorang karakter yang dingin, namun sebenarnya perhatian.  Dia kadang juga tidak meminta bayaran, tapi mayoritas dia selalu meminta bayaran tinggi.  Pinoko sendiri juga karakter yang cute, dia punya rasa suka pada Black Jack, sebenarnya umur Pinoko sudah belasan tahun, namun tubuh kecilnya membuat dirinya jadi bersikap kekanakan.

Kasus-kasus misterius yang harus dihadapi Black Jack unik dan kadang absurd, tapi tetap enjoyable.  Bahkan melibatkan adegan action beberapa kali. 

Saya tidak akan banyak komen lagi, karena takut spoiler.  So, Time for Final Verdict.  Black Jack anime saya berikan... 10/10 sebuah masterpiece dari sang Dokter Manga, Osamu Tezuka. Worth watch!

Terima kasih sudah membaca review saya dan sampai jumpa hingga saya memikirkan sesuatu hal yang lain lagi.

Kamis, 06 Juni 2013

What Zen Thinks about Acceleration of Suguri 2? (Games)

Sebuah game duel dengan dua karakter loli yang tentu saja bertubuh kecil bisa mengeluarkan ratusan senjata di dalam tubuhnya?  Aku tidak menyangka bisa melihatnya.


Acceleration of Suguri 2 adalah game Duel Shooter untuk PC dan sekarang sudah ada versi PS 3 dengan judul Acceleration of Suguri X tentu dengan grafis lebih mantap.  Game ini dibuat oleh Orange Juice.

Game duel dengan gaya unik seperti ini memang punya charm atau pesona sendiri bagi para pemainnya.  Seingat saya semua karakter adalah cewek loli dan moe yang imut.  Tubuh mungil mereka hanyalah decoy, karena faktanya mereka bisa mengeluarkan ratusan rudal, terbang di luar angkasa, bahkan bisa mengeluarkan laser besar dan baku hajar dengan tensi mengerikan!!!


Pertama mari kita bicarakan soal grafis.  AoS2 sebenarnya punya grafis yang sederhana.  Tidak terlalu istimewa standar anime kebanyakan... standar Lucky Star... Bahkan saya merasa Konata amat mirip dengan Suguri.

Ini Suguri...



Dan ini Konata


Well, itu cuma sedikit referensi.  Battle zone juga amat terbatas.  Karena mereka bertarung di udara. jadi Backgroundnya biasanya langit atau luar angkasa.  Tidak ada yang benar-benar istimewa karenanya.

Sekarang kita bicarakan control di dalam game.  Control saat pertarungan solid dan responsif.  Karakter bisa menghindar dari serangan dengan lancar dan juga bisa menyerang dengan akurat.  Dash pun bisa dikontrol dengan baik, namun jangan sampe overheat! jika Overheat karakter akan lebih mudah kena damage dan ga bisa menghindar.  Kombinasi serangan pun kreatif, juga penuh variasi, setiap karakter tidak terkesan sama dan semua punya sistem bertarung masing-masing.

Special move juga bisa dieksekusi dengan mudah. Tidak perlu melakukan banyak cekcok dengan control pad. Dengan kombinasi satu atau dua tombol serangan bisa tereksekusi dengan mudah.  Pertarungan akan intens, terutama jika memainkannya dengan tingkat Hard.

Mari kita bicarakan Fitur, di game ini fiturnya tidaklah terlalu banyak.  Hanya ada arcade dan versus.  Saya agak kecewa awalnya. Karena tidak ada story mode dimana kita bisa mempelajari bagaimana bisa karakter-karakter mungil ini bisa mengeluarkan rudal yang lebih besar dari tubuh mereka, lalu bisa mengeluarkan sebuah bazooka yang tiga kali lipat lebih besar dari tubuh mereka? Siapa mereka sebenarnya? 

Well, kemauan saya terjawab di versi 1.3 sayangnya sampe sekarang saya tidak tahu cara mendonlot update-nya jadi saya stuck di versi 1.0.  Jadi saya mesti bersabar.

Tidak lupa, Music.  Game ini punya kick ass music yang benar-benar asik di dengar.  Saat main versus mode.  Setelah memilih karakter ada music beat yang amat catchy memberi semangat gamer untuk memulai pertandingan. 

Overall this game, I give Final verdict 8/10.  AoS 2 it is awesome game.  Try it... Jika bisa coba versi PS 3-nya.

Download di sini.

Terima kasih sudah membaca review saya dan sampai jumpa hingga saya memikirkan sesuatu hal yang lain lagi.


Minggu, 02 Juni 2013

What Zen Thinks about I am a Hero (Manga)?

Well, selama ini banyak kisah-kisah tentang Zombie Apocalypse. Tipikalnya adalah seseorang yang selamat berusaha untuk lari dan Blast Zombie Brain!  Namun, untuk manga yang satu ini, saya punya penilaian khusus...


Ditulis oleh Kengohanazawa
Diterbitkan oleh Shogakukan

I am a Hero! Siapa yang menduga judul itu adalah sebuah judul kisah zombie?  Pertama kali saya mendengarnya, saya kira ini manga komedi.  Namun, setelah saya baca... I speechless!

Kisah awalanya cuma menceritakan tentang kehidupan sang karakter utama Hideo, seorang mangaka yang mengalami delusi.  Dia beberapa kali berbicara sendiri lalu bertindak hal yang aneh-aneh.  Dia berhubungan dengan baik bersama pacarnya, mereka mesra dan tampak bahagia.  Kemudian sebuah impact besar terjadi di akhir volume satu.  yaitu ini...


BAM! Setelah kejadian itu.  Aku sama sekali nyaris tidak mau berhenti mengklik Mangascan untuk melihat lembar demi lembar selanjutnya. Apa yang terjadi apa lagi? Apa lagi?  Di adegan itu terjadi sebuah adegan yang paling emosional di mana Hideo harus merelakan kekasihnya.  Namun, yang bikin saya makin sedih adalah walau kekasihnya itu sudah jadi Zombie dia masih berusaha menolong Hideo!

Selanjutnya kalian tentu sudah menduga.  Jepang mulai terinfeksi dan Zombie di mana-mana.  Orang-orang lambat menyadarinya dan tentu saja tidak mengantisipasi sama sekali apa yang terjadi.  Bahkan banyak orang-orang yang tidak sadar telah digigit oleh Zomfagz.  Zombie pun tidak cuma seperti wanita atau pria.  bahkan anak-anak dan bayi pun diperlihatakan secara nyata Zombie di sini.


Kisah tidak cuma fokus pada Hideo,  para survivor lain pun diceritakan terutama saat ada chatting Nameless Hero, bahkan ada perkumpulan lain yang juga berusaha menyelamatkan diri dari kepungan zombie-zombie ini.  Manga ini benar-benar menunjukkan gaya gambar yang detail dan realistis.  Apa lagi gambar-gambar keadaan zombie-nya yang bervariasi bahkan terkesan amat disturbing.  Tapi, walau begitu Zombie-zombie itu masih melakukan kebiasaan mereka sebelum mati.  Seperti seorang atletik lari, dia masih suka berlari walau jadi zombie.


Semua pembaca manga ini, mengakui betapa detail gambar di sini.  So, my advice is don't eat while you read this manga.  You will feel sick... Panelisasi dalam komik ini begitu brilian hingga benar-benar membuat pembaca kagum dengan susunan panelnya.

Karakterisasi? Hideo di sini amat manusiawi.  Dia mengalami mental dilusi, berkali-kali dia mengalami ilusi tentunya, juga emosional, rasa simpatik dan tindakan-tindakan yang dilakukan di dalam manga ini terkesan realistis dan dapat diterima akal sehat.  Apa lagi orang-orang frustasi yang sudah tidak peduli sama harga diri mereka lagi.  Dimana orang-orang bersikap egois, tapi juga berusaha saling peduli.  Namun, karakter yang paling saya sukai di manga ini adalah Hiromi, dia adalah seorang gadis SMA yang bersikap polos namun punya pengetahuan psikologis yang menarik.

Kini beberapa hal yang mengganggu dalam manga ini adalah perpindahan karakter yang tiba-tiba dan membuat pembaca kadang bertanya-tanya, siapa mereka? Mana Hideo? Apa yang terjadi padanya? Cerita stereotipikal zombie surviving.  Jangan lupa siap-siapkan tidak cuma dengan gambar disturbing, dialog-dialog di manga ini bergenre dewasa dan berbicara kotor adalah hal yang sering terjadi.

Walau plot terkesan standar, tapi adegan-adegan yang terjadi di manga ini bertensi tinggi dan menegangkan.  Karena itu, saya rekomendasi bagi siapa saja pecinta manga horor terutama zombie survival untuk membacanya.

Sudah saatnya untuk Final Verdict, I am a Hero saya berikan nilai 9.5/10 there's no doubt this is a masterpiece.  Bahkan memenangkan beberapa award!  Sayangnya, manga ini tidak dirilis di Indonesia dan hanya bisa dibaca oleh kita di mangascan.

Kalian bisa membacanya di sini. Jika saja nanti manga ini muncul di Indonesia, saya ga akan ragu membelinya.  Sayangnya, manga ini mashi ongoing alias belum selesai.  Kita berdoa sang mangaka bisa menyelesaikannya.

Terima kasih sudah membaca review saya, sampai jumpa hingga saya memikirkan sesuatu hal yang lain lagi.