Selasa, 30 Desember 2014

What Zen Thinks about Winterflame? (Novel)

Saya sudah lama tahu novel ini akan terbit... Bahkan sejak dua tahun lalu. Saya sudah menunggu agar novel ini terbit dan akhirnya terbit saatnya untuk review Winterflame...

WinTerFlame... WTF :D



Winterflame adalah novel ketiga dari Fachrul Razi satu-satunya novelis Vandaria yang saya follow dan saya rasa penulis vandaria paling produktif dari yang lain.

Zen Best Movie 2014 The Raid 2 : Berandal

Well, saya rasa kalian sudah tahu kalau saya memilih ini.  So, saya tidak review ini saat keluar kemarin, karena saya rasa sudah banyak yang review.

Tapi, karena saya tidak menemukan film yang lebih enjoyable to revisit then this. Maka saya buat sebuah pengecualian untuk The Raid 2.





The Raid 2film ketiga dari Gareth Evans juga film ketiga yang dibintangi oleh Iko Uwais dan Yayan Ruhian.

Film ini adalah 2 tahun kelanjutan dari The Raid.  Kolaborasi Indonesia, Jepang dan sutradara dari Wales menyatu dalam satu film ini menjadi laga epik tahun ini dan membuat Hollywood mulai mempelajari kembali untuk membuat film laga lebih baik.  Capt. America 2 Winter Soldier belajar dari The Raid untuk membuat adegan laganya.

Cerita ini berlanjut dimana Rama diperintahkan untuk melakukan undercover mafia di bawah Bangun.  Di sinilah cerita dimana drama, aksi, crime thriller dimulai.

Banyak hal spesial di film ini, chemistry antara Ucok dan Rama sendiri membuat para Fujo screamin dan going apeshit...

Iko Uwais sebagai Rama menunjukkan peningkatan kemampuan akting di film ini dari dua film sebelumnya,  Ucok di sini adalah yang paling mencuri perhatian penonton karena karakter dirinya sebagai seorang yang melewati Ambisi dan Batasan.

Jujur saja, daripada Berandal, saya lebih memilih film ini berjudul Ambition and Limitation atau Ambisi dan batasan. Sebab itulah fokusnya, cerita dimana menunjukkan semua orang punya ambisi, tapi sadar diri bahwa ada batasan dimana kita tidak bisa lewati atau kita kena akibatnya.


Film ini amat komikal, bloody dan penuh dengan kekerasan yang seharusnya kita sudah duga sejak awal.  Selain menjadi tonggak membangun dunia crime Indonesia-Jepang, film ini juga menyajikan sebuah cerita yang menarik, terasa seperti God Father tapi lebih fokus ke dalam aksinya.

Laga di film ini sangat menarik untuk ditonton berulang-ulang kali, saya saja menontonnya 3 kali di bioskop dan berniat mencari DVD originalnya, bersama Edge of Tomorrow dan Guardian of The Galaxy.

Setiap karakter di film ini mengisi role-nya dengan baik. Walau banyak sekali karakter sampingan, agak membuat film ini jadi terlalu banyak karakter, tapi saya tidak masalah dengan itu.

Film ini sangat bersinar dengan menghadirkan tiga kickass villain yaitu Hammer Girl, The Assassin dan Baseball Bat Boy.  Tiga villain ini menunjukkan koreografi yang luar biasa dan semua adegan laga yang mereka tampilkan amat hebat.

The Assassin sebenarnya yang menurut saya paling menarik, dia tidak mengeluarkan satupun dialog di dalam cerita, oke... si Hammer Girl juga begitu tapi karena dia bisu.  The Assassin sama sekali tidak ada interaksi, dia hanya jadi total kickass villain.

Adegan kejar-kejaran di film ini bisa dibilang salah satu adegan yang terbaik.  Dimana mereka bisa menyajikan laga di luar dan di dalam mobil.


Walau begitu banyak yang membuat saya menikmati film ini, saya tetap sadar bahwa film ini banyak flaw-nya.

Beberapa adegan di film ini tidak masuk akal... uhuk... *salju* uhuk...

Ada saat karakter membuat sebuah mayat dengan batu, tapi tidak tenggelam. Ada pacing yang sangat lambat di bagian tengah tapi bagi saya tetap enjoyable. Ada polisi yang bertindak anarkis tiba-tiba... dan lain-lainnya. *masih nunggu Cinemasins buat sins untuk The Raid 2.

Saya sangat suka dimana film ini membuat para penonton sampai bertepuk tangan.  Yah, kita semua tepuk tangan di bioskop terutama di final fight antara Rama dan Assassin.


Ketika lihat ini di trailer saya yakin kalian semua sudah berharap aksi laga yang luar biasa dan itu tidak mengecewakan. Adegan pertarungan di final fight ini menjadi sangat sering dipilih sebagai best action scene.

Walau dengan flaw-nya, The Raid 2 tetap menjadi film favorit saya tahun ini. Semoga tahun depan film lebih keren dan saya tidak sabar untuk The Raid 3 yang sudah di setup sangat sangat baik di sini.

Tentu saja The Raid 2 is.. Amazepic.


Terima kasih sudah membaca top 10 movie tahun ini.

Saya masih menunggu Whiplash, Nightcrawler dan Birdman keluar di Indonesia. Semoga segera keluar.

Sampai jumpa untuk review selanjutnya untuk...

Winterflame.

Sabtu, 27 Desember 2014

End Year Special Top 10 (Zen) Best Movie 2014 (Part 3)

Akhirnya ujian laporan selesai... Huuuuaaahhhhhhh

Sekarang kita lanjutkan ke top 10 list-nya.

Nomor 4


"Aurelio."
"Yes, Sir."
"I heard you strike my son."
"Yes, Sir. I did."
"Can I ask you why?"
"He... steal John Wick's Car... and Killed his dog."
"...Oh..."

Jumat, 26 Desember 2014

End Year Special Top 10 (Zen) Best Movie 2014 (Part 2)

Well, mungkin saya emang pemalas. Karena hal begini saja saya split jadi 4 part?

Whew, peduli amat.

Let's get started.

Kamis, 25 Desember 2014

End Year Special Top 10 (Zen) Best Movie 2014 (part 1)

Halo semuanya, maaf atas lamanya saya tidak ada posting apapun belakangan ini. (PLP benar-benar minta perhatian super berlebihan Desember ini.

So, tahun ini jelas banyak sekali film-film keren. Karena itu ini tahun pertama saya membuat top 10 list untuk Zen Best Movie.  Ingat satu hal, ini adalah film-film yang saya tonton di tahun ini.  Jika kalian tanya dimana Interstellar, How To Train Your Dragon 2 atau 22 Jump Street tidak ada di sini, karena saya tidak menontonnya.

Saya akan bagi ini jadi 4 part. Setiap part akan mereview tiga movie dan Part terakhir akan saya sisihkan sendiri untuk best movie of the year yang saya bakal review lebih dalam lagi.  So, Here is my top 10 list best movie 2014 part 1.

Sabtu, 20 Desember 2014

What Khi-Khi Kiara Thinks about Revolt of Gumiho?

Setelah lama tidak posting, maaf karena laporan ini benar-benar menyita seluruh perhatianku.  Iyank alias Khi-khi Kiara mengisi kekosongan ini dengan review-nya yaitu Revolt of Gumiho. Enjoy...



Di review kali ini, saya akan membahas drama Korea, atau lebih populer dengan sebutan K-drama.
Umumnya dari segi cerita, K-drama tidak jauh berbeda dengan sinetron Indonesia. Setting rumah mewah, pasangan Si Kaya dan Si Miskin, cinta segitiga, bullying, dan sebagainya. Namun K-drama punya kelebihan, yaitu pendalaman psikologis yang mendalam di tiap karakternya.

Dari sekian banyak judul K-drama yang saya tonton, saya ingin mengulas salah satu yang sukses membuat saya kagum.
Grudge : The Revolt of Gumiho (Gumiho, Yeo-woo Nuidyeon / Tale of the Nine-Tailed Fox Child) adalah sebuah serial drama Korea dengan 16 episode, ditulis oleh Oh Sun-hyeong dan Jung Do-yeon serta disutradarai oleh Lee Gun-joon dan Lee Jae-sang, lalu disiarkan perdana di KBS pada tanggal 5 Juli 2010. Serial TV yang mengambil tema Horror, Thriller/Suspense, Angst/Tragedy, Supernatural, Gore, Romance dan Family ini dibintangi oleh sejumlah aktor dan aktris bertalenta, seperti Han Eun-jung, ditambah dua aktris cilik yaitu Kim Yoo-jeong dan Seo Shin-ae.

Sinopsis

            Pada dinasti Joseon, seorang wanita bernama Gu San-daek tinggal bersama suami dan putrinya, Yeon-yi, di sebuah pemukiman terpencil. Tapi setelah sang suami bunuh diri, karena penyesalannya setelah melanggar janji istrinya, Gu San dan Yeon-yi harus merantau, berkelana di hutan belantara untuk bertahan hidup. Sudah berkali-kali mereka terluka parah karena serangan hewan liar, sampai akhirnya mereka dibawa ke sebuah pondok perumahan milik Tuan Yoon Doo-soo karena tuduhan pencurian. Tuan Yoon terpikat dengan Gu San. Itu menimbulkan reaksi pada seluruh penghuni perumahan, terutama istri Tuan Yoon, Nyonya Yang.
            Gu San dan Yeon-yi diizinkan untuk tinggal di rumah keluarga Yoon, setelah mereka terbukti mampu menyembuhkan putri Tuan Yoon, Cho-ok, yang menderita penyakit parah dan misterius. Yeon-yi senang tinggal di sana, disayangi oleh Tuan Yoon yang sudah seperti ayahnya sendiri, dan menjalin hubungan dengan Tuan muda Jo Jung-kyu, putra hakim Jo. Tapi lambat laun, dia dan Ibunya merasa tidak tenang dan terancam. Mereka mengalami tekanan, seperti Nona Cho-ok yang menindas Yeon-yi karena cemburu asmara, Nyonya Yang dan selir Kye-hyang yang menyudutkan Gu San, dan yang paling berbahaya : Rencana rahasia Tuan Yoon.
            Menurut seorang Shaman (dukun) bernama Man-shin, penyakit Cho-ok hanya akan benar-benar pulih bila disembuhkan dengan hati (liver) anak manusia yang seumuran dengannya. Berdasarkan syarat-syarat yang ditentukan, Yeon-yi lah gadis yang tepat untuk dijadikan pengorbanan sebagai obat Cho-ok. Mau tidak mau, Tuan Yoon menyiapkan ritual demi lancarnya upacara pengorbanan itu. Nyonya Yang juga setuju, apalagi saat itu Cho-ok kembali sekarat.
            Sementara itu, Yeon-yi mulai menyadari bahwa dirinya adalah Gumiho, siluman rubah ekor sembilan. Meski begitu, dia belum tahu tentang jati diri Ibunya yang juga seekor Gumiho.
            Rencana Tuan Yoon mulai terkuak. Hakim Jo, Gu San, dan seorang pria misterius yang menyukai Gu San, berusaha menggagalkannya, namun terlambat. Yeon-yi berhasil dibunuh.
            Apakah pembalasan dendam Gu San atas kematian putrinya akan terwujud? Apa identitasnya sebagai Gumiho akan terbongkar? Siapa Man-shin sebenarnya? Apa Yeon-yi akan bangkit kembali? Lalu bagaimana akhir riwayat keluarga Yoon?

Ulasan

            Hampir semua tema dalam serial ini adalah favorit saya, khususnya Mother-child Relationship dan Dark-Supernatural. Inilah yang membuat saya tertarik untuk mengikutinya meski tidak dari awal (saya mulai ikuti dari episode 13, kalau tidak salah). Tema moralnya juga berkesan. Bukan hanya tentang kiat seseorang menjaga keutuhan keluarganya, tapi juga mengingatkan bahwa bisa jadi, manusia lebih buruk daripada sosok monster-monster yang dikenal selama ini. Hal itu dijelaskan dari kewaspadaan Gu San. Dia sempat berpesan pada Yeon-yi, “Jangan pernah percaya pada manusia”. Dan kenyataannya, banyak yang mengkhianati dirinya dan putrinya demi berbagai kepentingan, padahal mereka tidak bersalah.
            Alur ceritanya runtut, mudah dimengerti. Bahkan penonton yang tidak menyaksikan dari awal masih bisa memahami keseluruhan ceritanya. Karena di tiap episodenya, biasanya terdapat flashback acak yang mengacu pada adegan-adegan sebelumnya, dan terhubung dengan adegan yang sedang berlangsung. Flashback itu bisa berupa cuplikan adegan atau penjelasan lewat dialog.
            Detail-detail adegannya terasa sangat nyata, meski ada beberapa yang terasa berlebihan, tapi sayang untuk dilewatkan sedetik saja. Mulai dari bagaimana Gu San bertransformasi menjadi Gumiho, cara dia menyembuhkan Yeon-yi dengan batu giok rubah, penderitaan delusional Cho-ok yang tengah sekarat, sampai proses pengorbanan Yeon-yi. Aksi pertarungan duel pun cukup sering disuguhkan, tapi gerakannya masih terasa kaku.


Di serial ini juga ditampilkan banyak intrik-intrik magis ala Korea kuno. Seperti pemanggilan roh dengan makanan yang dilumuri darah, serbuk pembuka kedok siluman, lengkap dengan pernak-pernik misterius. Adegan berdarah juga bertebaran di sepanjang cerita. Semua detail itu mampu menciptakan suasana penasaran, tegang, dan mencekam, namun juga mengharukan.
            Hanya saja saya kurang suka dengan episode-episode awal. Di situ intrik ala sinetron banyak bermunculan, terutama bullying yang menimpa Yeon-yi oleh anak-anak Tuan Yoon.
            Penempatan setting pada drama ini dirasa tepat. Pemandangan pegunungan rindang yang berbatu, beserta rumah-rumah adat Korea, busana tradisional dan adat istiadat orang-orang di sekitarnya, cukup membuat saya sering lupa bahwa itu hanya film. Pengambilan tiap scene pada kamera pun bervariasi dan sesuai dengan situasi pada adegan. Berguncang di saat-saat tegang, dan ada pula scene dari sudut celah ruangan sehingga wajah tokohnya terpantul di banyak sisi (ini biasanya saat konversasi rahasia di dalam ruangan).


Karena serial ini berkisah tentang siluman rubah, make-up khusus pasti dibutuhkan untuk membangun sosok jejadian tersebut, sementara efek animasi tidak banyak diandalkan di sini. Make-up Gu San dan Yeon-yi (dalam Gumiho mode) cukup mengerikan dengan lensa mata kekuningan dan bulu-bulu, walau masih terlihat palsu.

Salah satu hal yang paling menarik untuk diperhatikan pada serial drama ini, adalah penokohan dan akting para pemerannya.


Sang protagonis, Gu San-daek, adalah wanita yang sangat keibuan, penyayang, dan sigap dalam segala situasi. Pengalaman di alam liar membuatnya selalu waspada terhadap apapun dan siapapun. Meski dia kerap merasa tidak nyaman di mana saja, dia masih bisa ramah dengan orang yang nampak baik dan perhatian padanya, dan tidak ada kesombongan dalam dirinya. Namun bila sekali saja diserang, Gu San tidak akan segan untuk membalas berkali-kali lipat. Dia membenci setiap bentuk penindasan, apalagi menyadari bahwa dirinya yang seekor siluman bisa dianggap sebagai musuh bagi manusia lain.
            Gu San punya naluri keibuan yang kuat. Dia akan melakukan apapun demi melindungi Yeon-yi. Bahkan saat Tuan muda Jung-kyu mulai tahu identitas Yeon-yi, Gu San sempat berniat untuk melenyapkannya. Sebagai seekor Gumiho, indera pendengar dan penciumannya sangat sensitif, sehingga mudah baginya untuk mendeteksi ancaman di sekitarnya.

Han Eun-jung benar-benar menjiwai karakter Gu San dalam aktingnya. Sorot matanya yang mencolok ketika terancam, panik atau marah, kecemasan, teriakan dan tangisan yang menyayat hati saat kehilangan Yeon-yi, seringai senyumnya saat berencana balas dendam, semuanya bisa membawa jiwa penonton masuk padanya. Bentuk wajahnya yang panjang pun tampak sangat cocok dengan imej wanita siluman rubah. Cantik, tapi ada aura mistis di dalamnya. Tapi terkadang saya kurang sreg melihat dia menoleh ke belakang di situasi tertentu. Kesannya seperti dibuat-buat.


             Yeon-yi adalah gadis kecil yang polos, ceria, ramah dan murah hati. Dia senang bermain di alam liar, dengan bunga dan kunang-kunang. Dia juga pandai melukis. Dia ingin bermain dengan siapa saja, walau banyak yang menolaknya karena dirinya dianggap sebagai orang rendahan. Karena kepolosannya, Yeon-yi sulit untuk mencurigai orang-orang di dekatnya. Itu yang membuatnya sering berdebat dengan Ibunya yang menyuruhnya untuk berhati-hati. Sampai akhirnya dia dibunuh oleh Tuan Yoon, yang sudah dilihatnya sebagai pelindung. Bisa dibilang, dia adalah tokoh yang paling naas nasibnya di drama ini.
            Seperti Ibunya, Yeon-yi tidak akan mengampuni siapapun lagi bila sudah dikhianati. Dia pun akan menghukum orang yang menyakit Ibunya. Selain itu, Yeon-yi juga mewarisi sifat-sifat Gumiho dari Gu San, seperti indera pendengar dan pencium yang tajam. Tapi transformasinya tidak sedrastis Gu San.
             Pemeran Yeon-yi, Kim Yoo-jeong, sudah sering saya lihat performanya di beberapa serial TV seperti Dong-yi, maka wajahnya tidak terasa asing. Akting serta raut mukanya yang manis dan kalem, sangat mewakili kepolosan si anak rubah. Ketika marah dan sedih pun dia masih terlihat lugu, anggun dan menawan.


            Karakter Tuan Yoon Doo-soo adalah yang paling kompleks menurut saya. Sejatinya dia adalah seorang aristokrat yang bijaksana dan terbuka, sekaligus seorang Ayah yang baik. Dia usahakan banyak hal demi kesembuhan Cho-ok, dan dia sering menemani Yeon-yi. Bahkan dia pernah memberikan perangkat melukis untuk Yeon-yi. Tapi sifat naifnya bisa menjerumuskannya pada kejahatan besar.
            Dia terus disudutkan oleh istrinya yang juga cemburu pada Gu San. Tuan Yoon disiksa oleh dilema, antara Cho-ok dan Yeon-yi. Setelah membunuh Yeon-yi pun dia terus dihantui rasa bersalah dan tidak pernah tenang. Keterpaksaan itu, dorongan untuk tetap menyembunyikan perbuatan kriminalnya, serta tekanan dari banyak orang di dekatnya, membuat tindakannya semakin tak terkendali.
            Jang Hyun-sung mampu menampilkan sosok Tuan Yoon yang penuh kebimbangan dan tekanan. Wajahnya memaparkan aura hangat dan bijaksana, namun di saat-saat terdesak, dia bisa berteriak seperti orang gila dan mengayunkan pedangnya pada leher siapa saja.



              Nyonya Yang, istri Tuan Yoon, saya anggap sebagai tokoh yang paling menyebalkan di sini. Angkuh, diskriminatif, licik, dan ingin menang sendiri. Selalu merasa tinggi dan meremehkan orang lain, khususnya Gu San. Dialah yang terus mendesak suaminya untuk terus melakukan kejahatan, dengan dalih menjaga keutuhan keluarganya. Sisi baiknya, dia Ibu yang over-protektif pada Cho-ok. Dia pun rela dibunuh demi putrinya.
            Wajah Kim Jung-nan terlihat pas sebagai wanita bangsawan yang berusaha selalu menjaga martabatnya. Lembut, tapi juga punya tatapan mata tajam untuk mengintimidasi lawannya. Karisma keangkuhan Nyonya Yang juga dapat dia tampilkan.
             Yoon Cho-ok agak-agaknya mewarisi tabiat Ibunya. Diskriminatif, sombong, egois, dan manja. Dia nyaris selalu bicara kasar dan membentak pada semua orang, hanya akan berlemah-lembut pada kedua orang tuanya. Penyakit yang dideritanya pun tidak membuatnya sadar diri.
            Awalnya saya lihat dia sebagai bocah yang menjengkelkan. Namun di akhir cerita, saya malah kasihan padanya. Dia harus jadi korban atas kejahatan orang tuanya.
            Akting si cantik mungil Seo Shin-ae adalah salah satu yang paling membuat saya terpukau. Dia terlihat tegas saat marah, tapi juga memelas saat kesakitan atau sedih, dan menggemaskan di saat gembira. Yang paling mengagumkan adalah ketika dia harus memerankan dua karakter yang berbeda, yaitu Cho-ok dan Yeon-yi (di dalam cerita, Cho-ok sempat dirasuki roh Yeon-yi untuk beberapa lama).
            Saat menjadi Cho-ok, dia menampakkan muka jutek, seolah siap ‘menyemprot’ semua yang menganggunya atau tidak menuruti perintahnya. Dia juga senang menari-nari dan melahap permen dengan rakus.
            
           Ketika menjadi “Yeon-yi”, dia bisa berlaku lemah-lembut dan tenang. Raut wajahnya jadi lebih sendu. Tapi dia mampu beraksi sebagai anak siluman. Mencari jalan dengan pendengarannya, juga menyerang Tuan Yoon dengan penuh amarah dan dendam.
            Selain mereka, masih ada banyak tokoh yang menarik perhatian. Chun-woo si pengagum rahasia Gu San yang selalu rela berkorban, dukun Man-shin yang sulit ditebak, hakim Jo yang licik, dan para pelayan keluarga Yoon yang setia. Timbal balik masing-masing dengan dampak psikologis yang masuk akal, didukung dengan akting para pemeran yang mampu membangkitkan suasana depresif dan emosional. Sehingga para penonton mudah bersimpati pada mereka.
            Dialog antar tokohnya tidak murahan, tapi juga tidak terlalu puitis. Kerap berpanjang lebar, tapi pesannya tetap kuat untuk memancing hati penonton.
            Yang paling menyentuh hati saya di serial ini, tentunya adalah hubungan Ibu dan anak, antara Gu San dan Yeon-yi.             


             Ikatan batin keduanya sangat erat, saling menyayangi dan melindungi. Kebersamaan mereka pun diibaratkan oleh Gu San pada Yeon-yi, “Kemanapun jarum pergi, benang harus selalu ikut”. Gu San mengupayakan banyak hal agar mereka tidak terpisah jauh. Seperti memasangkan hiasan lonceng pada pakaian Yeon-yi, dan membuat nyanyian : “Kau ada dimana?”, “Aku masih jauh.”, sampai seterusnya.

            Mereka benar-benar membuktikan bahwa Ibu dan anak adalah satu jiwa yang tak dapat dipisahkan, sekalipun salah satunya telah mati.



           Kisah romansa juga disisipkan dalam kisah ini. Hubungan cinta Tuan Muda Jung-kyu dan Yeon-yi berjalan apa adanya, tidak berlebihan, namun tetap manis. Mereka banyak menghabiskan waktu di alam. Namun entah kenapa saya merasa chemistry mereka kurang ngena. Jung-kyu cukup tampan dan karismatik sebagai putra bangsawan, tapi saya lihat dia kurang cocok dengan Yeon-yi. Mungkin karena Yeon-yi masih terlalu kecil, atau karena Jung-kyu tipe pemuda yang lemah. Selama kencan, Yeon-yi yang sering menyelamatkan nyawa Jung-kyu. Dan saat Yeon-yi tewas, dia tidak bisa apa-apa, selain berteriak dan mengigau dalam tidurnya.
            Malah menurut saya, Yeon-yi lebih serasi dengan Yoon Chung-il, putra sulung selir Kye-hyang. Awalnya Chung-il begitu merendahkan Yeon-yi, tapi lama kelamaan dia bersimpati pada gadis kecil itu. Dia bahkan membela Yeon-yi habis-habisan di hadapan orang tuanya. Sayangnya pertemuan mereka kurang dieksplor. Sehingga yang terlihat adalah Chung-il yang terus memendam rasa pada Yeon-yi, pun setelah kematiannya.
            Satu hal lagi yang menghipnotis saya pada serial drama ini, adalah musiknya.
            Mayoritas BGM-nya bernuansa Korea kuno, lengkap dengan suara gendang dan seruling yang khas, tapi juga memiliki atmosfir kelam dan mistis yang menghantui juga menegangkan. Masing-masing dipasang pada adegan-adegan yang tepat, sehingga penonton semakin terbawa suasana. Misalnya dua BGM ini. (TRAILER)

          Paduan apik antara detail adegan, akting, chemistry, dan musik itulah yang membuat saya belum juga bosan menyaksikan setiap episode serial ini, walau sudah diputar ulang berkali-kali di channel LBS sejak lebih dari setahun yang lalu.


Karena itulah, saya akan bilang K-drama “The Revolt of Gumiho” ini AMAZEPIC! Mungkin saya tidak bisa merekomendasikan serial ini untuk yang tidak tahan terhadap horor atau adegan berdarah (gore). Tapi untuk yang menyukai hal-hal berbau magic/supernatural dan menginginkan ketegangan emosional sekaligus menyentuh hati, maka ini akan memberikan kisah yang tak terlupakan.

Sekian Guest review dari Khi-Khi Kiara... Terima kasih sudah membaca dan jangan lupa dengar apa kata Yui di samping.  Sampai jumpa sampai saya memikirkan sesuatu yang lain.

Sabtu, 29 November 2014

What Zen Thinks about Beast Taruna? (Indie Novel)

Sentai yang tidak mainstream... Beast Taruna is one of them.



Beast Taruna adalah sebuah novel yang dibuat oleh Aditya NW... Bukan Adhitya Daniel yang nulis cerita...

So, bedanya Aditya NW nulis cerita Sentai sementara Adhitya Daniel menulis cerita yang S-nya diganti dengan H. That's the difference.


Minggu, 16 November 2014

Bullshit Time! : Horror Movie

Horror bukanlah genre yang saya suka, tapi ada beberapa movie, anime, komik dan juga novel horror yang saya sukai bahkan... sangat suka.  Bagi saya horor merupakan genre yang amat luas, sebab fokus pada hal yang menakutkan. Kita harus sadar tiap orang berbeda kadar ketakutannya dan juga hal apa yang mereka takutkan. Karena itu, horor amatlah subjektif.

Jika membicarakan Horror Indonesia, jelas tidak pernah lepas dari sang legenda Suzanna.  Film-film legendarisnya membuat bulu kuduk rakyat Indonesia mayoritas berdiri dibuatnya.


Siapa yang tidak ingat tatapan maut dari Suzanna?


Ahh, nostalgia sekali.  Sayangnya makin ke sini, horor semakin tidak asyik ditonton, apa lagi kalau pakai fanservice berlebihan.  Nyaris tidak ada film horor sekarang yang tidak menampilkan Nudity, oke... kadang itu ada untuk pemanis film, tapi tidak itu mulu yang ditampilin.  Nanti yang tegang bukan badannya tapi yang di bawah.

Begitu juga dengan horror di Hollywood. Jika kalian mau melihat, pendapat Chris Stuckmann tentang Problem with Horrors Movies Today! kalian akan paham maksudku.  Dimana Jumpscare dimana-mana yang menjadi sebuah epidemik, ketika orang-orang mulai melihat horror itu bagus jika banyak jumpscare-nya.  Jujur saja, ini adalah hal yang paling aku benci dari sebuah Horror mana pun.

Jumpscare hanyalah memberi reaksi, tapi tidak memberikan horror jika tidak di bawakan dengan baik.  Saya selalu marah pada siapapun yang memberi saya Jumpscare prank, karena saya sangat benci dengan hal itu. Itu juga yang bikin saya amat ragu membuka link jika diberi seseorang karena takut tiba-tiba yang muncul adalah gambar seram.

Tapi, bukan berarti saya menutup pikiran dan hati saya sama horror genre loh.  Tapi, saya berharap jika menonton Film Horror yang diberikan adalah rasa horror yang sebenarnya.

Salah satu film horror favoritku adalah 1408, adaptasi dari novel Stephen King dan diperankan oleh John Cusack.



Film ini bercerita tentang seorang penulis novel horror kondang yang ingin mencari tempat-tempat horror sebagai riset untuk novelnya hingga dia sampai di ruang 1408.  Tempat-tempat horror sebelumnya membuat dia meremehkan ruangan ini, hingga hal-hal aneh terjadi.  Film ini ada memberi beberapa jumpscare... tapi tidak in cheap way atau sesuatu yang merusak tension.  Film ini lebih ke arah dimana karakter menghadapi kesedihannya di masa, trauma, dan juga kesalahan yang disesalkannya kembali menghantuinya dengan cara yang bizzare dan juga surreal.

Selain film ini, horror favorit saya yang lain adalah Shutter.  Ini bagi saya adalah film horror paling menakutkan yang pernah saya tonton.  Mungkin bagi kalian yang lain, tapi ini setidaknya untuk Hollywood adalah yang paling menakutkan. Saya tahu ini film remake dari versi Thailand kalau ga salah.


Film ini benar-benar menakutkan.  Walau jalan ceritanya tidak begitu original... tentang seorang gadis yang diperkosa dan dibunuh... dan penyebab itu terjadi karena pacarnya sendiri.  Hantu gadis itu mulai menghantuinya dengan perantara kamera.

Selain itu, saya koleksi beberapa manga horor. Saya suka Cursed Face dari Indonesia, komik ini memang saya sudah ikuti sejak di Ngomik.com dan saya merasa unsettling, penggambaran dan juga ekspresinya amat kuat.  Ditambah lagi beberapa mind twisting dan halusinasi yang menarik dari komik ini. Sangat ditunggu kelanjutannya...

Tidak lupa, Illusive, komik Malaysia yang juga amat disturbing in creepy way.  Sementara untuk Anime, favorit saya tentu saja Classic Ghost in School, I am a Hero, juga Higurashi No Naku Koro Ni.

Sejauh ini saya belum ada review Movie Horror, ya... hum... Mungkin saya akan segera review 1408. Ditunggu saja...

Jadi, genre horror apa yang menjadi favoritmu dan apa judul movie horror favoritmu. Apa kau juga kesal dengan horror belakangan ini? Komen dan sampaikan pikiranmu.

Terima kasih sudah membaca ocehanku sampai jumpa di Bullshit Time selanjutnya.



Sabtu, 01 November 2014

What Yulian Thinks about Romeo and Juliet (2013)? (Movie)



Siapa sih yang nggak kenal dengan kisah tragedi Romeo dan Juliet? Kisah drama karangan William Shakespeare ini dikenal hampir semua orang di seluruh dunia ini. Konon William Shakespeare menulis kisah ini didasarkan pada tragedi Yunani Pyramus and Thisbe serta dari cerita Italia berjudul The Tragical Story of Romeus and Juliet yang ditulis Arthur Brooke dan diterbitkan pada 1562. Kemungkinan kisah ini ditulis antara tahun 1591 sampai 1595 dan diterbitkan antara tahun 1596 atau 1597. Kisah ini adalah satu dari sekian banyak drama karya William Shakespeare yang berulangkali diadaptasi baik dalam pementasan drama, balet, opera maupun film-film beberapa kali baik yang produksi Hollywood maupun non-Hollywood, yang paling terkenal di antaranya adalah versi tahun 1968 arahan sutradara Franco Zeffirelli dengan memasangkan dua bintang muda yang langsung tenar setelah film tersebut menjadi hit di masanya yaitu Leonard Whiting dan Olivia Hussey; dan pada tahun 1996 dengan sutradara Bahz Lurhmann dengan memasangkan Leonardo DiCaprio sebagai Romeo dan Claire Danes sebagai Juliet yang lagi-lagi jadi hit pada masanya. Setiap adaptasi unik dan memiliki ciri tersendiri. Nah begitu pula dengan adaptasi yang satu ini keluaran tahun 2013 kemarin, di bawah arahan sutradara Carlo Carlei.

Coba kita simak sama-sama.


Sabtu, 18 Oktober 2014

Lets Through Legend of Hercules Together! (Full Rant Review)

Sesuai dengan janji saya untuk melakukan Full Rant Review untuk The Legend of Hercules sebelumnya jika kalian belum membaca review pendek saya untuk Legend of Hercules bisa kalian baca di sini.

Lets Through ... Together adalah kategori review yang saya lakukan untuk novel, anime, movie yang menurut saya amat pantas direview penuh dari awal sampai akhir.  Bisa karena itu jelek sekali, bisa karena perlu di analisis bersama.  So, Lets do this :D



Movie dimulai dengan gambar dimana terasa familier. Ada pertarungan besar antar pasukan di kapal. 


Rabu, 08 Oktober 2014

What Zen Thinks about Ultraman Nexus? (TV Series)

Apa yang kalian ingat jika saya tanya tentang Ultraman? Raksasa yang melawan monster di tengah kota,  kotanya hancur dalam waktu sekejab langsung bagus di episode selanjunya, yang jadi Ultraman biasanya adalah petugas keamanan yang melawan monster dan juga tentu saja Karakter utamanya yang mengalahkan monster saat lampu di dadanya kedap-kedip dengan jurus seperti ini?


Are tired with that same thing over and over?

Rabu, 01 Oktober 2014

What Zoelkarnaen Thinks about Tomb Raider (2013)? (Game)

It's my first time reviewing a game, so bear with me~

Let me take you on an epic adventure of Lara Croft.



Buat yang sudah kenal dengan karakter Lara Croft sejak di Tomb Raider pertama, pasti tua XD. Tomb Raider adalah seri video game yang sudah ada sejak tahun 1996, dan saya main game ini pertama kali pada tahun 1997. Buat anak usia 14 tahun di waktu itu, ini game cukup sukses bikin saya frustrasi. Itu karena sistem kendali yang sulit, dan juga tingkat teka-teki yang di luar kemampuan otak saya waktu itu. (I was too damn busy to memorize all of those Mortal Kombat Fatalities combination, I ain't got time for thinking some puzzles)

Minggu, 28 September 2014

What Zen Thinks about Steins;Gate? (Anime)

I am a Mad Scientist It's so cool, Sunovabitch!


Steins;Gate adalah sebuah anime adaptasi dari Visual Novel dengan judul yang sama.  Anime ini dibuat oleh studio White Fox, disutradari oleh Kanji Wakabayashi sebuah anime yang menceritakan tentang thriller dari sebuah jenis cerita sains fiksi yang amat populer yaitu time travel.

Minggu, 21 September 2014

What Zen Thinks about Kara no Kyoukai and Tsukihime? (Movie and Manga)


Kenapa saya review keduanya? Karena dua-duanya punya Shiki...



Kara no Kyoukai ada Garden of Sinners adalah movie yang dibuat oleh Ufotable berdasarkan dari karya Type-Moon.  Berbeda dari kebanyakan anime series, Kara No Kyoukai justru membuatnya jadi 7 movie.  Namun setidaknya setiap movie memberikan semacam konklusi dari plot di movie tersebut.  kalau menonton 7 movie seperti ini kita harus memasang pikiran kalau masih ada kelanjutan dari movie Kara no Kyoukai ini.

Rabu, 17 September 2014

What Yulian Thinks about Blue Beard (Barbe Bleu)? (Movie)

Kali ini Guest Review dibuat oleh Yulian Ekowati. Dia adalah salah satu reviewer yang sangat suka dengan movie-movie berbau sejarah, mitologi, dan juga dongeng.  Kali ini dia review sebuah dongeng terkenal Blue Beard. 

Memiliki suami/pasangan yang kaya raya dan punya segalanya pastilah impian dari kebanyakan orang. Terlebih lagi, jika ia begitu baik hati, sabar, penuh pengertian dan mau menuruti apa pun yang kita inginkan dengan sukarela meskipun ia tidak berwajah rupawan dan dianggap aneh oleh kebanyakan orang. Tapi apa jadinya jika pasangan kita menyimpan sebuah rahasia kelam yang tidak ingin diketahui oleh siapa pun, termasuk oleh kita? Akankah kita pegang teguh kepercayaannya ataukah kita langgar kepercayaannya hanya dengan alasan ‘di antara pasangan tidak boleh ada rahasia atau dusta’?

Nah tema itulah yang coba diusung oleh film Barbe Bleu alias Bluebeard buatan Perancis tahun 2009 besutan sutradara Perancis Marie-Catherine Breillat. Film bergenre fantasi ini diangkat dari dongeng seram karangan Charles Perrault yang berjudul sama. Berikut plot dan ulasannya.



What Zen Thinks about Rahasia Hujan? (Novel)

Wanita adalah racun dunia... Never be so right...



Rahasia Hujan adalah novel karya Adham T Fusama dan diterbitkan oleh Moka Media.  Saat mendengar novel ini, saya sudah tertarik, bukan karena si penulis adalah teman saya, atau nama penerbit. Tapi dari covernya itu sendiri. Rahasia Hujan punya cover yang catchy menurut saya, sebuah gambar Teru-Teru Bozu hitam-putih dan Merah yang menggenang darah ke tulisan Rahasia Hujan sebenarnya sudah membuat saya mendapatkan sebuah pikiran makna/arti dari cover tersebut terhadap isi cerita.

Minggu, 14 September 2014

Bullshit Time : Reviewing Stuff

Mengingat saya suka sekali mereview sesuatu, tidak cuma novel, game, manga, movies... saya juga mereview Youtuber.  Dan ada niat juga mereview banyak hal lain kalau mood mendukung.

So, sekarang saya mau keluarkan semua uneg-uneg tentang pandangan saya pribadi tentang reviewing stuff.



Mari saya ceritakan dulu tentang kenapa saya mulai review.  Itu sebenarnya dikarenakan saya menemukan channel Chris Stuckmann di Youtube dan review dia tentang one the most disaster movie "Last Air Bender".  Di situ saya merasakan sebuah pikiran, bagaimana Chris mereview movie tersebut dari segi seorang fanboy dari M. Night Shyamalan.

Minggu, 07 September 2014

What Zen Thinks about AVGN The Movie? (Movie)

Movie yang dibuat oleh fans dan untuk fans. Hum, kalau tidak salah slogan pemerintahan kita begitu ya...


AVGN The Movie merupakan movie yang dikerjakan langsung oleh James Rolfe, di sutradarai oleh James Rolfe bersama Kevin Finn.
Sebelum kita masuk ke review, bagi kalian yang sudah tahu siapa AVGN, maka saya tidak perlu jelasin panjang-panjang. Tapi, bagi kalian yang tidak tahu siapa AVGN, dia adalah seorang pelopor full rage review untuk game-game klasik era Nintendo, Sega, bahkan sebelum-sebelumnya... mayoritas. Walau dia ada review game PS1...

Senin, 25 Agustus 2014

What Zen Thinks about Guardian of the Galaxy? (Movie)

HAHAHA... HAHAHAHAAAA



Guardian of the Galaxy disutradarai oleh James Gunn dan siapa saja bintangnya kalian bisa abca sendiri di poster di atas.

Saya pribadi sudah sangat hype dengan movie ini sejak trailer pertama keluar.  Bagaimana reviewer-reviewer di Youtube juga banyak membicarakannya.  So, apa ini pantas mendapatkan Hype yang sudah tinggi ini?

Let's talk about it.

Minggu, 24 Agustus 2014

What Zen Thinks about Garda? (Novel)

Yeap, aku membeli kaos Garda, Cup Garda, Poster dan juga novel Hardcovernya.  Hum... Kurang jumper dan action Figure...



Garda adalah novel karya Ahmad Sufiatur Rahman diterbitkan oleh Tangga Pustaka.

Novel ini menceritakan tentang seorang Lelaki bernama Garda Kejora yang mendapatkan kekuatan karena sebuah Meteor menghantam dadanya hingga membuatnya mendapatkan super power.  Ternyata di dalam meteor tersebut bersemayam seorang raksasa bernama Rakasha, seingatku yang ternyata punya sebuah semacam tugas untuk menjaga agar dunia ini tidak hancur dari klan Azura (klan Raksasa).

Iya, iya, aku tahu terdengar amat klise. Tapi klise tidak selalu membuat sebuah karya menjadi buruk bukan?  Memangnya apa sih yang benar-benar baru di tahun 2000 ini? Lagi pula, Arkada bilang begini, "Even if you rip off something, at least rip off something good." So cerita tentang seorang yang mendapatkan kekuatan yang menjadi sebuah kunci untuk menyelamatkan dunia dan material untuk lakukan itu adalah Meteor yang ada tertempel di dada Garda yang disebut kristal langit.


Minggu, 17 Agustus 2014

What Zen Thinks about Cut The Rope Series?

AWWW, Om Nom so damn CUTE!



Cut The Rope adalah game simpel yang dibuat oleh Zeptolab. Sebuah perusahaan game Rusia yang memang sangat terkenal denagn game Cut the Rope.

Cut The Rope adalah sebuah game simpel, tapi penuh dengan charm-nya sendiri.  Story utamanya adalah player bertemu dengan Om Nom, seekor hewan spesial berwarna hijau bulat ini sangat suka dengan permen. Sepanjang game yang kita lakukan adalah memberinya makan permen.  Tapi, semakin lama semakin tricky dan juga makin banyak cara yang dilakukan untuk memberi Om Nom makan.

Cut The Rope merupakan game yang sangat charming. Mari kita bicarakan soal grafik.


Selasa, 12 Agustus 2014

What Khi-Khi Kiara Think about Grϋn? (Fan Light Novel)

Kali ini tidak cuma mendapat review dari orang lain, tapi kali ini kita ambil review yang berbeda. Sebuah Fan Light Novel berbasis sebuah animanga terkenal. Attack On Titan atau disebut juga dengan nama Shingeki no Kyojin.

Mari kita sambut, Khi-Khi Kiara dalam review Grun!


Saya akui, saya semakin tergila-gila dengan serial Attack on Titan (a.k.a. Shingeki no Kyojin), sekaligus terperosok makin dalam ke zona fandomnya. Fanart,, lagu, fanfiction, merchandise, saya kumpulin sebisanya. Terutama untuk pairing Levi dan Eren. Oke, sebenarnya saya bukan fujoshi (cewek penyuka homo), tapi untuk beberapa alasan, saya mengagumi hubungan mereka. 



Light novel yang akan saya review ini adalah fan-fiksi AoT karya salah satu author  fanfic Indonesia idola saya, Aratte. Saya terdorong untuk menulis review setelah membaca ulang buku ini saat perjalanan lebaran kemarin. :D
NOTE : Buku ini diberi rating R-18/Explicit, karena adanya unsur kekerasan dan seksual. Tapi saya tidak akan membahas bagian itu.
(gambar cover)      


Jumat, 01 Agustus 2014

What Zen Thinks about Lovasket Series? (Novel)

Entah kapan saya mulai membaca Lovasket pertama. Tidak terasa sekarang series itu selesai... di novel ke enam...  aku coba ingat-ingat kapan aku baca Lovasket pertama...

...
...

Aku tidak bisa ingat.



Lovasket series mungkin bisa saya sebut sebagai novel teenlit series terpanjang di Indonesia... Jika ada yang lebih panjang, saya tidak tahu. Karena ini berdasar pengetahuan saya saja.  Lovasket ditulis oleh salah satu penulis Teenlit favorit saya Mas Luna Torasyngu... kesampingkan soal menahan peluru pake kain, oke...

Lovasket menceritakan tentang Vira seorang gadis yang bersekolah di SMA Altavia yang sangat basketfreak.  Kesukaannya pada basket tersebutlah jadi inti plot di dalam series ini, sebab itu justru tidak membawa cerita ini jadi seperti layaknya Slam Dunk dimana ceritanya fokus pada turnamen, atau kejuaraan. Tapi lebih fokus pada kehidupan Vira sendiri.

Lovasket pertama menceritakan tentang Vira yang punya power.  Dia orang yang kaya dan sangat terpandang di sekolahnya, hal itu berubah saat Ayah Vira tercegal kasus Korupsi.  Itu pun mengubah hidup Vira dan bahkan harus pindah sekolah.  Kejadian itu bikin dirinya sempat berhenti bersentuhan sama Basket hingga Niken (temannya di Sekolah yang baru) membangkitkan semangatnya lagi.

Mari kita mulai dari Diksi dari seri ini.

Senin, 21 Juli 2014

What Zen Thinks about Cowboy Bebop Series and Movie? (Anime)

Atas desakan dari Reviewer favoritku, Chris Stuckmann.  Akhirnya aku putuskan marathon nonton Cowboy Bebop... Seri dan juga movienya.



Cowboy Bebop menceritakan kisah tentang sebuah grup cowboy/cowgirl Bounty Hunter di angkasa.  Mengambil setting tahun 2070 dimana bumi sudah dalam keadaan parah, orang-orang sudah lumrah untuk tinggal di luar angkasa.

Cowboy Bebop adalah sebuah tim yang awalnya hanya terdiri dari Spike dan Jet.  Sepanjang cerita mereka bertemu dengan Faye dan Ed.  Mereka tinggal di sebuah kapal induk milik Jet dan Jet juga yang jadi kokinya.

di series-nya Cowboy Bebop bercerita tentang mereka mencari kriminal-kriminal dari acara Big Shot : Bounty Hunter di TV.


Kemudian mereka mencari kriminal tersebut dan membawanya ke polisi dalam keadaan hidup. Ini sebenarnya masalah paling sering mereka harus hadapi.  Sebab sulit membawa penjahat kelas kakap dalam keadaan hidup-hidup.

Keadaan Bebop selalu miskin/punya masalah keuangan. Mereka kadang tidak mampu beli makanan.  Biasanya ini disebabkan tidak ada orang yang mereka bisa tangkap. Itulah premis dari Cowboy Bebop.

Sabtu, 19 Juli 2014

What Zen Thinks about Tales of Eternia? (Games)

Setelah sekian lama saya main game ini, baru sekarang saya ada waktu untuk mereviewnya. So, tidak perlu ditunggu lagi, inilah Tales of Eternia atau disebut juga Tales of Destiny 2 di US.


Tales of Eternia disebut Tales of Destiny 2 karena miskomunikasi antara Namco Jepang dan Namco di US.  Versi yang saya mainkan versi PSP, by the way.

Tales of Eternia bercerita tentang Reid dan Farah yang bertemu dengan seorang Alien mungil bernama Meredy (yang bahkan punya aksara dan bahasa sendiri).  Demi mengetahui siapa Meredy, mereka menemui sahabat lama mereka yaitu Keele.  Perjalanan ini justru membawa mereka makin jauh dan mendapati bahwa tempat asal Meredy punya misteri tersendiri yang mereka harus jelajahi.  Juga banyak rahasia tentang Reid yang diungkap.

Senin, 23 Juni 2014

Bullshit Episode : Rant about Fanfiction

Sebelum saya masuk ke topik utama kita. Saya mau ada rant sedikit mengenai hal lain.  Saya biasanya respek sekali dengan orang yang menjadi teman saya di FB, namun Pilpres kali ini mengubah mereka menjadi Asshole!

Begitu mengejutkan bahwa dia fokus menunjukkan kebenciannya pada Capres lain sementara tidak menunjukkan kehebatan Capresnya.  Saya walau sudah memilih yang mana jadi pilihan saya nanti, saya ga tutup mata sama kebaikan dan kebolehan Capres lain.  Saya tetap terbuka, saya tetap menunjukkan kalau ada yang salah dari capres pilihan saya dan kritik dengan santun.

Karena menebar kebencian, hanya akan membuat kita jadi orang yang negatif.

Sekarang saya lagi berusaha lakukan gerakan Anti Golput... thanks to Adham.

Oke TIME TO BULLSHIT EPISODE!!!


Kali ini saya mau bicarakan tentang Fanfiction atau Fan Fiksi.  Berdasarkan pengetahuan saya, Fan fiksi adalah sebuah cerita dari sebuah novel, cerpen, game, anime, manga... apa saja yang dibuat oleh fans/penggemar dengan source material yang sudah ada.  Mereka biasanya membuat cerita mengambil setting, karakter, atau plot point dari cerita tersebut dan membuat versinya.

Biasanya berbentuk spin off, prekuel, midkuel, sekuel.  Bisa juga malah melakukan crossover, pokoknya terserah yang fans mau pada karakter tersebut.  Mengingat soal Copyright, maka Fan Fiction tidak seharusnya dibuat berdasar komersil, benar kan?

Namun, lucunya saya menemukan beberapa buku Fanfiksi dijual di toko-toko besar.  Andai Fanfiksi dijual di kayak lapak-lapak di acara Cosplay. Itu ga masalah, tapi ini di toko buku besar.


Saya tidak tahu kalau ini sebenarnya legal, well... Saya tidak tahu.

Fanfiksi biasanya jadi hiburan bagi para fans yang mengharapkan sesuatu yang tidak ada di cerita aslinya. Seperti konten Yaoi, Yuri, pasangan yang mereka anggap cocok, ingin membuat Original karakter mereka bertemu dengan Karakter favorit mereka.

So, seperti saya pernah menulis tentang si Hana bertemu dengan Hinata.  Yah saya harap ini bisa terjadi. Karena ga akan dilakukan secara official, maka saya buat.

Biasanya juga Fanfiksi dibuat atas ketidakpuasan cerita yang official. Contoh, kematian karakter, kisah cinta karakter (pasangan yang mereka ga inginkan) Terus Plot yang tidak memuaskan.  Itu bisa menjadi pendorong orang buat Fanfiction.

Seperti saya yang sekarang lagi mau buat Fanfiksi Godzilla 2014 karena Bryan Cranston mati di awal cerita padahal dia sangat keren andai ga dibunuh dan bakal sangat bagus perannya di dalam plot cerita.



Namun, saya jarang membuat ini.  Karena saya mau novel saya diterbitkan oleh penerbit mayor, itu alasan kenapa saya menahan diri untuk produktif di sini.  Fanfiksi saya fokus jadikan sebuah media latihan untuk meningkatkan ketajaman menulis.

Makanya saya merasa sangat sayang, jika seorang penulis fanfiksi yang punya original material, plot, dan arah story yang tidak ada hubungannya sama fanbase resource-nya.  Sebab itu bisa jadi cerita yang orisinil dan independen.  Bahkan bisa dimuat di sebuah majalah atau diterbitkan lewat buku.

Di Fanfiction.net adalah tempat yang benar-benar jadi penampung para penulis fanfiksi.  Banyak di antara mereka keren-keren dan saya berharap mereka nanti punya cerita independen dan bisa menerbitkan karyanya.



Namun, kadang ada orang justru paling cocok menulis fanfiksi.  Yah, saya berharap mereka bisa menemukan sesuatu yang bisa mereka jadikan karya independen.

Terima kasih sudah membaca rant saya dan tidak lupa komen. Apa kalian penulis fanfiksi, apa kepuasaan yang kalian dapat dari menulis fanfiksi?

Ah, sudah segini saja Rant-nya.  Sampai jumpa di Bullshit Episode selanjutnya.



Rabu, 14 Mei 2014

What Zen Thinks about Dead Smokers Club?

*lagi ngerokok...

What? I'm Dead Smokers Club member...



Novel ini sudah lama saya baca dan jujur saja bukannya saya ga mau segera review.  Jujur malah saya sudah pernah mereview ini, tapi setelah selesai laptop saya crash dan semua tulisan saya hilang... You know that really piss me off...

Dead Smokers Club ditulis oleh Adham T. Fusama, diterbitkan oleh FIM Kreasindo Gemilang.  Novel ini bercerita tentang seorang cowok bernama Adrian yang berusaha membantu panti asuhan yang dia begitu cintai dengan pindah ke sebuah asrama sekolah bernama T&T Boarding High School.

Tentu saja sekolah itu tidak biasa, di sana bisa dibilang seperti sekolah yang dipenuhi oleh begitu banyak orang aneh dan unik... yeap Waria, Milf, Hacker.. ada di sana.  Lalu, tentu saja seperti banyak cerita lain kalau Adrian pasti terlibat di dalamnya.  Di buku pertama dari seri ini entah nanti jadi seri berapa fokus pada perkenalan yang aku rasa cukup cool dan tidak begitu tell.  Mereka dikenalkan secara langsung seberapa nyentriknya mereka and that's cool..



Plot di novel ini sebenarnya mulai menarik saat mulainya muncul rivalry antar sekolah sebab di situlah mulai tampak konflik yang sebenarnya walau ternyata konflik yang sebenarnya tidak demikian.

Karakterisasi di novel ini menarik untuk diikuti walau banyak karakter, mereka tetap menarik dan sepertinya di buku selanjutnya baru bisa jelas alasan karakter-karakter ini ada dan peran mereka yang sesungguhnya dan saya masih dalam masa menunggu kelanjutannya.  Adrian sendiri sebenarnya hanyalah seorang siswa dengan bakat tepat sasaran, sisanya saya belum menemukan yang spesial dari dia dan apa sih gunanya dia dalam sebuah DSC.

Thinking

Saya tidak bisa benar-benar memberikan review sepenuhnya karena novelnya masih segini. tapi untuk impresi saya tertarik lebih dalam soal DSC... mungkin bakal jadi seperti Order of Phoenix tapi, kita tidak tahu apa yang dipikirkan penulis.

Hal yang saya keluhkan dari novel ini sebenarnya adalah tanda-tanda atau hint dari DSC sendiri.  Kemunculan mereka terlalu tiba-tiba tanpa ada build up yang menarik.  Setidaknya mungkin ada tanda-tanda soal si Adrian pernah melihat orang merokok, sebuah puntung rokok secara tidak sengaja.  Sesuatu akan menarik jika di build up hingga kita mendapatkan sesuatu yang besar di akhir cerita walau tetap menjaga entity tersebut.


Saya tidak perlu panjang-panjang mereview sampai the final series terbit.  Selain cover yang menurut saya juga nyentrik dan sangat berbeda itu pasti mengundang kontroversi... tapi saya pribadi menyatakan kalau saya... cukup tertarik dengannya.  You know what? lambang itu bisa jadi build up khusus...bisa saja lambang itu terpasang di salah satu buku member dan si Adrian melihatnya. That's cool, right?

That's why DSC is... Worth it, Enjoy Your Time with It!




Keterangan verdict.

nilai 1-2 saya akan sebut This will torture your soul to the damn ini artinya apapun yang saya review adalah karya yang amat buruk dan jika kalian maksa buat mainin, nonton, ataubaca akan merusak jiwa kalian.

Nilai 3-4 saya akan sebut Just forget about this and continue your life without it Ini adalah sebuah karya yang tidak pantas diingat dan sebaiknya lupakan karena tidak berartialias buang-buang waktu untuk dilirik.

Nilai 5-6 Saya akan sebut It's good for time wasting artinya kalian bisa menikmati hal ini jika ga ada kerjaan, tidak ada tugas, hanya buat main-main dan tidak ditanggapi serius.

Nilai 7-8 Saya akan sebut This is worth it, Enjoy your time with it! Dengan kata lain karya ini pantas untuk kalian nikmati dan pantas kalian gunakan waktu kalian untuk merasakannya.

Nilai 9-9,5 Saya akan sebut You want through this again! Ini saya maksudkan bahwa karya ini pantas kalian baca lagi, nonton lagi, mainin lagi alias punya high replay value.

Sekarang untuk nilai tertinggi 10 saya akan sebut AMAZEPIC (It's Amazing because it's Epic) ini jelas sebuah karya yang menurut saya benar-benar pantas kalian nikmati dan sangat memorable.  Dapat nilai 10 bukan berarti karya ini flawless.  Tapi, saya cuma menegaskan bagian hal keren dari karya ini jauh lebih banyak dibanding yang jeleknya/flaw-nya.  Ibarat 11 hal bagus dan 1 hal jelek. Seperti itu.

Terima kasih sudah membaca dan saya mau minta pendapat kalian soal apa yang saya akan bicarakan dalam Bullshit Episode next post.

Silahkan pilih, topiknya.

1. Fanservice in anime is overuse?
2. Music Score in gaming
3. Rant about Fanfiction

Follow dan komen.  Follow me on twitter @ZenHorakti.

Sampai jumpa sampai saya memikirkan sesuatu yang lain.