Selasa, 30 Desember 2014

Zen Best Movie 2014 The Raid 2 : Berandal

Well, saya rasa kalian sudah tahu kalau saya memilih ini.  So, saya tidak review ini saat keluar kemarin, karena saya rasa sudah banyak yang review.

Tapi, karena saya tidak menemukan film yang lebih enjoyable to revisit then this. Maka saya buat sebuah pengecualian untuk The Raid 2.





The Raid 2film ketiga dari Gareth Evans juga film ketiga yang dibintangi oleh Iko Uwais dan Yayan Ruhian.

Film ini adalah 2 tahun kelanjutan dari The Raid.  Kolaborasi Indonesia, Jepang dan sutradara dari Wales menyatu dalam satu film ini menjadi laga epik tahun ini dan membuat Hollywood mulai mempelajari kembali untuk membuat film laga lebih baik.  Capt. America 2 Winter Soldier belajar dari The Raid untuk membuat adegan laganya.

Cerita ini berlanjut dimana Rama diperintahkan untuk melakukan undercover mafia di bawah Bangun.  Di sinilah cerita dimana drama, aksi, crime thriller dimulai.

Banyak hal spesial di film ini, chemistry antara Ucok dan Rama sendiri membuat para Fujo screamin dan going apeshit...

Iko Uwais sebagai Rama menunjukkan peningkatan kemampuan akting di film ini dari dua film sebelumnya,  Ucok di sini adalah yang paling mencuri perhatian penonton karena karakter dirinya sebagai seorang yang melewati Ambisi dan Batasan.

Jujur saja, daripada Berandal, saya lebih memilih film ini berjudul Ambition and Limitation atau Ambisi dan batasan. Sebab itulah fokusnya, cerita dimana menunjukkan semua orang punya ambisi, tapi sadar diri bahwa ada batasan dimana kita tidak bisa lewati atau kita kena akibatnya.


Film ini amat komikal, bloody dan penuh dengan kekerasan yang seharusnya kita sudah duga sejak awal.  Selain menjadi tonggak membangun dunia crime Indonesia-Jepang, film ini juga menyajikan sebuah cerita yang menarik, terasa seperti God Father tapi lebih fokus ke dalam aksinya.

Laga di film ini sangat menarik untuk ditonton berulang-ulang kali, saya saja menontonnya 3 kali di bioskop dan berniat mencari DVD originalnya, bersama Edge of Tomorrow dan Guardian of The Galaxy.

Setiap karakter di film ini mengisi role-nya dengan baik. Walau banyak sekali karakter sampingan, agak membuat film ini jadi terlalu banyak karakter, tapi saya tidak masalah dengan itu.

Film ini sangat bersinar dengan menghadirkan tiga kickass villain yaitu Hammer Girl, The Assassin dan Baseball Bat Boy.  Tiga villain ini menunjukkan koreografi yang luar biasa dan semua adegan laga yang mereka tampilkan amat hebat.

The Assassin sebenarnya yang menurut saya paling menarik, dia tidak mengeluarkan satupun dialog di dalam cerita, oke... si Hammer Girl juga begitu tapi karena dia bisu.  The Assassin sama sekali tidak ada interaksi, dia hanya jadi total kickass villain.

Adegan kejar-kejaran di film ini bisa dibilang salah satu adegan yang terbaik.  Dimana mereka bisa menyajikan laga di luar dan di dalam mobil.


Walau begitu banyak yang membuat saya menikmati film ini, saya tetap sadar bahwa film ini banyak flaw-nya.

Beberapa adegan di film ini tidak masuk akal... uhuk... *salju* uhuk...

Ada saat karakter membuat sebuah mayat dengan batu, tapi tidak tenggelam. Ada pacing yang sangat lambat di bagian tengah tapi bagi saya tetap enjoyable. Ada polisi yang bertindak anarkis tiba-tiba... dan lain-lainnya. *masih nunggu Cinemasins buat sins untuk The Raid 2.

Saya sangat suka dimana film ini membuat para penonton sampai bertepuk tangan.  Yah, kita semua tepuk tangan di bioskop terutama di final fight antara Rama dan Assassin.


Ketika lihat ini di trailer saya yakin kalian semua sudah berharap aksi laga yang luar biasa dan itu tidak mengecewakan. Adegan pertarungan di final fight ini menjadi sangat sering dipilih sebagai best action scene.

Walau dengan flaw-nya, The Raid 2 tetap menjadi film favorit saya tahun ini. Semoga tahun depan film lebih keren dan saya tidak sabar untuk The Raid 3 yang sudah di setup sangat sangat baik di sini.

Tentu saja The Raid 2 is.. Amazepic.


Terima kasih sudah membaca top 10 movie tahun ini.

Saya masih menunggu Whiplash, Nightcrawler dan Birdman keluar di Indonesia. Semoga segera keluar.

Sampai jumpa untuk review selanjutnya untuk...

Winterflame.

1 komentar: