Senin, 12 Mei 2014

What Zen Thinks about Yotusei No Asobitaka, Mo Shojo Manga Nante, Najimaki Mano-san?

Rasanya kalau mau cari sebuah komik cuma satu seri selesai selalu saja isinya ada banyak cerita, sementara yang cuma punya satu cerita perlu banyak komik... huft...

Pertama saya akan review Yotusei No Asobitaka (How to play a Honored Student)

   
Manga yang dikarang oleh Meira Hisaka ini seperti layaknya manga shoujo lainnya dimana satu manga dengan banyak cerita dari karakter berbeda.  Namun, justru ada yang menarik dibalik itu.  Apakah itu?  Manga ini mampu menyajikan sebuah cerita dimana setiap tindakan, setiap cerita dan latar belakang karakter berhubungan satu dengan yang lainnya.

Cerita ini memiliki empat karakter utama yaitu Chouka, Haruka, Ran dan Sachi.  Keempat karakter ini awalnya tidak memiliki hubungan yang begitu spesial sampai saat mereka satu per satu menunjukkan latar belakang mereka yang ternyata membuat mereka saling memengaruhi satu sama lain.

Karakterisasi di manga ini terbentuk dengan baik.  Bagaimana penyimpangan-penyimpangan perilaku punya alasan masing-masing.  Ini membuat kita bisa simpatik dengan karakter yang ada.  Terutama Sachi yang menurut saya pribadi punya hidup paling sulit dan tragis.

Artwork manga ini pun sangat bagus, penempatan panel, proporsi, dan ekspresinya sangat memukau.  Terutama saat karakter-karakter mengalami depresi berat dan juga menangis, ekspresinya sangat luar biasa.  Manga ini adalah manga dewasa dan penuh dengan kisah cinta menyimpang.  Milf, incest, lesbian, perselingkuhan, sex bebas, you got that!  Sebagai pembaca dewasa kita lihat itu dari sisi yang lain dan memetik pelajaran.

Namun, itu tidak membuat karakter-karakter lain tidak punya masalah yang membuat pembaca merasa simpatik dan bahkan empatik sama mereka.  Beberapa di antaranya benar-benar relate pada diri saya pribadi.  Selain itu scene favoritku adalah saat Ran yang harus mengorbankan hati dan jiwanya demi orang yang dicintainya.  Karena itu saya tidak perlu menutup diri bahwa saya berikan manga ini...

Amazepic (It's amazing because it's epic)


Manga kedua yang saya mau bicarakan adalah Mo Shojo Manga Nante atau I Don't Want to Make Girl's Manga Comic Again karya Nao Makita.



Manga ini yang menarik adalah judulnya dimana seorang mangaka muda yang kehilangan passion-nya setelah karyanya ga kunjung diterbitkan lagi.  Well, that's really me... saya beberapa bulan terakhir ga ada sama sekali berkarya satu pun, cerpen, novel, bahkan satu paragraf pun saya ga menulis karena suatu hal.  Karena itu saya membeli manga ini.  Well, ternyata seperti manga shoujo lain semuanya ga cuma satu cerita saja.  Tentu saja cerita favorit saya pribadi adalah cerita pertama dimana seorang gadis mangaka bernama Aoi yang akhirnya menemukan kembali alasannya untuk berkarya lagi. 

Sedihnya cerita yang lain tidak ada yang begitu menarik perhatianku.  Mayoritas punya plot sama dan juga punya arah cerita yang sama.  cewek yang socially awkward ketemu sama cowok populer dan akhirnya dia suka sama cowok itu bla bla bla... You got the point.

Artworknya pun simpel khas shoujo manga, dimana mayoritas cowok-cowok punya model rambut sama seperti boyband-boyband.... I start got sick of this... actually :v

Tidak seperti di manga sebelumnya di mana karakter punya variasi model rambut (terutama cowok) di sini bener-bener stereotipe... so don't expect to much...

Mo Shojo Manga Nante is Good for Time Wasting.


Oke, the last one is... Najimaki Mano-san atau My Braided Girl, Mano karya Ken Saito.



My Braided Girl, Mano is not really interest me actually.  Soalnya manga ini tidak membawa sebuah premis yang begitu menarik.  Intinay cerita seorang cewek yang menganggap kepangnya adalah sebuah skrup untuk bisa berjalan menghadapi hidup. Dia tergantung pada skrup itu, seperti layaknya mainan dengan kunci yang harus diputar agar bisa jalan.

Seperti layaknya manga shoujo lain ada banyak cerita dalam satu komik ini... sebenarnya hanya ada lima saja sih.

cerita lain yang menarik perhatianku adalah Rose and Zirconia.  Cerita ini punya twist dan awalnya cukup membingungkan yang in cukup unik dan worth it.  Sementara yang lain kadang penempatan panel dan ceritanya lompat-lompat dan membingungkan.  Artworknya tidak ada yang begitu spesial...

My Braided Girl, Mano is... Good for Time Wasting.

Terima kasih sudah membaca review ini, sorry karena belakangan ini saya sangat jarang posting. Ini karena laptop saya begitu sering crash dan lag.  Selanjutnya diharapkan bisa lebih baik. Jangan lupa dengar apa kata Yui di samping dan sampai jumpa hingga saya memikirkan sesuatu yang lain.


2 komentar:

  1. Punisher's Princess12 Mei 2014 pukul 19.13

    Manga How To Play Honor Student emang keren di penyampaian dan ekspresi. sebagai artist yang prefer ke style yg ekspresif dan ngena di hati, saya suka penggambaran ekspresi di komik itu. Ajib lah bisa dibilang :D
    sedangkan yang Mo Shoujo Manga Nante, saya lumayan suka cerita utamanya apalagi karena itu related bgt sama saya (u know lah), sayangnya bukan cuma karakterisasi dan cerita yg monoton, tp juga tata layout, dialog dan balon dialog yg terkesan padat, jd ribet bacanya

    great simple review btw... ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah thanks a lot sudah komen...

      nanti ada review-review lain. :D

      Hapus