Sabtu, 14 September 2013

What Zen Thinks about Final Fantasy III DS? (Games)

Tidak salah kalau banyak yang bilang Final Fantasy III adalah Final Fantasy tersulit.



Square Enix memutuskan untuk membuat remake Final Fantasy III DS dari Final Fantasy III dengan menampilkan 3D graphik dan wifi sistem. Karakter di dalam FMV sangat memukau seperti game dengan kualitas PS2.


Walaupun di dalam game karakter tetaplah berkualitas PS1.  Namun, Hei, ini bukan Sprite.  Tapi bener-bener 3D, kan?


Sementara grafis pada game aslinya seperti ini.


Kisah dimulai saat Luneth (jujur saja dia mengingatkanku pada Lenneth dari Valkyrie Profile, bahkan mereka punya rambut silver yang sama.  Luneth, jangan-jangan dia putranya Lenneth?) yang terdampar di sebuah gua dan berusaha untuk keluar dari sana.  Di gua tersebut dia mendengar kristal bicara padanya dan mengatakan dirinya terpilih sebagai Warriors of Light.  Sepanjang perjalanan dia bertemu dengan teman-temannya yaitu Arc, Refia dan Ingus... (saya ganti nama dia jadi Diaz karena saya merasa disturbing) Mereka mendapat tugas mencari empat kristal elemen.

Sampai di sini kalian pasti merasakannya, yups jika kalian pernah main Final Fantasy I, game ini punya plot yang mirip-mirip tapi dengan character development yang sangat bagus, job lebih banyak dan... tingkat kesulitan yang super ekstrim.  Yang lebih menarik lagi, di game ini kamu bisa membawa NPC dalam escort mission tentunya dan mereka ga useless.

Saat bertarung dengan monster, NPC akan membantumu dengan serangan atau spell mereka.  Lebih lagi banyak adegan yang penuh emosional melibatkan NPC yang ikut bersamamu.


NPC pun memberikan informasi jika kamu bertanya padanya untuk mengetahui kamu harus kemana selanjutnya.


Desain kota sangat menarik dan punya ciri khas. walau beberapa saja, tidak semua.  Ada kota yang dipenuhi Bard, Geomancer, bahkan Dark Knight. (bukan batman).

Storage tertata dengan rapi.  bahkan bisa di sort alias pengatur otomatis hingga mempermudah gamer mencari item yang mereka butuhkan. Bahkan ada Storage sistem dimana kamu bisa simpan barang-barangmu.  Tidak seperti FF II Di PS 1... I hate that game!

Karakter Development di game ini sangat menarik.  setiap karakter punya sifat masing-masing dan mereka punya keunikan dalam berinteraksi.  Sayangnya keempat karakter ini tidak punya ciri khas khusus dalam bertarung. Mereka sama tergantung job yang kau pilih.  Tidak ada speciality dari mereka, semua sama.

Game ini terkenal dengan sistem job-nya yang benar-benar variatif ada lebih dari dua puluh jenis job. Setiap job punya sistem equipment, skills, magic dan level masing-masing.  Yups, karaktermu punya level dan job juga punya level masing-masing job.  Setiap karakter juga jobnya punya level masing-masing. Jika Luneth level Job untuk Dark Knightnya 42, maka Arc punya job yang sama, tapi levelnya berbeda.  Hal tersebut membuatmu tetap ingin dan terus grinding.

Mengejutkannya setiap job punya hadiah khusus jika kamu bisa buat level mereka 99 setelah melakukan semacam sidequest.


Pemilihan Job sangat memengaruhi bagaimana caramu melewati semua rintangan yang ada. Salah pilih job punya efek yaitu kekalahan di dalam battle.  Asiknya tidak seperti FF 1, dimana job yang kamu pilih adalah permanen, di game ini kamu bisa seenaknya mengganti dari job satu ke job yang lain sesuai kebutuhan.

Sekarang kita bicarakan tingkat kesulitan di game ini.  Mari saya sebutkan hal-hal yang menjadi tantanganmu di dalam game ini, Kamu tidak bisa save di dalam dungeon.  Satu-satunya cara untuk save adalah di world map, so setiap mau masuk dungeon pastikan kalau kalian siap dan save terlebih dahulu, Phoenix Down tidak bisa dibeli, jadi jika karaktermu mati, untuk menghidupkan dari magic, Phoenix down, atau revival Spring.  Beberapa dungeon punya random encounter yang menakutkan.  Bahkan ada random encounter yang membuatmu harus melawan King Behemoth.  Yeah, I'm not kidding. King Behemoth is not boss, but is random encounter enemy.


Bahkan ada boss yang bisa membunuhmu dalam satu turn saat baru saja memulai pertarungan.


Tidak ada yang lebih menyakitkan saat main game ini dan melewati dungeon yang panjang dan mati pas lawan boss, seperti saat saya kena Zantetsuken :'(, tidak cuma itu bahkan musuh-musuh biasa bisa membunuhmu dalam satu turn, so setiap kali masuk dungeon pastikan level kalian mencukupi dan siapkan diri sebaik-baiknya, karena game ini bener-bener memaksa gamer untuk grinding sampe sinting.  Ditambah lagi MP-mu tidak bisa terisi, tidak ada Ether atau semacamnya yang bisa mengisi MP-mu, jika kamu masuk ke dungeon, gunakan MP dengan bijak! game ini punya banyak jalan rahasia yang bisa dilewati dan tentu saja tidak kelihatan seperti gambar di bawah ini.

It's not glicth or bugs it secret passage

Clue di dalam game ini cukup kriptik.  kadang kamu disuruh ke suatu tempat tanpa diberi tahu arahnya ada dimana.  Namun tidak sekriptik di FF 1 atau 2.

Gameplay-nya klasik, dongeon yang unik dan menantang (amat menantang) bahkan kamu bisa terkena damage karena dungeonnya bukan karena musuh di dalamnya.



Game ini pun memberikan sebuah kesempatan untuk memiliki full health alias 9999 HP tanpa cheat.  Yaitu dengan menggunakan Black Belt.


Saya jujur itu bukan cheat.  Tapi karena saya pakai Black Belt dan grinding sampe karakter level 99.  Job lain tidak bisa mendapatkan HP seperti itu.

Saya pernah bilang dulu bahwa Monk di FF 1 adalah worst job in there.  Tapi, pas saya pakai di FF III, saya menyukainya.  Sangat menyukai Monk di sini, dengan tangan kosong tanpa diberi senjata pun, serangan mereka bisa lebih tinggi dari Job lain.  Di game ini punya banyak Job dengan keunikan masing-masing, ada yang senjatanya sebuah Harpa, ada yang pakai bel. Begitu banyak variasi.

Tidak lupa soundtrack di game ini sangat luar biasa dari sang maestro Nobuo Uematsu.  Setiap kota punya tone-nya sendiri-sendiri dan tidak lupa, bagi saya best music ada di Eureka.  Sangat terasa tensi dari musik itu membuat gamer merasa blood boiling.

Final Fantasy III DS punya grafik 3D, punya kick ass soundtrack, karakter yang lovable.  Jujur saja saya suka sekali sama Refia, story  yang terkesan klasik tapi asik untuk diikuti, job yang variatif dan tantangan yang sangat sulit untuk mayoritas game.  Sayangnya Karakter Villain tidak terlalu terekspos di game ini.

Sudah saatnya saya berikan Final Verdict, Final Fantasy III DS saya berikan 8/10. Walau saya merasakan begitu sulitnya game ini, tapi bukan tipe game yang membuat saya ingin berhenti main seperti FF II.  So jika kalian tertarik dengan 3D graphic, mainkan versi DS, jika tertarik dengan versi Sprite namun dengan kualitas gambar lebih bagus mainkan versi PSP.

Jadi apa kalian sudah memainkan FF III, komen tentang pendapat kalian dan Job apa favorit kalian. Saya pribadi suka dengan Dragoon karena job itu yang bikin saya menang melawan si pemilik Zantetsuken.

Oke terima kasih sudah membaca review ini dan jangan lupa dengar apa yang dikatakan Yui di samping, sampai jumpa hingga saya memikirkan sesuatu hal yang lain lagi.




1 komentar:

  1. Saya jadi makin bingung antara FF III di NDS dan PSP. Si Square kebanyakan bikin remake :v
    Dan kenapa hanya sebatas FF 2D lawas. Gimana kabar FF VII-VIII-IX? Belum pernah denger kabar mereka lagi. Paling banter cuman ada spin-off saja.
    --
    Btw, sepertinya memang cukup 'menyenangkan'. Soal 'mati'nya itu, loh. Kalau kesulitannya memang sengaja dibuat tinggi, jadi wajar memang kalau tak ada save-save'an di dungeon.
    Meskipun, saya masih membayangkan kalau 'mati' di Tower of Druaga PS2 lebih 'menyebalkan' lagi.
    --
    Ah, God. Please gimme money! I wanna play game, and I want it now!! (jeritan hati gamer miskin)

    BalasHapus