Minggu, 24 Agustus 2014

What Zen Thinks about Garda? (Novel)

Yeap, aku membeli kaos Garda, Cup Garda, Poster dan juga novel Hardcovernya.  Hum... Kurang jumper dan action Figure...



Garda adalah novel karya Ahmad Sufiatur Rahman diterbitkan oleh Tangga Pustaka.

Novel ini menceritakan tentang seorang Lelaki bernama Garda Kejora yang mendapatkan kekuatan karena sebuah Meteor menghantam dadanya hingga membuatnya mendapatkan super power.  Ternyata di dalam meteor tersebut bersemayam seorang raksasa bernama Rakasha, seingatku yang ternyata punya sebuah semacam tugas untuk menjaga agar dunia ini tidak hancur dari klan Azura (klan Raksasa).

Iya, iya, aku tahu terdengar amat klise. Tapi klise tidak selalu membuat sebuah karya menjadi buruk bukan?  Memangnya apa sih yang benar-benar baru di tahun 2000 ini? Lagi pula, Arkada bilang begini, "Even if you rip off something, at least rip off something good." So cerita tentang seorang yang mendapatkan kekuatan yang menjadi sebuah kunci untuk menyelamatkan dunia dan material untuk lakukan itu adalah Meteor yang ada tertempel di dada Garda yang disebut kristal langit.





Mari kita bicarakan tentang Story telling di novel ini.  Menurut saya story telling di novel ini kurang show, beberapa adegan perlu ditunjukkan secara show namun hanya dibuat tell dan tidak terasa sebuah depth. Menulis sebuah cerita yang penuh dengan bahan-bahan visual seperti ini jelas seharusnya butuh sebuah ekstra story telling dan juga deskripsi untuk membuat pembaca bisa membayangkan bagaimana adegan di dalam novel.

Mari saya berikan contoh.  Ada adegan di novel ini yang mengatakan ada sebuah motor Hi-Tech yang bisa berubah jadi pesawat.  Penulis tidak menuliskan bagaimana motor tersebut jadi pesawat secara jelas.  Kita pembaca tidak bisa membayangkannya seperti ini.

Ini adalah Motor

Lalu...

Ini adalah pesawat

Bagaimana ceritanya dari motor jadi Pesawat itu silahkan imajinasikan sendiri


Penulis jangan seperti itu, sebab membantu pembaca membayangkan yang terjadi di dalam karya kita adalah membuat mereka bisa membayangkan hal yang terjadi. kalau bisa secara rinci dan menarik.  Terlebih lagi penulis bisa menggambar, kenapa tidak gunakan media itu sebagai tempat ilustrasi visual adegan-adegan yang rumit.  Contohnya saat terjadi battle...

Mari kita lanjut ke Cerita atau Story.

Cerita dari Garda tidak perlu berharap hal-hal yang terlalu muluk-muluk.  Garda mendapat kekuatan, kekuatan tersebut adalah kunci untuk menyelamatkan dunia, agar kekuatan itu bisa dikuasai Garda maka perlu ada yang melatihnya, dia bertemu dengan Sidekick sekaligus love interest dan berusaha untuk membuat Garda kuat dan bisa menyelamatkan semua orang. Apakah ada twist tertentu sepanjang cerita, bagi saya tidak. semua masih predictable secara menyeluruh... Memang masih ada beberapa pertanyaan yang disimpan penulis sebab ini masih berlanjut. Another Fantasy Trilogi plan, guys... So, wait for it...



So, walau cerita predictable, story tellingnya masih kurang. Mari kita bicarakan soal karakterisasi...

Well, actually this one is the biggest problem in this novel.

Karakterisasi di novel Garda adalah sesuatu yang bikin saya harus beberapa kali berhenti membaca novel ini karena karakternya terlalu over the top.  Oke, saya memang banyak nonton anime dengan karakter over the top, macam karakter-karakter di One Piece, Okarin di Steins Gate.  Namun, melihat karakter begitu di novel yang saya anggap sebagai novel serius, jelas rasanya misfits dan juga tidak appropriate.

Mari kita bicarakan dari karakter Gaby terlebih dahulu... Gaby itu seperti seorang guardian angel, dia bertugas menjaga Garda dan melatihnya untuk menjadi seorang "Hero".  Sepanjang cerita Gaby ditunjukkan sebagai badass Female Lead dan akhirnya malah jadi generic Tsundere... yeah, just like Asuna.  Dia seharusnya bisa jadi karakter yang menarik, setidaknya seperti Female Lead di novel Gethora... Yes, I said that.



Padahal karakter Gaby bisa jadi karakter female yang menarik.  Andai dia lebih kayak Revy dari Black Lagoon.  Dia badass, dia kuat, dia juga seorang mentor, tapi tidak sekedar jadi generic Tsundere.

Contoh, bisa saja adegannya seperti ini.

"Mungkin kita bisa kencen nanti..." Canda Garda.
Mata Gaby menyalang dan berjalan mendekati Garda. Panah Es mencul di tangannya dan siap membolongi kepala Garda, "Aku di sini bukan untuk jadi teman kencanmu... Andai saja bukan tugasku melindungi bocah merepotkan sepertimu, maka kau sudah tamat!"

sort of like that.  Hingga level dia tetap bertahan.

Karakter lain yang saya pikir agak dipaksakan keterlibatannya adalah Nova.  Yeah, I mean why she became like that.  Mungkin di novel selanjutnya akan dijelaskan lebih jauh soal bagaimana Nova jadi seperti itu.. Tapi, still bugging me though, Andai saja build up dirinya bisa punya kekuatan lebih bagus, saya tidak akan seperti ini. Oke intinya Nova adalah karakter yang seharusnya bisa jadi lebih menarik dibandingkan Gaby. Karena dia kutu buku, tapi dia adalah karakter yang pemarah dan emosional.

Andai saja dia... ugh... Tetap positive thinking dia bakal lebih jelas asal usulnya.


Lucunya karakter paling annoying dan paling tidak kusukai adalah si Garda, karakter utama.  Garda adalah karakter yang...

Bentar mikir dulu sebentar...

Dia karakter yang seharusnya menjadi pribadi yang menarik untuk ditelusuri.  Apa lagi dia punya masa lalu yang sebenarnya cukup kelam.  Namun, dia hanya menjadi karakter yang menyebalkan sepanjang cerita berlanjut.  Aku berharap karakter dia tumbuh menjadi semakin baik setidaknya ada sedikit di novel pertama, namun saya tidak menemukannya.

Coba kita lihat contoh Luke Fon Fabre dari Tales of the Abyss.  That boy is douchbag at the beginning of story, tapi walau menjadi karakter begitu dia tetap menarik dan ada alasan jelas kenapa dirinya seperti itu, karena dia terlalu dimanjakan oleh orang tuanya hingga dia tidak ambil pusing dengan orang lain.

Sekarang kita lihat Garda. Karakter Garda adalah cowok genit yang suka gombal terhadap cewek.  Namun, gombalnya ini seharusnya jadi humor sepanjang cerita, tapi the punchline never hits me.  Apakah tidak boleh pakai karakter genit dan tukang gombal sebagai MC? Jelas boleh, tapi gambarkan itu sepanjang cerita.  Bagaimana si Garda sudah suka godain cewek-cewek cantik di sekitarnya, kenapa Garda hanya menggoda cewek saat keadaan genting dan tidak tepat.  Andai mau dibuat begitu pun, eksekusinya kurang.

Membuat Joke saat genting adalah sesuatu yang amat sulit dilakukan.  Beberapa cerita yang berhasil seperti itu menurutku memang punchline-nya dapat, contohnya One Piece dan movie yang baru saja muncul Guardian of the Galaxy.  Pastikan kalian nonton Guardian of Galaxy... okay...


Kembali ke soal Garda.  Ada satu adegan nakal (genit) Garda seperti ini.

"Hei, Kalian mau piknik ke tempat lain?" tanya Garda sembari mengamati barang bawaan mereka.  "Bagaimana kita berenang dulu di pantai ini? Pasti menyenangkan bersama kalian berdua."

Gaby dan Nova saling bertukar pandang. Garda tidak menyadari isyarat anggukan mereka. Gaby menyiapkan panah es untuk membekukan Garda dan kepalan tangan Nova  bersiap mengeluarkan bola api akan melontar Garda ke tengah laut.

"Kamu nggak pernah dihajar dua cewek cantik ya?" sembur Nova.

"Ingin lihat bangsa Angela marah?" ujar Gaby lalu tersenyum tipis.

"Woah, jangan marah gitu dong!" Garda bergegas meluncur ke langit.

Saya sama sekali tidak mendapatkan punchline yang menggelitik di adegan yang seharusnya komedi ini.
Saya coba untuk buat versi saya sendiri.

"Hei, mau piknik di tempat lain nih?" tanya Garda sembari mengamati tas punggung yang menempel di punggung dua gadis di hadapannya.  "Kita kan habis bertarung tadi, capek juga.  Bagaimana kalau kita berenang, santai-santai dulu sebentar. Apa lagi dtemani sama kalian," ujar Garda sambil menaikkan kedua alisnya.

Gaby dan Nova terdiam mendengar apa yang baru saja Garda katakan.  Mereka sama-sama menghela nafas. "Boleh, kita berenang... bagaimana kalau di kolam api?" tanya Nova sambil senyum manis tapi dengan tangan terbakar api.

"Kami bangsa Angela sangat menyukai kedamaian dan ketenangan," ujar Gaby sambil tersenyum manis.  "Tapi, kadang kami beri pengecualian untuk orang-orang yang tidak tahu diri... macam kamu..."  Gaby mengeluarkan panah es di tangannya.

"Woah, tunggu-tunggu.  Jangan bikin saya panas dingin dong! Kalau saya masuk angin kalian mesti kerokin!"

"GARDA!" teriak dua gadis itu sambil menembaki Garda dengan kekuatan mereka dan pemuda itu hanya bisa kabur ke atas langit dari pada panas dingin beneran.

Setidaknya walau mungkin tidak seberapa lucu, at least ketiga karakter mengeluarkan lelucon atau punchline yang sesuai.


Kalau soal plot, nothing really special. Sebagai pembuka dari trilogi, Garda tidak begitu ada yang spesial.  Cerita Garda sering ditimpa oleh masalah karena kristal langit yang ada di dalam dirinya, dia dilindungi oleh Gaby, bertemu Nova dan berlatih kekuatannya.  Tidak ada semacam twist yang memang menarik sepanjang cerita.  Di novel ini ada beberapa pertarungan raksasa yang terjadi termasuk di tengah kota, bahkan di kampus dan tidak ada orang yang melihat apa yang terjadi.  Aku tidak melihat ada penjelasan bagaimana orang-orang di sekitar kampus tidak tahu soal kejadian tersebut, apa ada semacam alat dari MIB, atau jenis hipnotis Ciel di Tsukihime.  Kampus tersebut jadi hancur tanpa ada saksi mata yang melihat bagaimana kejadiannya.

Final Battle-nya... amat mengecewakan, selain musuh terlalu mudah dikalahkan, tidak menunjukkan thread/ancaman bagi si Garda.  Di bagian tengah ada adegan yang menarik dan itu sebenarnya lebih suspenseful dibanding Final Battle...

Salah satu yang paling bagus dari novel Garda adalah ilustrasinya. Dibuat secara baik oleh sang penulis sendiri, Ahmad Sufi.  Desain zirah Garda sangat keren ingatkan aku dengan Saint Seiya dan juga yang membuat saya cukup tertarik membeli novel ini in first place. Hanya satu ilustrasi yang mengganggu di novel ini. Ilustrasi pertama saat Garda berusaha selamatkan Revina.

Just look at this.


Leher Garda seperti patah dan ekspresi kedua karakter tidak menunjukkan semacam panik atau takut.

So, apa kelebihan dari novel ini setelah banyak komplain yang saya sebut di atas selain ilustrasi.  Plot Garda amat simpel dan mudah diikuti, beberapa adegan ditulis dengan simpel.

Novel ini sebenarnya sangat punya banyak potensi, sayangnya dieksekusi kurang pas... untuk sebuah novel.  Garda sangat berpotensi bagus di dalam media komik, kenapa? konsep ini sangat menarik dan di komik bisa gunakan gambar sebagai media untuk humor juga.  Penulis bisa membuat ekspresi-ekspresi lucu untuk meningkatkan daya humor yang tidak bisa tersampaikan di dalam novel.  Juga di komik bisa menggambarkan lebih jelas apa yang terjadi terutama saat action.

Garda harus dibuka potensinya secara penuh dan saya menunggu itu terjadi.

Jadi dengan semua yang saya sebut di atas...

I will say Garda is Good for Time Wasting.



Jika memang tidak ada kerjaan, tidak ada novel lain untuk dibaca. Kalian bisa coba membacanya satu sampai dua chapter, jika kalian tetap tertarik bisa diteruskan berarti kalian tidak tidak masalah dengan novel ini.

keterangan Grade.

nilai 1-2 saya akan sebut This will torture your soul to the damn ini artinya apapun yang saya review adalah karya yang amat buruk dan jika kalian maksa buat mainin, nonton, ataubaca akan merusak jiwa kalian.

Nilai 3-4 saya akan sebut Just forget about this and continue your life without it Ini adalah sebuah karya yang tidak pantas diingat dan sebaiknya lupakan karena tidak berartialias buang-buang waktu untuk dilirik.

Nilai 5-6 Saya akan sebut It's good to time wasting artinya kalian bisa menikmati hal ini jika ga ada kerjaan, tidak ada tugas, hanya buat main-main dan tidak ditanggapi serius.

Nilai 7-8 Saya akan sebut This is worth it, Enjoy your time with it! Dengan kata lain karya ini pantas untuk kalian nikmati dan pantas kalian gunakan waktu kalian untuk merasakannya.

Nilai 9-9,5 Saya akan sebut You want through this again! Ini saya maksudkan bahwa karya ini pantas kalian baca lagi, nonton lagi, mainin lagi alias punya high replay value.

Sekarang untuk nilai tertinggi 10 saya akan sebut AMAZEPIC (It's Amazing because it's Epic) ini jelas sebuah karya yang menurut saya benar-benar pantas kalian nikmati dan sangat memorable.  Dapat nilai 10 bukan berarti karya ini flawless.  Tapi, saya cuma menegaskan bagian hal keren dari karya ini jauh lebih banyak dibanding yang jeleknya/flaw-nya.  Ibarat 11 hal bagus dan 1 hal jelek.

Terima kasih sudah membaca review ini sampai jumpa hingga saya memikirkan sesuatu yang lain lagi.

2 komentar:

  1. Hmm ... jadi dia membuat ilustrasinya sendiri? Untuk yang itu sih saya acungi jempol~

    BalasHapus
  2. Kayaknya karakteristiknya Garda jadi lebih bagusan sekalian kayak Sanji-nya One Piece kalo berdasarkan review ini. Emang dari sononya playboy dan suka ngegodain ce, jadi gak nanggung. Ato superhero Marvel yg lebih playboy lagi? (saya gak paham per-superhero-an apalagi Marvel)

    @Heru: Dulu sih saya pernah baca katanya ilustrasinya itu kerjasama ama orang lain tapi karena deadline, beberapa dia kerjain/selesaiin sendiri. Tapi udah gak jarang kan kayak gitu? Ilustrasi ngerjain sendiri, Ther Melian series kan juga gitu selain yang Recollection.

    Hehe.

    BalasHapus