Rabu, 01 Oktober 2014

What Zoelkarnaen Thinks about Tomb Raider (2013)? (Game)

It's my first time reviewing a game, so bear with me~

Let me take you on an epic adventure of Lara Croft.



Buat yang sudah kenal dengan karakter Lara Croft sejak di Tomb Raider pertama, pasti tua XD. Tomb Raider adalah seri video game yang sudah ada sejak tahun 1996, dan saya main game ini pertama kali pada tahun 1997. Buat anak usia 14 tahun di waktu itu, ini game cukup sukses bikin saya frustrasi. Itu karena sistem kendali yang sulit, dan juga tingkat teka-teki yang di luar kemampuan otak saya waktu itu. (I was too damn busy to memorize all of those Mortal Kombat Fatalities combination, I ain't got time for thinking some puzzles)


Lara Croft selalu digambarkan sebagai wanita cantik, cerdas, dan tangguh (with a cool British accent) dalam setiap seri game-nya. Dan kalau dipikir-pikir, doi ini menurutku seperti versi cewek dari Sean Connery, a Cool Brit Badass (wait, what?).

Tapi untuk game Tomb Raider yang akan saya bahas kali ini, Lara Croft akan tampil beda. Doi tidak lagi digambarkan seperti pada game sebelum-sebelumnya, ini karena video game Tomb Raider kali ini merupakan sebuah Reboot. Dia tidak lagi digambarkan sebagai wanita tangguh, karena dalam kisah kali ini Lara masih muda, dan ini adalah kisah doi sebelum menjadi Badass Lara Croft the Tomb Raider.



Jujur saja, awalnya saya sangat skeptis dengan game satu ini, karena sebelumnya saya sudah mencoba game DmC Reboot... and fuck that neo-Dante, don't even get me started with that shit... Dante yang cool and badass dirubah jadi Brit street punk dengan sedikit sentuhan emo dan overly edgy teen, Gawd... wtf with that?! Lalu apa yang akan mereka lakukan terhadap Lara? Apa dia juga bakalan hancur seperti neo-Dante?

Surprisingly, no.

So, let the game commence!

Game dibuka dengan scene sebuah kapal bernama Endurance yang sedang bertolak dari pelabuhan, dan sebuah narasi monolog dari Lara (which I don't pay much of an attention). Lalu mulailah karakter Lara Croft tampil perdana melalui sebuah cermin, and Goddamn she's cute... Well, kalau sebelumnya desain karakter Lara dibuat seperti karakter kartun (western cartoon, and don't start any shits about that anime vs cartoon here), kali ini karakternya terlihat lebih realistis, begitu juga dengan proporsi tubuhnya.



Untuk pengisi suara Croft, kali ini juga berbeda. Tidak lagi ia bersuara agak berat seperti wanita tangguh, tapi dengan suara lembut wanita pada umumnya. Well, it makes her British accent sounds rather cute though.



The Square Enix as the publisher made me somehow expecting that they gonna put some chocobo cameo in here~ XD

Lalu badai menyerang, kapal karam, yadda yadda yadda, ada om-om bertampang badass, dan Lana pun terdampar di bibir pantai. Dalam suasana kacau dari para survivor kapal Endurance, Lana diculik. Doi bangun dan yang terlihat adalah langit-langit gua yang dihiasi lilin, dan dia merasa kalau sedang diseret. Lalu saat doi siuman, dia tergantung terbalik, terikat, dan terbungkus semacam kain.



Ooo, tiba saatnya player dapat mengontrol Lara, dan yang pertama kali yang harus dilakukan player adalah menggoyang Lara... Ooookay... let's shake her then.



...and she's falling. Ada besi yang menancap di perutnya bagian kiri, lalu player harus melakukan mash a button untuk mencabut besi tersebut (in a QTE like manners).



I must say, game ini memiliki detil yang cukup menakjubkan bila dibandingkan dengan game sebelumnya. Satu dari beberapa hal yang saya suka, ada animasi khusus yang dilakukan karakter untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Semisal dalam menghadapi ledakan, Lara akan melakukan animasi melindungi wajahnya, lalu ketika berjalan dekat dinding, tangannya akan menempel dan meraba dinding tersebut.



The only things that bugging me is just, what is it with today's game and QTE's? Pada game Tomb Raider kali ini pun cukup banyak QTE's, yah, walau tidak terlalu banyak sampai bikin jengah juga. Ada tiga jenis tombol standard QTE's di game ini, icon panah (directional button), icon telapak tangan (interact button), dan icon tanda seru (melee button).

Again about the details, semua luka yang diderita Lara, goresan, luka tembak, dan sebagainya akan terus bertahan hingga akhir game. Lalu beberapa event akan bikin tubuh Lara berlumuran debu dan lumpur, tapi jika terjadi hujan, atau Lara tercebur, doi akan jadi terlihat lebih bersih. Pakaiannya pun sama, semakin mendekati akhir game, maka semakin banyak sobekan pada pakaiannya. Penampilan doi akan jadi semakin sangar dengan pakaian compang-camping.

But just because her clothes can tear, don't expect her end up in her undies if you deliberately makes her fall too damn much. Also, don't expect to see some nipples through her wet tank top by keep throwing her into the water... I already feel sorry for her...

Selain itu ada lagi hal-hal yang memperhalus karakter Lara yang baru ini, semisal saat ia jatuh, ia tidak jatuh dengan cool atau elegan seperti pada game sebelumnya. Game ini mengingatkan saya sama Nathan Drake dari game Uncharted, yang sang MC terus dibikin nelangsa di sepanjang game. (I know that Drake and his game was made based on Tomb Raider, it's just this game reminds me to him a lot, so don't nag about it). Lalu dari segi emosi karakter, emosi jadi terasa lebih hidup karena kali ini Lara bukanlah fearless and tough women seperti sebelumnya. Pada game ini ia masih bisa ketakutan sampai hampir menangis, bahkan ada adegan ketika dia ketakutan, tersesat, bingung, dan menggigil kedinginan (no wonder, wear a Goddamn jacket next time, Lara). She also cried the first time she killed a person in this game.

Mari kita maju ke gameplay dan filtur dalam game ini.

Pada awalnya player akan dituntun untuk berburu demi makanan, tapi daging buruannya tidak benar-benar akan dimakan seperti Naked Snake dalam MGS 3. Pada game ini, hasil buruan akan jadi exp points. Dan kalau ada exp point, pasti akan ada skill upgrade. We'll get there later.

Mengenai berburu, pada awalnya Croft akan menemukan satu senjata, yaitu sebuah busur. Doi pertama kali diharuskan untuk berburu Rusa, selain itu juga akan dituntun mengenai cara menggunakan filtur Survival Instinct. Survival instinct adalah mode yang ketika digunakan, layar akan berubah monochrome dan semua interactable object akan glowing, termasuk musuh, objective, dan hewan yang bisa diburu.



Dengan menggunakan survival instinct, maka player tak akan pernah tersesat dalam menemukan tujuannya di game ini. It's a great thing for every newcomer to the series and every casual gamer out there, but for elitist and veterans, this shit is insulting them. I'm a casual gamer btw~ XD

berikutnya mengenai upgrade skill. Upgrade skill dilakukan di basecamps, tepatnya cari saja api unggun di sepanjang game. Api unggun tersebut juga digunakan untuk upgrade gear dan weapon. Ada tiga jenis skill yang dapat diupgrade, Survivor, Hunter, dan Brawler. Survivor berisi skill untuk Lara agar dapat bertahan hidup, seperti scavenging untuk mencari weapon dan gear upgrade parts, juga untuk mapping items di sekitar. Hunter untuk kemahiran menggunakan senjata dan membuka finishers, to kill a dazed human enemies with style, dan menambah kapasitas amunisi yang dapat dibawa. Brawler untuk menambah skill dodge and counter, juga untuk menambah daya tahan Lara terhadap damage yang diterima dari musuh (that's some magical tank top you got there, Lara).


Filtur kedua yang terdapat di basecamp adalah fast travel, jadi Lara dapat melompati ruang dan waktu hingga mendadak tiba di camp lain yang telah ia kunjungi... Goddamn you square enix, this 'ain't FF! Lara can't simply teleported back and forth through a bonfire like every FF chars with their magical crystal shits!

Lalu yang terakhir adalah upgrade gear and weapons, gear hanya ada satu, yaitu pickaxe yang dirubah jadi climbing axe (yang juga dapat digunakan sebagai finisher dan melee weapon). Untuk senjata ada empat jenis, shotgun, rifle, pistol, dan bow. Parts yang dipungut Lara di sepanjang game dapat digunakan untuk upgrade semua senjata ini, makeshift longbow akan berakhir jadi competition bow, pistol akan berakhir jadi magnum, WWII rifle akan berakhir jadi semacam commando rifle, dan shotgun akan berakhir jadi combat shotgun with incendiary shells. Just what kind of shits did she salvages thoughout this game? Screw tomb raiding, she could get rich by developing weaponry, just like Tony Stark did!

Sekarang saya akan komeng soal battle system.

Lara dapat menghindar dari serangan melee musuh dengan tombol scramble, lalu melakukan counter kill bila sudah punya skill-nya. All out war bukanlah ide bagus di game ini, kalau tidak ada tempat berlindung Lara akan mati cukup cepat. Untungnya bidikan musuhnya benar-benar payah, mungkin untuk menekankan kalau mereka itu memang bukan dari kalangan militer, atau mungkin developernya game ini memang malas untuk bikin AI yang lebih pintar.

Yang saya kurang suka dari game ini adalah sistem auto-cover, jadi Lara akan otomatis merunduk di dekat tempat untuk berlindung, saya lebih suka yang manual. Untuk bidikan Lara sendiri cukup stabil, tapi tidak terlalu aneh karena doi sejak kecil dididik oleh Roth, yang notabene memiliki latar militer di Northern UK (don't ask where, Glasgow is my best guess).

The enemy AI's is suprisingly dumb, so they pose very little threat to Lara. So if you find yourself dying too much because of the enemies, just stop getting shots, stop getting attacked, move your cute little arse to cover, or stop playing this shit and just buy yourself a tetris game.

But if you're enjoying your killing spree here in this game, I suggest you to play Spec Ops: The Line later on...

Stealth kill selalu jadi pilihan terbaik di game ini. Pasang peredam pada pistol dan rifle, gunakan busur, atau langsung bacok mereka dari belakang.


Lalu untuk seterusnya, gameplay akan selalu berkisar antara berlari, melompat, dan memanjat. Tapi jangan khawatir, di game ini tidak ada flashy acrobatic stunts untuk mencapai tujuan seperti pada seri game sebelumnya.

Memang terkesan monoton, tapi sebenarnya tidak juga (unless you're not a gamer and get bored easily, so don't play it and GTFO!). Di sepanjang game player akan disuguhi side quest dan optional tomb, ada collecting dokumen, dan ada juga mengumpulkan relik. Kalau dirangkai semuanya akan menjadi latar dari kisah di balik pulau tempat Lara dan kawan-kawannya terdampar. Tentang orang-orang yang lebih dulu terdampar di sana, kisah latar dari para karakter pendukung, juga kisah tentang Yamatai, kerajaan yang menjadi plot utama cerita di game ini.

Game ini menggunakan map semi open world, jadi hampir semua bagian pulau bisa dijelajahi. Beberapa memang tempatnya sempit dan membosankan, tapi ada beberapa lagi yang cukup luas dengan pemandangan yang cukup breath taking.



Mengenai difficulty setting, it doesn't matter walau di setting hard, musuh di game ini tidak terlalu memberikan tantangan. Malahan tantangan di game ini terletak pada beberapa event di mana Lara sedang meluncur di sungai, melayang dengan parasut, dan meluncur menuju jurang dengan sebuah pesawat jet yang ikut meluncur di belakangnya. Kita mengendalikan pergerakan karakter saat di event tersebut, one wrong moves maka Lara akan tertombak (entah di perut atau di kepalanya).

Well, karena saya ga akan sop iler mengenai plot, silakan kalian mainkan sendiri atau baca saja dari wiki. Bagi saya pribadi, plotnya cukup bagus.

Overall, this game can get 9/10 from me. It's not the best game, but it still a great game.


And you can't get her clothes more damaged than this, so stop trying too hard to see what's beneath. There's no nude mods for her either, I know, I already searched for it.

1 komentar:

  1. Nova Ramadhan dari kelas 7.4 Smpn 6 Balikpapan meninggalkan jejak pak :D

    Saya paling suka main Tomb Raider The Legend Of Lara mungkin judulnya, PS 2

    BalasHapus