Sorry lama ga posting nih. Habis Wisuda.. Wo hooo...
Sekarang tanpa harus menunggu lama, mari kita lihat lagi omong kosong di Internet...
Hana : Bukankah bulan purnama itu sangat indah. Bagaimana kalau kita fokus pada purnama itu kita Back to Nature dan menikmati bulan purnama yang indah.
Berisi tentang apa yang saya pikirkan pada suatu hal, bisa berupa buku (termasuk komik, novel, dan lain-lain), Film, Anime, Movie, Bahkan hal lain yang aneh-aneh. I hope you enjoy... :D
Senin, 02 November 2015
Minggu, 27 September 2015
How Much Bullshit on Internet? #2
Well, sudah saatnya untuk melihat lagi betapa luar biasanya internet kita.
Seberapa banyak Omong kosong di Internet...
Seberapa banyak Omong kosong di Internet...
Kamis, 17 September 2015
How Much Bullshit on Internet? (Seberapa banyak omong kosong di Internet?) #1
Berapa lama saya hiatus? Well, skripsi bisa membuat semua orang jadi tidak produktif, bukan?
Kali ini, saya kembali dan saya tidak sendiri. Saya akan bersama asisten saya Hana untuk memposting kali ini.
Saya membuat sebuah entry baru untuk blog ini, saya usahakan seminggu sekali akan posting hal-hal konyol di Internet terutama di Negara Tercinta Kita, Indonesia. Segala hal bisa jadi bahan tertawaan bahkan membuat kita menepuk jidat sampe tembus.
Postingan ini berkonten sarkastik, jadi bacalah dengan mindset tersebut.
Mari kita langsung mulai saja...
Apa di sini ada yang suka monster musume? Saya termasuk yang suka, walau full fanservice, saya tetap menikmatinya... becasuse... "reason"
Kali ini, saya kembali dan saya tidak sendiri. Saya akan bersama asisten saya Hana untuk memposting kali ini.
Saya membuat sebuah entry baru untuk blog ini, saya usahakan seminggu sekali akan posting hal-hal konyol di Internet terutama di Negara Tercinta Kita, Indonesia. Segala hal bisa jadi bahan tertawaan bahkan membuat kita menepuk jidat sampe tembus.
Postingan ini berkonten sarkastik, jadi bacalah dengan mindset tersebut.
Mari kita langsung mulai saja...
Apa di sini ada yang suka monster musume? Saya termasuk yang suka, walau full fanservice, saya tetap menikmatinya... becasuse... "reason"
Sabtu, 23 Mei 2015
What Zen Thinks about Fast and Furious 7, Naruto : The Last, Avenger : Age of Ultron?
For Paul...
James Wan mengambil film dan karena masalah meninggalnya Paul Walker membuat dia agak keteteran sebenarnya. Tapi, mari kita lihat film ini secara utuh.
FnF 7 menceritakan kelanjutan dari FnF 6 sepenuhnya, karena Statham di sini adalah saudara dari Villain di film sebelumnya yang membalas dendam. Dia terkenal dengan sebutan sebagai hantu yang bisa menghilang-hilang dan sulit dilacak, karena itu tim Vin Diesel membutuhkan sebuah software bernama God Eye... kalau ga salah untuk melacak si Statham.
Bagi saya, Car Chase dari seri FnF harus dilihat sebagai Car Chase di anime, karena begitu banyak adegan dimana kejadian itu, tidak mungkin membuat si Diesel selamat, tapi dia tidak apa-apa...
Saya sama sekali tidak bisa menerima dengan akal sehat, tapi dengan anime logic... well, saya perlu matikan logika di otak ini kayaknya.
Walau demikian, saya menikmati apa yang disajikan oleh FnF 7, salah satu alasan kuat saya menonton ini karena adanya Tony Jaa dan Ronda Rousey. Ronda berperan cukup baik di Expendable dan kita sudah tahu bagaimana Tony Jaa berperan di film-filmnya... aku cukup pump up melihat mereka di film ini.
Sayangnya, saya agak kecewa dengan kemunculan Ronda Rousey yang dibuat hanya seperti Cameo Villain, pertarungannya sejenak dan tidak menunjukkan bahwa Ronda adalah musuh yang tangguh. Sementara Tony Jaa diperlakukan sama seperti Joe Taslim di film sebelumnya.
Pertarungan disyuting dengan cukup baik, adegan kejar-kejarannya terlalu berlebihan menurutku.
Humor khas FnF masih terasa di sini...
Namun, kekecewaan terbesar yang aku rasakan dari film ini adalah minimnya kemunculan Hobs alias The Rock. Entah karena apa, tapi kemunculan The Rock di sini amat minim, hanya di awal dan di akhir. Setidaknya The Rock memberikan Rock Bottom pada Statham.
Statham sebagai Villain di sini saya rasa hanya sebagai plot convenient. Dia hanya muncul saat plot membutuhkan dan menghilang setelahnya. Kadang, aku bingung walau dia dideskripsikan sebagai 'hantu' tapi tidak dengan seperti ini juga. Saya jadi tidak merasa feeling yang seharusnya saya rasakan dari villain ini.
Dia membalaskan dendam karena Diesel dkk menyakiti adiknya. Tapi... apa yang menyebabkan dirinya sampai segitunya? Aku mau merasakan alasannya secara penuh, Seberapa penting si adik bagi si Statham?
Well, FnF emang seri Action yang sudah terlalu banyak sebenarnya sekarang bahkan sudah siap dibuat yang ke delapan. Tapi, setiap kali menonton film ini aku tetap berharap bahwa mereka bisa membawanya lebih baik. FnF 5 dan 6 masih favoritku.
Fast and Furious 7 You can enjoy if your brains OFF.
Naruto : The Last
Ketika Naruto menjadi film romance-action. Naruto The Last mengambil setting waktu beberapa tahun setelah perang besar Shinobi. Naruto menjadi seorang bintang, ratusan fangirl selalu datang padanya dan itu semakin membuat Hinata kian sulit mendekati Naruto. Satu-satunya harapan Hinata adalah memberikan scarf merah seperti yang ada di poster yang menjadi simbolik cinta Naruto dan Hinata.
Intinya ada orang yang mau tabrakkan bulan ke Bumi dan itu ada hubungannya dengan si Hinata harus kawin paksa dengan si penghuni bulan karena Byakugan miliknya. Well, ini menjelaskan secara unik asal usul Byakuggan.
Intinya dalam sekian waktu, bulan akan jatuh ke bumi dan di dalam misi itu terdeveloplah romansa antara Naruto dan Hinata.
Bagi saya Naruto The Last tidak ada spesialnya sama sekali selain ini adalah closure dari romansa antara Hinata dan Naruto. Karakter utama di film ini adalah Hinata bukan Naruto karena plot bergerak bersama Hinata...
Salah satu yang bikin kesal fans Sasuke di sini adalah si Sasuke muncul layaknya Cameo Stan Lee di film marvel.
Saya tidak punya begitu masalah dengan romance-nya, tapi bagi saya Masashi Kishimoto atau siapapun yang menulis untuk film ini masih belum bisa membentuk romance dengan baik. Saya sudah meraskan besarnya cinta Hinata pada Naruto sejak awal dia muncul. Tapi, ketiba-tibaan rasa cinta Naruto ke Hinatalah yang agak merusak feeling.
Gimana Naruto membalas cintanya ke Hinata rada Deus Ex Machina dan tidak dilakukan dengan baik. Villain-nya sendiri yang bernama Toneri terasa develop, walau dia tetap terasa berbahaya. Dia juga berusaha memberi yang terbaik.
Beberapa plot pun dibuka, seperti alasan kenapa Naruto mengejar-ngejar Sakura dari awal, alasan kemunculan Byakugan sisanya tidak ada yang begitu spesial. Pertarungan-pertarungannya lumayan bagus dan Kakashi sebagai Hokage juga lumayan menurut saya.
Naruto : The Last is Good for Time Wasting. Tapi untuk naruto fans, Worth Watching.
Avenger : Age of Ultron.
Avenger kembali dan musuhnya kali ini Robot Tony Stark bernama Ultron. Ultron adalah AI yang diciptakan oleh Tony Stark dan Bruce Banner... intinya jika Tony Stark menjadi Villain maka seperti itulah Ultron.
Cerita Avenger kali ini tidak membawa sesuatu yang begitu berbeda, arah ceritanya sama seperti di Avenger pertama, dengan lebih banyak superhero tapi akhir pertarungannya bisa dibilang tidak jauh beda dengan di Avenger pertama.
Saya ga bisa memberikan terlalu banyak kritik sama film Avenger ini, namun saya harus kasihkan jempol dengan hint-hint kecil yang terjadi di dalam film ini untuk set-up sekuel-sekuelnya.
Adik saya memberitahu atas kemunculan Ultraman di film ini. (bagi yang sudah nonton mungkin tahu siapa yang kami sebutkan) membuat saya merasa lucu tapi paham sih siapa yang dia maksud. Action di film ini memang memukau, tapi masih mayoritas CGI-gasm.
Karakternya lebih baik dan lebih banyak. Beberapa hal yang agak mengejutkan bagi saya adalah Quicksilver di film ini ternyata cukup menarik, walau awalnya saya agak ragu karena si aktor Aaron Taylor mengecewakan di Godzilla, tapi di sini dia cukup menarik. (baru sadar dia itu Kickass).
Saya juga senang dengan selipan Romance yang terjadi di film ini walau ada hint kecil di film-film sebelumnya soal romance ini. Kejutan dari Hawkeye.
Tapi, Marvel tetaplah Marvel. Dia berikan film yang menghibur, tapi arah ceritanya dan polanya masih tidak jauh-jauh berbeda satu dengan yang lain.
Walau begitu masih pantas untuk ditonton.
Avenger : Age of Ultron is Worth Watch.
Selasa, 14 April 2015
What Zen Thinks about Suikoden I (Games)
Kalian tahu berapa lama saya mau review game ini? Well, saya harus bilang sangat-sangat lama. tapi baru kemarin saya bisa tamatkan dalam waktu tiga hari.
Inilah dia, my very first RPG, Genso Suikoden.
Suikoden adalah RPG pertama yang saya mainkan dengan tidak sengaja. Saya dulu meminjamnya dari sepupu dan ternyata saya mulai ketagihan memainkannya. Bermodal Bahasa Inggris yang pas-pasan, Suikoden membuat saya belajar bahasa Inggris lebih giat. Terutama saat tidak tahu harus kemana.
Suikoden adalah RPG Classic yang sampai sekarang tetap tidak pernah bisa tergantikan.
Game ini bercerita tentang Tir McDohl (Hero) seorang anak jendral Imperial Army terkenal Teo McDohl yang memulai pekerjaannya di Gregminster. Dia bersama sahabat lamanya, Ted, pengasuhnya Gremio, Cleo dan Pahn menjalankan misi-misi sederhana. Namun, pelan-pelan Tir melihat bahwa Imperial Army tidak bersikap baik. Dimulai dari saat melihat anak-anak yang dipukuli oleh tentara hanya karena alasan sepele.
Kejadian ini membawa Tir dan teman-temannya dalam masalah hingga membuat Tir harus menentukan Takdirnya sendiri.
Seperti tagline dari game-nya, "Is fate unchangeable?"
Suikoden menggambil sistem turn based combat system seperti layaknya mayoritas JRPG. Kita bisa membawa enam orang termasuk hero (Tir).
Kita bisa memilih Attack dan Defense. Item untuk memakai Item, Rune sebagai skill attack/magic attack. Tapi, yang paling saya suka dari game ini adalah Unite Attack. Seperti layaknya Chrono Trigger, Dimana 2 karakter atau lebih bisa menggabungkan serangan mereka untuk mengalahkan lawan. Kadang harus dibayar dengan dimana karakter akan mengalami unbalance state dalam beberapa waktu.
Rune sendiri di game ini lebih bebas karena kita bisa menentukan mayoritas karakter rune apa yang harus mereka miliki, kecuali untuk beberapa karakter yang sudah lengket rune-nya.
Grafik Suikoden I memang tidak begitu impresif tapi setidaknya tampak unik dan penuh warna untuk sprite karakternya. Tapi, untuk background dan tileset masih tidak terlalu bagus dan masih terkesan kasar.
Beberapa masalah yang saya harus sebut adalah tidak bisanya karakter kita untuk lari. Entah Konami tidak membuat animasi sprite untuk lari (at least untuk karakter utama) dan menggantinya dengan harus ada Holy Rune di party. Jujur saja, ini benar-benar kendala hingga akhirnya saya harus memasang Stallion kemanapun pergi. Setidaknya syukur kita punya Fast Travel nanti.
Sesuatu yang paling spesial dari Suikoden series (dimulai dari sini) adalah recruitment system dimana kita bisa mempunyai 108 rekrutmen di kastil. Jika kalian baru pertama kali tahu Suikoden pasti terkejut karena sekian banyak karakter yang bisa dimainkan. Yups, emang sangat mengagumkan.
Di Suikoden I mayoritas karakter adalah playable, namun ada beberapa karakter yang aku rasa juga tidak perlu jadi Playable, seperti Sansuke, Sergei, juga Antonio. Mereka sebaiknya hanya jadi NPC saja. Problem ini diperbaiki di Suikoden II.
Sesuatu yang paling spesial dari Suikoden I adalah karakter-karakter dan ceritanya. Cerita Suikoden I bukanlah tentang menyelamatkan dunia, tapi tentang menghentikan perang. Dimana Hero membentuk sebuah Army demi mengalahkan Imperial dan membuka satu per satu tabir rahasia.
Game ini penuh dengan karisma dan juga emosional karakter, walau ada 100 lebih karakter, mereka semuanya punya kepribadian bahkan back story, walau tidak dijelaskan secara penuh, namun bisa kita rasakan dalam dialog karakter. Saya berharap di game ini ada semacam Private Action seperti Star Ocean dimana ada kejadian-kejadian unik di dalam kastil yang membuat karakter kita lebih paham background story karakter lain dan lagi-lagi ini diperbaiki di Suikoden II.
Waktu menamatkan game ini tidak terlalu lama dan mayoritas rekrutmen sederhena untuk diajak bergabung. Mayoritas cukup dengan bicara dengannya saja, dan beberapa yang lain membutuhkan sedikit usaha.
Tidak lupa musik-musik karya Miki Higashino AMAZING music. Musik-musik dari Suikoden sangatlah memorable. Favoritku masih Tiny Character in Huge World dan original Suikoden Theme Into a World of Illusion sangat saya favoritkan dan menjadi salah satu musik paling saya sering dengar di HP.
Dengan mechanic flaws yang saya sebut di atas.
That's Why Suikoden I is Worth Your Time terutama jika kalian fokus pada story-nya.
Sekarang untuk SPOILER REVIEW!
Jadi jika kalian belum pernah main sebaiknya segera tinggalkan review ini atau kalian tidak peduli kena spoiler.
Suikoden membawa cerita dimana Tir dan teman-temannya pelan-pelan melihat kalau Imperial mulai bertindak jahat, korupsi dimana-mana, dan menindas kaum lemah. Tir dan teman-temannya pun sadar mereka sudah jadi buronan setelah kejadian Ted yang diincar-incar oleh Windy seorang penyihir jahat.
Bagi saya, saat saat dimana Tir menentukan takdirnya sebagai pemimpin Liberation Army adalah hal yang tidak mudah, apa lagi harus melawan Ayahnya sendiri kelak. Apa lagi Rune yang dimiliki Tir adalah Rune of Life and Death atau Soul Eater adalah Rune yang diincar Windy untuk membuat kekacauan.
Untuk memperkuat Soul Eater, Rune ini akan memakan jiwa-jiwa orang terdekat si karakter utama. Itu termasuk Odessa, Gremio si pengasuh Tir, Teo ayahnya sendiri dan Ted sahabat terdekatnya. Aku masih sangat ingat bagaimana kematian Gremio sangat membuatku syok dan benar-benar tidak tahan untuk membunuh Milich.
Walau akhirnya aku tidak dapat 108 karakter, tapi saat itu aku puas sekali. Kematian Gremio adalah yang paling bikin aku sedih dan bahkan... sampai menangis saat itu. Apa lagi dia karakter paling penyayang sejak awal game, Gremio biasa aku panggil Kenshin Himura btw.
Well, terima kasih sudah membaca review ini, karena skripsi saya jadi kurang produktif...
Sampai jumpa sampai saya memikirkan sesuatu yang lain...
Inilah dia, my very first RPG, Genso Suikoden.
Suikoden adalah RPG pertama yang saya mainkan dengan tidak sengaja. Saya dulu meminjamnya dari sepupu dan ternyata saya mulai ketagihan memainkannya. Bermodal Bahasa Inggris yang pas-pasan, Suikoden membuat saya belajar bahasa Inggris lebih giat. Terutama saat tidak tahu harus kemana.
Suikoden adalah RPG Classic yang sampai sekarang tetap tidak pernah bisa tergantikan.
Game ini bercerita tentang Tir McDohl (Hero) seorang anak jendral Imperial Army terkenal Teo McDohl yang memulai pekerjaannya di Gregminster. Dia bersama sahabat lamanya, Ted, pengasuhnya Gremio, Cleo dan Pahn menjalankan misi-misi sederhana. Namun, pelan-pelan Tir melihat bahwa Imperial Army tidak bersikap baik. Dimulai dari saat melihat anak-anak yang dipukuli oleh tentara hanya karena alasan sepele.
Kejadian ini membawa Tir dan teman-temannya dalam masalah hingga membuat Tir harus menentukan Takdirnya sendiri.
Seperti tagline dari game-nya, "Is fate unchangeable?"
Suikoden menggambil sistem turn based combat system seperti layaknya mayoritas JRPG. Kita bisa membawa enam orang termasuk hero (Tir).
Kita bisa memilih Attack dan Defense. Item untuk memakai Item, Rune sebagai skill attack/magic attack. Tapi, yang paling saya suka dari game ini adalah Unite Attack. Seperti layaknya Chrono Trigger, Dimana 2 karakter atau lebih bisa menggabungkan serangan mereka untuk mengalahkan lawan. Kadang harus dibayar dengan dimana karakter akan mengalami unbalance state dalam beberapa waktu.
Rune sendiri di game ini lebih bebas karena kita bisa menentukan mayoritas karakter rune apa yang harus mereka miliki, kecuali untuk beberapa karakter yang sudah lengket rune-nya.
Grafik Suikoden I memang tidak begitu impresif tapi setidaknya tampak unik dan penuh warna untuk sprite karakternya. Tapi, untuk background dan tileset masih tidak terlalu bagus dan masih terkesan kasar.
Beberapa masalah yang saya harus sebut adalah tidak bisanya karakter kita untuk lari. Entah Konami tidak membuat animasi sprite untuk lari (at least untuk karakter utama) dan menggantinya dengan harus ada Holy Rune di party. Jujur saja, ini benar-benar kendala hingga akhirnya saya harus memasang Stallion kemanapun pergi. Setidaknya syukur kita punya Fast Travel nanti.
Sesuatu yang paling spesial dari Suikoden series (dimulai dari sini) adalah recruitment system dimana kita bisa mempunyai 108 rekrutmen di kastil. Jika kalian baru pertama kali tahu Suikoden pasti terkejut karena sekian banyak karakter yang bisa dimainkan. Yups, emang sangat mengagumkan.
Di Suikoden I mayoritas karakter adalah playable, namun ada beberapa karakter yang aku rasa juga tidak perlu jadi Playable, seperti Sansuke, Sergei, juga Antonio. Mereka sebaiknya hanya jadi NPC saja. Problem ini diperbaiki di Suikoden II.
Sesuatu yang paling spesial dari Suikoden I adalah karakter-karakter dan ceritanya. Cerita Suikoden I bukanlah tentang menyelamatkan dunia, tapi tentang menghentikan perang. Dimana Hero membentuk sebuah Army demi mengalahkan Imperial dan membuka satu per satu tabir rahasia.
Game ini penuh dengan karisma dan juga emosional karakter, walau ada 100 lebih karakter, mereka semuanya punya kepribadian bahkan back story, walau tidak dijelaskan secara penuh, namun bisa kita rasakan dalam dialog karakter. Saya berharap di game ini ada semacam Private Action seperti Star Ocean dimana ada kejadian-kejadian unik di dalam kastil yang membuat karakter kita lebih paham background story karakter lain dan lagi-lagi ini diperbaiki di Suikoden II.
Waktu menamatkan game ini tidak terlalu lama dan mayoritas rekrutmen sederhena untuk diajak bergabung. Mayoritas cukup dengan bicara dengannya saja, dan beberapa yang lain membutuhkan sedikit usaha.
Tidak lupa musik-musik karya Miki Higashino AMAZING music. Musik-musik dari Suikoden sangatlah memorable. Favoritku masih Tiny Character in Huge World dan original Suikoden Theme Into a World of Illusion sangat saya favoritkan dan menjadi salah satu musik paling saya sering dengar di HP.
Dengan mechanic flaws yang saya sebut di atas.
That's Why Suikoden I is Worth Your Time terutama jika kalian fokus pada story-nya.
Sekarang untuk SPOILER REVIEW!
Jadi jika kalian belum pernah main sebaiknya segera tinggalkan review ini atau kalian tidak peduli kena spoiler.
Suikoden membawa cerita dimana Tir dan teman-temannya pelan-pelan melihat kalau Imperial mulai bertindak jahat, korupsi dimana-mana, dan menindas kaum lemah. Tir dan teman-temannya pun sadar mereka sudah jadi buronan setelah kejadian Ted yang diincar-incar oleh Windy seorang penyihir jahat.
Bagi saya, saat saat dimana Tir menentukan takdirnya sebagai pemimpin Liberation Army adalah hal yang tidak mudah, apa lagi harus melawan Ayahnya sendiri kelak. Apa lagi Rune yang dimiliki Tir adalah Rune of Life and Death atau Soul Eater adalah Rune yang diincar Windy untuk membuat kekacauan.
Untuk memperkuat Soul Eater, Rune ini akan memakan jiwa-jiwa orang terdekat si karakter utama. Itu termasuk Odessa, Gremio si pengasuh Tir, Teo ayahnya sendiri dan Ted sahabat terdekatnya. Aku masih sangat ingat bagaimana kematian Gremio sangat membuatku syok dan benar-benar tidak tahan untuk membunuh Milich.
Walau akhirnya aku tidak dapat 108 karakter, tapi saat itu aku puas sekali. Kematian Gremio adalah yang paling bikin aku sedih dan bahkan... sampai menangis saat itu. Apa lagi dia karakter paling penyayang sejak awal game, Gremio biasa aku panggil Kenshin Himura btw.
Well, terima kasih sudah membaca review ini, karena skripsi saya jadi kurang produktif...
Sampai jumpa sampai saya memikirkan sesuatu yang lain...
Minggu, 18 Januari 2015
What Zen Thinks about Touhou Koumajou Densetsu, Touhou Mother and Wandering Souls ? (Fan Games)
Touhou sebuah franchise yang sudah sangat terkenal terutama di Jepang. Sebuah game Bullet Hell dengan karakter-karakter yang mayoritas cewek baku tembak dengan sihir-sihir dan di akhir cerita semuanya berpesta dan minum teh bersama.
Tapi, saya tidak akan review the official game dari ZUN, tapi saya review adalah fan games yang menurut saya lebih menarik, dan game Bullet Hell is not my cup of tea.
1. Koumajou Densetsu atau lebih terkenal dengan sebutan Touhouvania.
Koumajou Densetsu punya dua seri, seri pertama kita memakai Reimu dan Seri kedua memakai Sakuya. Saya tidak akan terlalu menjelaskan sistem gameplay-nya karena benar-benar seperti castlevania Dracula X Chronicle. Di game kamu bisa pilih map, power up, dan juga assist yang merupakan karakter-karakter dari Touhou.
Tapi, saya tidak akan review the official game dari ZUN, tapi saya review adalah fan games yang menurut saya lebih menarik, dan game Bullet Hell is not my cup of tea.
1. Koumajou Densetsu atau lebih terkenal dengan sebutan Touhouvania.
Koumajou Densetsu punya dua seri, seri pertama kita memakai Reimu dan Seri kedua memakai Sakuya. Saya tidak akan terlalu menjelaskan sistem gameplay-nya karena benar-benar seperti castlevania Dracula X Chronicle. Di game kamu bisa pilih map, power up, dan juga assist yang merupakan karakter-karakter dari Touhou.
Minggu, 11 Januari 2015
What Zen Thinks about Kitaria Heroes : FB, Redhead Redemption and INheritage : BoE
Seperti yang saya bilang kalau saya akan review game Android kali ini dan tidak cuma satu tapi tiga games sekaligus. Tiga game ini semuanya buatan Indonesia dan semua Free to Play. So, mari kita liat tiga game ini dimulai dari Kitaria Heroes : Force Bender.
1. Kitaria Heroes : Force Bender
Game kolaborasi dari Enthrean Guardian dan Hinocyber. Sebuah game beat'em up dengan RPG. Game ini mengisahkan tentang Elena Minwell, seorang gadis swordwoman dan seorang magician yang melakukan sebuah perjalanan untuk mencari penyihir. Sepanjang jalan, dia melawan monster-monster.
Game ini sangat simpel, sebab hanya fokus pada membunuh musuh yang ada dan kalah kan boss di setiap lokasi. Gamenya sederhana hanya side scroller beat'em up seperti Double Dragon. Musuh yang mati akan meninggalkan koin untuk membeli upgrade dan juga memberikan EXP points untuk level up.
Level Up di sini adalah untuk meningkat HP dan MP serta Requirement untuk membeli jurus-jurus. Jurus-jurus, Item, equipment bisa dibeli di shop dan dipasang di antarmuka shortcut.
Untuk grafis, game ini standar anime style, dengan monster-monster imut yang sebenarnya bikin saya tidak tega juga bunuh-bunuhin, magic efek tampak lumayan, dan gerakan gerakan Elena fokus dalam kombo yang sudah ditetapkan. Sayangnya saja kombo ini kadang-kadang membingungkan, kadang bisa saya eksekusi sampai selesai, kadang Elena berhenti tiba-tiba dan tidak melanjutkan kombo tersebut.
Monster memiliki variasi, namun gamenya cukup repetitif.
Skill-skill cukup bagus dianimasikan, namun yang bikin agak mengganggu adalah hit detection. Kadang-kadang ini hit dan miss. Saya jadi sering kerepotan menentukan pukulan ke lawan, dan kadang lawan lebih mudah mengenai Elena tapi tidak sebaliknya. Ini agak sulit dijelaskan.
Beberapa saran untuk developer adalah membuat progressing story. Saya suka game simpel seperti ini, namun setiap berpindah tempat atau berpindah segmen saya tidak merasakan sebuah progresi. Sedikit cutscene kecil setiap selesai melawan boss di tiap segmen akan amat membantu, setidaknya membuat gamer relate sama karakter, dan juga membentuk karakter itu sendiri. Alasan mereka dari satu tempat ke tempat lain tersebut. Itu membuat gamer merasa ada progresi dari perjalanannya.
Game ini gratis dan bisa ditamatkan tanpa bayaran apapun, tapi ada tiga skill yang hanya bisa terbuka jika kalian belanja setidaknya sekali saja membeli koin. :D
This game is Worth Your Time.
2. Redhead Redemption (Bukan Red Dead Redemption)
Game ini adalah kolaborasi dari 9gag dan Touchten. Simple game with simple lore but with bizarre heroes. Game ini adalah sebuah game Wacky dengan tema Zombie Apocalypse/ Ceritanya adalah seorang gadis berambut merah May dan adiknya George yang menghadapi Zombie Apocalypse dan harus berlari mencari kedua orang tua mereka. Sepanjang jalan mereka harus menghadapi Zombie yang berusaha untuk melumat habis mereka. Untuk mempertahankan diri, May harus berlari sementara adiknya menembaki Zombie yang ada di belakang mereka.
Apa lagi yang kau butuhkan, ada bayi yang tembakin Zombie... dengan SHOTGUN!
Mekaniknya simpel, kau hanya perlu memilih memakai tap atau efek miring dari androidmu untuk menggerakan May sementara si George menembaki Zombie secara otomatis di punggung May. Kau bisa memakai item, dan mendapat bantuan dari Gaggy the cat.
That's another Thing, Cat with Gun!
Saya harus kasih applause untuk Touchten yang bisa bekerja sama dengan 9gag. Siapa yang tidak kenal 9gag, jika kalian di FB seharusnya kenal dengan 9gag. Apapun yang diposting oleh 9gag akan jadi viral dan tentu saja game ini langsung jadi populer.
Ah, sampe mana tadi. Ah Cat with GUN!
Zombie di game ini pun bervariasi, ada tipe menembak, ada tipe runner, ada charger, ada projectile, juga ada yang speed.
Setiap segmen punya musik masing-masing dan juga zombie masing-masing. Tidak terlalu berbeda, mereka punya tipe, tapi mereka tidak recycling asset yang terdahulu.
Boss-nya pun asik.
Saya suka dengan feeling progression dari game ini, setiap selesai segmen, gamer merasakan bahwa perjalanan May dan George semakin maju. Bagaimana mereka bertemu boss dan alasan mereka sampai ke tempat-tempat yang harus mereka hadapi.
Ini salah satu game free to play favoritku. Setiap item bisa kau dapatkan asal kau bersabar dan terus memainkan game ini setiap hari, maka bonus akan memberikanmu diamond hingga bisa beli semua item premium,
Uang di game ini, awalnya memang agak berguna, tapi pelan-pelan menjadi hal yang ga perlu. Saya jadinya menghimpun ratusan ribu uang dan tidak ada gunanya karena semua item biasa sudah saya beli semua.
Game ini punya banyak potensi, sebab walau cerita berakhir, Zombie Apocalypse belum selesai. masih banyak yang bisa dijelajahi. Saya tunggu update atau sequelnya :D
Saya main game ini berkali-kali, because You Want Through This Again!
3. INheritage : Boundary of Existence
Game ini sudah saya nanti-nantikan masuk ke Android. Sudah lama berseliweran di iOS akhirnya INheritage, karya Tinker Games akhirnya masuk ke Android dan Free to Play! WHAATT?
Game dengan 230-an MB lebih, dengan grafik halus dan HD, full voice acting, creative design character and monster, menantang dan kuat. Bagaimana bisa game INheritage diberi free oleh Tinker Games?
Satu ketika saat memainkan game ini, saya sangat tertarik dan langsung memainkannya. Well, aku mati... saya dapat satu continue. Saya main lanjutkan sampai di segmen kedua saya mati dan.. game over... and... saya ulang dari awal.
Whaw! That's torture! Bagaimana bisa saya mainkan 5 segmen dengan 2 stages di setiap segmen bullet hell hanya dengan 1 continue. How?
Tentu saja dengan membeli salah satu item. 10 Continue atau unlimited continue. Ahhh, I see... if you not hardcore expert then you can see this game just a demo! Jika kau game kasual kayak saya, yang lebih mentingin story daripada tantangan, maka game ini tidak bisa saya mainin kecuali saya beli Unlimited continue.
Premis dari cerita ini adalah seorang gadis bernama Nala yang tewas akibat dibunuh oleh monster bernama Genderuwo. Namun, dia kembali dihidupkan sebagai seseorang yang baru, yaitu sebagai seorang Arca. Pelindung akar Kalpataru yang bertugas untuk menutup retakan dimana monster-monster keluar... BANDUNG RIM!
ah... maaf. Suatu ketika, terjadi sesuatu dimana akar dari kalpataru mulai menghilang dan inilah tugas Nala untuk menghentikan the evil plan from someone.
Gameplay dari INheritage adalah bullet hell. Jika kalian tahu Touhou, maka tidak perlu saya jelaskan lebih banyak tentang gameplay-nya. Nala punya asisten yang disebut Rakyans, kamu harus menavigasi Nala agar tidak terkena tembakan dari musuh.
Menavigasi Nala dengan sliding jarimu di layar. Ini bisa jadi masalah, sebab pastinya jarimu itu menutup bagian dari layar dan bisa saja di balik jarimu ada peluru datang dan menyakiti Nala. Saya pun menggunakan taktik dengan menaruh jariku di belakang Nala agar saya bisa melihat jika ada peluru yang mendekat. Tiap kali terkena peluru, Nala akan berteriak semacam, "Aku tidak akan menyerah!" dan tebasan-tebasan di layar muncul menghabisi musuh di layar, jika dia hanya musuh lemah. Setiap musuh kecil yang dibunuh akan mengeluarkan energi yang bisa dikumpulkan, dalam jumlah tertentu akan mengisi HP Nala.
Boss Fight di game ini amat epik, seperti Touhou, setiap boss punya segmennya masing-masing/ Setiap segmen dipresentasikan satu life bar. Setiap satu life bar dari boss habis, dia akan mengubah tipe serangan dan dihadapi dengan strategi baru.
Nala bisa menggunakan special skill untuk melambatkan waktu dan melakukan serangan special tergantung pilihannya yang bisa kalian custom sesuai kehendak. walau tidak begitu banyak pilihan, setidaknya menambak variasi.
Special Attack pun dianimasikan dengan keren dan ditambah dengan teriakan dari Nala saat mengeksekusinya membuat pemain merasa powerful.
Animasi dan desain game ini memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Sangat memuaskan dan enak dipandang. Desain karakter, monster-monster yang diambil dari monster dan hantu Indonesia seperti Pocong, Sundel Bolong dan semacamnya.
Voice acting di game ini kadang hit dan miss. Bagi saya pengisi suara dari si Macan Putih kurang pas saya dengar. Rasanya juga kurang emosional, suara Nala sendiri sudah lumayan walau kadang-kadang masih ada yang miss terutama saat dia berteriak dalam marah. Bedanya teriak dalam marah dan teriak dalam mengeluarkan kekuatan itu berbeda.
Namun, sebenarnya bagi saya yang paling menarik dari game ini adalah story-nya. Setiap stage punya story yang membawa Nala ke dalam cerita yang seru. Mengenalkan sistem dunia dari INheritage itu sendiri, tentang budaya dan juga legenda-legenda yang dibentuk oleh imajinasi developer. Saya suka ceritanya walau twist-nya saya sudah liat dari jauh sebelumnya, formula yang digunakan tidaklah baru, kalian pun saya yakin tahu formula cerita yang mereka gunakan. Gamenya ada 5 segmen saja, tidak terlalu lama dan bisa ditamatkan dalam waktu singkat jika kalian punya Unlimited Continue.
Setiap mati, score akan berkurang, so ini adalah yang jadi efek dari kematian karakter kalian walau punya unlimited continue.
Musik dari game ini sangat keren dan terdengar epik. Cocok dengan theme yang diambil dan juga feeling di dalam gameplay.
Satu masalah dari game ini, saya mencoba mendapatkan senjata terakhir yang katanya disuruh untuk mengalahkan Asri menggunakan Rawaja sebagai Rakyan dan dikalahkan dalam kesulitan normal ke atas tanpa menggunakan Special Attack. Saya lakukan ini tiga kali dan saya tidak kunjung bisa unlock senjata ini.
Tolong, Tinker segera perbaiki atau kasih tahu apa yang salah dari yang saya lakukan.
INheritage bukanlah game yang benar-benar untuk saya, tapi saya masih enjoy memainkannya terutama story-nya. Saya sangat besar melihat kemungkinan sekuelnya kelak. This game is Worth Your Time!
Terima kasih sudah membaca review ini pastikan kalian coba tiga game di atas jika kalian punya Android. Dukung game Indonesia :D Sampai jumpa hingga saya memikirkan sesuatu yang lain lagi.
1. Kitaria Heroes : Force Bender
Game kolaborasi dari Enthrean Guardian dan Hinocyber. Sebuah game beat'em up dengan RPG. Game ini mengisahkan tentang Elena Minwell, seorang gadis swordwoman dan seorang magician yang melakukan sebuah perjalanan untuk mencari penyihir. Sepanjang jalan, dia melawan monster-monster.
Game ini sangat simpel, sebab hanya fokus pada membunuh musuh yang ada dan kalah kan boss di setiap lokasi. Gamenya sederhana hanya side scroller beat'em up seperti Double Dragon. Musuh yang mati akan meninggalkan koin untuk membeli upgrade dan juga memberikan EXP points untuk level up.
Level Up di sini adalah untuk meningkat HP dan MP serta Requirement untuk membeli jurus-jurus. Jurus-jurus, Item, equipment bisa dibeli di shop dan dipasang di antarmuka shortcut.
Untuk grafis, game ini standar anime style, dengan monster-monster imut yang sebenarnya bikin saya tidak tega juga bunuh-bunuhin, magic efek tampak lumayan, dan gerakan gerakan Elena fokus dalam kombo yang sudah ditetapkan. Sayangnya saja kombo ini kadang-kadang membingungkan, kadang bisa saya eksekusi sampai selesai, kadang Elena berhenti tiba-tiba dan tidak melanjutkan kombo tersebut.
Monster memiliki variasi, namun gamenya cukup repetitif.
Skill-skill cukup bagus dianimasikan, namun yang bikin agak mengganggu adalah hit detection. Kadang-kadang ini hit dan miss. Saya jadi sering kerepotan menentukan pukulan ke lawan, dan kadang lawan lebih mudah mengenai Elena tapi tidak sebaliknya. Ini agak sulit dijelaskan.
Beberapa saran untuk developer adalah membuat progressing story. Saya suka game simpel seperti ini, namun setiap berpindah tempat atau berpindah segmen saya tidak merasakan sebuah progresi. Sedikit cutscene kecil setiap selesai melawan boss di tiap segmen akan amat membantu, setidaknya membuat gamer relate sama karakter, dan juga membentuk karakter itu sendiri. Alasan mereka dari satu tempat ke tempat lain tersebut. Itu membuat gamer merasa ada progresi dari perjalanannya.
Game ini gratis dan bisa ditamatkan tanpa bayaran apapun, tapi ada tiga skill yang hanya bisa terbuka jika kalian belanja setidaknya sekali saja membeli koin. :D
This game is Worth Your Time.
2. Redhead Redemption (Bukan Red Dead Redemption)
Game ini adalah kolaborasi dari 9gag dan Touchten. Simple game with simple lore but with bizarre heroes. Game ini adalah sebuah game Wacky dengan tema Zombie Apocalypse/ Ceritanya adalah seorang gadis berambut merah May dan adiknya George yang menghadapi Zombie Apocalypse dan harus berlari mencari kedua orang tua mereka. Sepanjang jalan mereka harus menghadapi Zombie yang berusaha untuk melumat habis mereka. Untuk mempertahankan diri, May harus berlari sementara adiknya menembaki Zombie yang ada di belakang mereka.
Apa lagi yang kau butuhkan, ada bayi yang tembakin Zombie... dengan SHOTGUN!
Mekaniknya simpel, kau hanya perlu memilih memakai tap atau efek miring dari androidmu untuk menggerakan May sementara si George menembaki Zombie secara otomatis di punggung May. Kau bisa memakai item, dan mendapat bantuan dari Gaggy the cat.
That's another Thing, Cat with Gun!
Saya harus kasih applause untuk Touchten yang bisa bekerja sama dengan 9gag. Siapa yang tidak kenal 9gag, jika kalian di FB seharusnya kenal dengan 9gag. Apapun yang diposting oleh 9gag akan jadi viral dan tentu saja game ini langsung jadi populer.
Ah, sampe mana tadi. Ah Cat with GUN!
Zombie di game ini pun bervariasi, ada tipe menembak, ada tipe runner, ada charger, ada projectile, juga ada yang speed.
Setiap segmen punya musik masing-masing dan juga zombie masing-masing. Tidak terlalu berbeda, mereka punya tipe, tapi mereka tidak recycling asset yang terdahulu.
Boss-nya pun asik.
Saya suka dengan feeling progression dari game ini, setiap selesai segmen, gamer merasakan bahwa perjalanan May dan George semakin maju. Bagaimana mereka bertemu boss dan alasan mereka sampai ke tempat-tempat yang harus mereka hadapi.
Ini salah satu game free to play favoritku. Setiap item bisa kau dapatkan asal kau bersabar dan terus memainkan game ini setiap hari, maka bonus akan memberikanmu diamond hingga bisa beli semua item premium,
Uang di game ini, awalnya memang agak berguna, tapi pelan-pelan menjadi hal yang ga perlu. Saya jadinya menghimpun ratusan ribu uang dan tidak ada gunanya karena semua item biasa sudah saya beli semua.
Game ini punya banyak potensi, sebab walau cerita berakhir, Zombie Apocalypse belum selesai. masih banyak yang bisa dijelajahi. Saya tunggu update atau sequelnya :D
Saya main game ini berkali-kali, because You Want Through This Again!
3. INheritage : Boundary of Existence
Game ini sudah saya nanti-nantikan masuk ke Android. Sudah lama berseliweran di iOS akhirnya INheritage, karya Tinker Games akhirnya masuk ke Android dan Free to Play! WHAATT?
Game dengan 230-an MB lebih, dengan grafik halus dan HD, full voice acting, creative design character and monster, menantang dan kuat. Bagaimana bisa game INheritage diberi free oleh Tinker Games?
Satu ketika saat memainkan game ini, saya sangat tertarik dan langsung memainkannya. Well, aku mati... saya dapat satu continue. Saya main lanjutkan sampai di segmen kedua saya mati dan.. game over... and... saya ulang dari awal.
Whaw! That's torture! Bagaimana bisa saya mainkan 5 segmen dengan 2 stages di setiap segmen bullet hell hanya dengan 1 continue. How?
Tentu saja dengan membeli salah satu item. 10 Continue atau unlimited continue. Ahhh, I see... if you not hardcore expert then you can see this game just a demo! Jika kau game kasual kayak saya, yang lebih mentingin story daripada tantangan, maka game ini tidak bisa saya mainin kecuali saya beli Unlimited continue.
Premis dari cerita ini adalah seorang gadis bernama Nala yang tewas akibat dibunuh oleh monster bernama Genderuwo. Namun, dia kembali dihidupkan sebagai seseorang yang baru, yaitu sebagai seorang Arca. Pelindung akar Kalpataru yang bertugas untuk menutup retakan dimana monster-monster keluar... BANDUNG RIM!
ah... maaf. Suatu ketika, terjadi sesuatu dimana akar dari kalpataru mulai menghilang dan inilah tugas Nala untuk menghentikan the evil plan from someone.
Gameplay dari INheritage adalah bullet hell. Jika kalian tahu Touhou, maka tidak perlu saya jelaskan lebih banyak tentang gameplay-nya. Nala punya asisten yang disebut Rakyans, kamu harus menavigasi Nala agar tidak terkena tembakan dari musuh.
Menavigasi Nala dengan sliding jarimu di layar. Ini bisa jadi masalah, sebab pastinya jarimu itu menutup bagian dari layar dan bisa saja di balik jarimu ada peluru datang dan menyakiti Nala. Saya pun menggunakan taktik dengan menaruh jariku di belakang Nala agar saya bisa melihat jika ada peluru yang mendekat. Tiap kali terkena peluru, Nala akan berteriak semacam, "Aku tidak akan menyerah!" dan tebasan-tebasan di layar muncul menghabisi musuh di layar, jika dia hanya musuh lemah. Setiap musuh kecil yang dibunuh akan mengeluarkan energi yang bisa dikumpulkan, dalam jumlah tertentu akan mengisi HP Nala.
Boss Fight di game ini amat epik, seperti Touhou, setiap boss punya segmennya masing-masing/ Setiap segmen dipresentasikan satu life bar. Setiap satu life bar dari boss habis, dia akan mengubah tipe serangan dan dihadapi dengan strategi baru.
Nala bisa menggunakan special skill untuk melambatkan waktu dan melakukan serangan special tergantung pilihannya yang bisa kalian custom sesuai kehendak. walau tidak begitu banyak pilihan, setidaknya menambak variasi.
Special Attack pun dianimasikan dengan keren dan ditambah dengan teriakan dari Nala saat mengeksekusinya membuat pemain merasa powerful.
Animasi dan desain game ini memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Sangat memuaskan dan enak dipandang. Desain karakter, monster-monster yang diambil dari monster dan hantu Indonesia seperti Pocong, Sundel Bolong dan semacamnya.
Voice acting di game ini kadang hit dan miss. Bagi saya pengisi suara dari si Macan Putih kurang pas saya dengar. Rasanya juga kurang emosional, suara Nala sendiri sudah lumayan walau kadang-kadang masih ada yang miss terutama saat dia berteriak dalam marah. Bedanya teriak dalam marah dan teriak dalam mengeluarkan kekuatan itu berbeda.
Namun, sebenarnya bagi saya yang paling menarik dari game ini adalah story-nya. Setiap stage punya story yang membawa Nala ke dalam cerita yang seru. Mengenalkan sistem dunia dari INheritage itu sendiri, tentang budaya dan juga legenda-legenda yang dibentuk oleh imajinasi developer. Saya suka ceritanya walau twist-nya saya sudah liat dari jauh sebelumnya, formula yang digunakan tidaklah baru, kalian pun saya yakin tahu formula cerita yang mereka gunakan. Gamenya ada 5 segmen saja, tidak terlalu lama dan bisa ditamatkan dalam waktu singkat jika kalian punya Unlimited Continue.
Setiap mati, score akan berkurang, so ini adalah yang jadi efek dari kematian karakter kalian walau punya unlimited continue.
Musik dari game ini sangat keren dan terdengar epik. Cocok dengan theme yang diambil dan juga feeling di dalam gameplay.
Satu masalah dari game ini, saya mencoba mendapatkan senjata terakhir yang katanya disuruh untuk mengalahkan Asri menggunakan Rawaja sebagai Rakyan dan dikalahkan dalam kesulitan normal ke atas tanpa menggunakan Special Attack. Saya lakukan ini tiga kali dan saya tidak kunjung bisa unlock senjata ini.
Tolong, Tinker segera perbaiki atau kasih tahu apa yang salah dari yang saya lakukan.
INheritage bukanlah game yang benar-benar untuk saya, tapi saya masih enjoy memainkannya terutama story-nya. Saya sangat besar melihat kemungkinan sekuelnya kelak. This game is Worth Your Time!
Terima kasih sudah membaca review ini pastikan kalian coba tiga game di atas jika kalian punya Android. Dukung game Indonesia :D Sampai jumpa hingga saya memikirkan sesuatu yang lain lagi.
Langganan:
Postingan (Atom)