Sabtu, 28 September 2013

What Zen Thinks about Astonishia Story? (game) Spoiler review

Belakangan ini saya banyak review game Remake. Yang satu ini pantas untuk dibicarakan!


Astonishia Story adalah remake dari game korea buatan Sonnori yang di remake dan di publikasi oleh Ubisoft.  Well, belakangan ini saya banyak bicarakan soal remake-remake keren seperti Final Fantasy III, Star Ocean First Departure.  Apa ini juga salah satu yang bagus?

Saya beri tahu sekali lagi, ini adalah SPOILER REVIEW. because I not give a shit about this game!  Astonishia Story adalah game yang seharusnya tidak di remake dan ga pernah di rilis luar Korea, tetap saja di Korea. 

Kita bicarakan grafis dulu.

It's 16 bits.  Yeah, bahkan saya merasa game ini tidak sebanding grafisnya dengan Final Fantasy VI atau game-game keren di era Super Nintendo.


Saya bahkan merasa game-game RPG maker punya grafis jauh lebih halus dari ini.  Bukankah ini remake, come on, do something more. Ini kan PSP, seharusnya lakukan sesuatu yang membuat game itu jadi lebih baik.  Coba lihat perbandingan Final Fantasy IV di SNES dan Final Fantasy IV di PSP!

Perbedaan antara FF IV Original dan Remake
That's is the real remake. Dimana developer melakukan perubahan begitu banyak dari gamenya terutama dari segi grafis dan konten. Tidak seperti game ini, saya bahkan tidak bisa melihat beda antara original version dan remake version.  Mungkin kita sebut aja ini re-release dibanding remake.

Gameplay dari game ini sebenarnya cukup asik, yaitu turnbased Strategi RPG.


Tapi tidak seperti TBS kebanyakan, game ini seperti Rhapsody, yaitu game dengan strategi tapi tetap pakai Random Encounter.  Jika kamu di dalam dungeon, maka kamu akan hadapi Random encounter, tapi jika di luar, maka tidak akan ada random encounter karena kamu bisa melihat musuh dan hanya battle jika kau menyentuhnya.

Di sini aku benar-benar bingung, kenapa tidak bisa melakukan hal yang sama di dalam dungeon.  jika di outworld bisa bikin no random encounter, kenapa di dungeon ada? Ayolah konsisten sedikit!

Namun, saat di dalam battle. jujur saja gameplay terkesan statik dan tidak ada tantangan sama sekali, terutama selama kau memiliki mage yang bisa mengeluarkan magic super.  Magic bener-bener overpowered, itu membuatmu terus gunakan magic dan magic terus-menerus.  Terutama selama Rendalf masih hidup (ini Gandalf versi Astonishia Story) dia punya magic yang luar biasa.

Boss-boss dalam battle tidak ada yang epik.  Kamu nyaris tidak pernah kesulitan melawan boss. Bahkan saat kamu tidak punya comrade. Musuh langsung mendekatimu dan menyerangmu tanpa mikir sama sekali. Mereka hanya pergi menjauh saat HP mereka sedikit.  Hanya ada satu minion yang cukup mengganggu adalah Skeleton Soldier karena mereka tidak mempan skill dan magic, sisanya kamu bisa bunuh dengan mudah.

game ini pun tidak konsisten dengan damage.  Kamu bisa memakai satu jurus kepada musuh yang sama tipe dan sama level dan mereka punya damage  variatif dan berbeda jauh. satunya bisa mencapai 110 damage, satunya bisa hanya kena 70 damage. WTH!  Lebih lagi, kamu selalu dibuat sebagai tim yang menang, kamu selalu bisa ngalahkan semua boss yang ada membuat mereka lari.  Yeah, good guy always win.

Bagaimana dengan story?

This game have really horrible story!

Kisah dimulai dari Lloyd seorang Knight yang disuruh untuk mengawal sebuah Wand of Kinan ke suatu tempat yang sampai akhir kisah ga pernah dimunculkan.  Lloyd dan seniornya dijebak oleh Francis di sebuah hutan dan membuat seluruh tim pengantar mati kecuali Lloyd.  Lloyd tidak kembali ke kerajaannya untuk melaporkan penyerangan, tapi dia justru pergi sendirian untuk mencari Wand of Kinan tersebut.  Lucunya, semua hal yang terjadi di dalam game, seperti sebuah kota dihancurkan, segala macam yang terjadi karena pencarian Wand of Kinan tidak ada respons sedikitpun dari pihak kerajaan Lloyd, apa mereka tuli? Apa tidak ada semacam berita atau kabar-kabar nyampe ke sana?  Aku rasa orang-orang seharusnya melihat mayat-mayat di hutan sebelah tempat pembantaian terjadi lalu melaporkannya ke kerajaan.  Yah kerajaan itu ga pernah disebut dan ga pernah muncul lagi sampai credit!

Selama Perjalanan dia bertemu dengan Ylenne si penyihir muda, Rendalf si Drawf Mercant, Rodoug si Monk, Lezail si Penyihir tua, Jenas si Elf pemanah, dan Akra si Face Hell Turn girl. Sisanya adalah karakter yang tidak terlalu penting.

Kisah dalam game ini adalah salah satu game dengan kisah paling tertebak. Dimana sang hero melakukan perjalanan dan ternyata terjebak di dalam plot world domination.Kamu akan menebak setiap plot yang terjadi.  Sangat jarang ada namanya emotional content. 

Setiap karakter yang ikut denganmu punya nasib yang sama. Kampung halaman mereka dihancurkan oleh musuh. Tidak ada satupun dari karakter lain yang kampung halamannya tidak diserang.  Mayoritas alasan mereka ikut denganmu karena mereka pengen ikut saja. Tidak ada motif yang khusus.

Karakternya pun sangat klise dan stereotype.  Tidak ada yang memorable dan bahkan sangat mudah kau lupakan.  Kecuali si Akra, dia adalah best character in this game, bahkan dia punya chemistry romance dengan rodoug yang cukup sweet, this girl is best character in the game and this game kill her!

WTF!

Dia adalah karakter yang mengalami perubahan, belajar dari kesalahan dan mulai menjadi baik.  Tidak seperti Lloyd. Karakter ini benar-benar tidak punya sesuatu yang spesial. Saat kau memainkan game di mana karakter utama tidak mengalami pendewasaan, tidak mengalami perubahan sikap dan pandangan hidup, maka karakter itu bagi saya jelek.  Ingat bukan bagaimana karakter Luke, dari Douchebag menjadi hero sejati, dia pelan-pelan belajar dan ikatan dia sama karakter lain terbangun dengan baik.  Tidak untuk Lloyd, dia tidak peduli sama karakter lain.  Aku sempat melihat dia mulai menyadari sikapnya dan mencoba berubah, sayangnya di ending dia ga melakukan itu sama sekali.

Tidak ada twist yang benar-benar menarik sepanjang cerita, kamu bakal tahu semua yang bakal terjadi dari awal sampai akhir.  Ada beberapa adegan emosional yang terjadi di game, lebih parahnya lagi itu semua terjadi di dalam keadaan yang sama, saat sebuah desa dihancurkan. 

Villain di game ini pun tidak punya motif besar dan alasan kuat untuk melakukan world domination selain karena mau jadi yang terkuat dan menguasai power of god. Not interesting at all! 

Setelah Final Boss, game berakhir begitu saja.  Epilog tidak memuaskan, kamu cuma melihat setiap karakter pulang ke tempat asal mereka dan yang paling mengecewakan adalah si Lloyd! Lloyd memikirkan untuk mencari Wand of Kinan lebih dulu dari pada mengecek temannya yang sekarat akibat melawan final boss. Setelah dia dapat Wand of Kinan, dia pulang begitu saja tanpa mengucapkan salam perpisahan dengan teman-temannya.  Itu menyatakan tidak ada ikatan persahabatan berarti di sini.  Seolah mereka bersama cuma sekedar buat mengalahkan sang villain, tidak ada hal lain!

Game ini juga punya masalah parah dalam translasi.  Banyak translasi yang membuatmu bingung, bahkan ada joke-joke korea yang tidak tersampaikan dengan baik.  Ada bahkan NPC yang mengucapkan, "I wanna check my computer and browsing internet!"  Are you kidding? Tidak ada listrik dan internet di zaman medieval, Dude!

Plot di game ini sangat straight ahead, tidak ada sidequest, tidak ada tambahan apa-apa. Kamu hanya ikuti kemana game membawamu.Tidak ada eksploring. Saat kamu mau mencoba eksploring, karakter di dalam game akan mengatakan kau tidak boleh ke sana dan harus kembali ke tempat dimana plot seharusnya membawamu!

Sudah saatnya untuk Final Verdict. Astonishia Story saya berikan 3/10 This remake suppose to be not exist.  jangan berpikir untuk memainkannya, walau game ini hanya sebesar 20 MB.  Lebih baik kalian main Crimson Gem Saga, sekuel dari game ini dan ditangani oleh Atlus.

Jika kalian sudah terlanjur mainin, komen di bawah dan dengarkan apa yang dikatakan Yui di samping =>

Terima kasih sudah membaca review ini sampai jumpa hingga saya memikirkan sesuatu hal yang lain lagi.





3 komentar:

  1. Well, jadi kepikiran, karena battlenya berbau-bau strategi RPG, apa bakalan lama? Tapi dari review ini kayaknya nggak, ya? Yah ... mungkin belum selevel dengan Wild Arm series (terutama 4 dan 5), yang sedikit memasukkan unsur strategic-positioning dalam battle. Atau mungkin juga Grandia III.
    ---
    Yah ... sangat disayangkan game ini mencatut nama Lloyd sebagai MC. Padahal, di mata sejumlah fans RPG (terutama Tales series), nama Lloyd sudah terpatri sebagai si "merah kecil berpedang dua". Yang menurut saya, tentu saja jauh lebih bagus karakterisasinya dibandingkan Lloyd yang ini :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya yakin 1000 % jauh lebih bagus dari Lloyd di sini. Si Lloyd Duty!

      Hapus
  2. hum .. kukira dari covernya ini game bagus. ternyata kekny kurang ya :/

    BalasHapus