Selasa, 19 Maret 2013

What Zen Thinks about Maurin?

Membaca sebuah cerita dan juga belajar menjadi penulis?  That awesome.  And this is great book for you!


Judul : Maurin
Penulis : Reni Erina
Penerbit : Cokelat Kopi
Perancang Sampul : Alianto + CeKa Design
ISBN : 978-602-19464-2-8

Sang Peri Teenlit berkarya satu novel lagi, setelah ADSC (Album Dangdut dan Sekotak Cokelat) kini Mbak Reni menulis Maurin.  Cerita Maurin adalah kisah tentang Gea, cewek yang paling cuek sepanjang sekolah yang dia lihat hanyalah Tab-nya dan memainkan game terus-terusan untuk mendapatkan high Score. Namun, ada kewajiban seorang siswa untuk punya minimal satu ekstrakulikuler.  Gea yang punya masalah hidup di dunianya sendiri, jelas tidak cocok dengan semua Ekskul, akhirnya dia pun ikut-ikutan dengan temannya Sherly masuk ke ekskul Jurnalis.

Gea hanya masuk ke sana hanya untuk ikut-ikutan, dia cuek bebek dengan semuanya.  Bahkan dia tidak peduli dengan narasumber penulis yang terkenal bernama Maurin.  Yah dialah sang guru yang cantik, pesolek, centil, persis seperti sang penulis :D

Di situlah ceritanya dimulai.  Bagaimana si Gea bisa melunak dan mencintai dunia menulis.  Well, that is main idea.  Itu bukanlah sebuah spoiler, karena sudah dijelaskan sejak awal di sinopsis.  Tapi, proses ke sana adalah yang bisa dinikmati.

This is not just teenlit Story.  Itulah point plus di novel ini. Bukan hanya menceritakan kehidupan remaja yang tidak suka dengan dunianya selain game di Tab-nya.  Karakterisasi di novel ini juga Gea yang penyendiri dan gamerholic, Maurin yang centik dan pesolek, Sherly yang "Eh, tahu nggak..." Seto yang ramah dan dewasa.  Soal karakterisasi di sini semua memang punya sifat yang kontras.

Setting yang fokus pada ekskul dan sekolah juga terasa sekali.  Semua orang bersikap sebagaimana mestinya.  Namun gaya lebai dari beberapa karakter memang dirancang annoying dan sukses besar. Sikap Sherly memang dirancang begitu dan rasanya saya mau tip X semua kata 'Eh, tahu nggak'-nya dia! DX



"Sherly can you Shut Up!"
 Well, sejauh ini ada dua karakter over lebai yang dirancang oleh Mbak Erin yaitu, si Omaigot dan Eh, tahu nggak.  Walau si Sherly jauh lebih cerewet daripada si Omaigot.  Saya kadang mikir bagaimana kalau Sherly bertemu dengan Lea dari Bodyguard Bawel.  That's gonna be awesome.  Walau saya sih lebih memilih mendengar kebawelan si Lea dibanding Sherly, karena kadang penuh pengetahuan juga.

Membaca sambil belajar menulis.  Itulah yang diberikan novel ini, ceritanya simpel dan singkat.  Di sana dijelaskan apa saja yang kamu butuhkan dalam dunia menulis, bagaimana merancang plot, membuat karakter, soal plagiat, dan berbagai hal dasar-dasar menulis. 

I have fun read this book.  Karena bukan sekedar buku cerita. 

Sudah saatnya untuk Final Verdict, Maurin saya berikan 7/10 karena ini adalah novel yang bagus.  Namun, persiapkan dirimu pada Sherly! oke, oke!

Semoga kalian menikmati review ini, kita bertemu lagi jika saya memikirkan sesuatu hal yang lain lagi. 


3 komentar:

  1. Hahahah.....
    Aku memang ingin pembaca annoying sama "Eh tau nggak sih" Sherly, sebagaimana aku sendiri sebal banget sama "ohmaygot" Sophie.
    Bukuku berikutnya bakal ada yang lebih menyebalkan lagi dengan karakter over lebay dan sangat memuakkan :D

    Zen, aku merasa beruntung buku ini dipilih olehmu untuk direview.
    Jempol banyak buatmu dan sangat-sangat-sangaaatt terimakasih.

    BalasHapus
  2. Wah makasih, Mbak Erin sudah sampe-sampe komen di sini. Follow ya, Nggak akan ngecewain kok. :3

    BalasHapus
  3. Yeeee.... ada Bunda Erin juga, follow juga ah, bagus reviewmu, aku juga mau review ah*ikut2an* wkwkk blogku masih kosoongg melommmponnngg... blogku aku taruh di blogku deh :))

    BalasHapus